Jumat, 24 April 2009

Nasehat2 berharga dari guru saya, orangtua saya, Haji Alay

Waktu menunjukan pukul 17.00 hari selasa lalu
kami (saya dan dimas) sedang dalam perjalanan dari Pademanagan menuju Pondok Kelapa (rumah pak haji Alay) menaiki sepeda motor.
perjalanan ke rumah pak haji adalah dalam rangka amanah memberikan undangan pernikahan dari kang Agah

didaerah duren sawit, hujan turun dengan derasnya. pakaian menjadi basah kuyub. kemudian kita meneduh di Mcdonald. Ngeliat orang pada makan, laper juga, akhirnya makan juga disana.

Hujan tak kunjung henti, setelah Maghrib di McD, kira2 pukul 19.00 kita berangkat ke rumah pak haji.

Sosok pak haji alay adalah sosok teladan. Bagaimana tidak, beliau adalah pedagang sukses yang zakatnya nyaris 1 Milyar namun tetap hidup bersahaja, dan taat beribadah. Blio adalah orang yg low profile, tidak banyak bicara, tidak suka di expose, lebih memilih untuk beramal. itu pun secara diam2. wah, role model saya banget nih.. makanya jadi berasa deg2an untuk sekali lagi bertemu blio.

Bagi orang2 yg mengenal saya, pasti tahu pasti bahwa saya adalah orang yg hampir ga pernah deg2an. dalam kondisi se extrem apapun, jantung saya berdetak normal. Pernah ada orang marah2, teriak2 di depan saya, tapi jantung saya ttp normal. Tapi kali ini beda... saya selalu menahan nafas setiap pak haji alay berbicara.. seandainya tidak banyak orang, maka saya akan membiarkan air mata ini mengalir setiap pak haji alay berbicara..

Akhirnya tiba di rumahnya sekitar pukuk 19.30, dengan pakaian khas koko ala pak haji, beliau menyambut saya..
"eh adzan.. apa kabar.."
setelah masuk di ruang tamu, sapaan pertama blio yg membuat kami terkejut adalah...
"sudah shalat belum?"

Ya Allah, rasanya baru sekali dalam hidup saya dan juga dimas, ketika kami bertamu, hal yg pertama ditanya adalah shalat kami.. masya Allah begitu besar visi manusia agung ini.. dimas pun terharu..

Setelah shalat isya berjamah, pak haji memberikan kejutan lagi, belio memberikan kami sepasang kaos yang masih baru lengkap dengan bungkus2nya.
"ini bajunya yg basah diganti dulu.. kebetulan pak haji ada kaos"
masya Allah..

kemudian pak haji sendiri langsung menyuguhkan kami masing2 dua gelas minuman di ruang tamu nya..
ya.. pak haji sendiri yg menjamu, bukan sang nyonya, atau pembantunya.
"ini ada dua minuman, yg satu kopi habatusauda, yg satu teh hangat.. silakan"
masya Allah..

belum berhenti sepertinya kejutan dari pak haji
"ini dari wajahnya terlihat belum makan ya? yuk kita makan dulu seadanya"
saya pun menjawab
"sudah makan pak haji, tapi siapa yg menolak makan dari makanan yg terjamin keberkahannya karena dibeli dari rejeki yg dijamin kehalalan-nya.."

kami pun berpindah ke ruang makan,
beruntunlah kejutan dari pak haji
"seadanya ya.." kata belio..
wow... makanan lengkap mulai dari rendang, ikan balado, urab, tempe orek dsb..
"cuci tangan dulu, ini kobokan khas budaya arab, ulurkan tangannya, biar pak haji yg menuangkan airnya.."
subhanallah..

setelah itu pak haji sendiri yg menuangkan nasi2 ke piring2 kami..
"silakan silakan.."
speechless..

setelah acara makan itu, kami kembali ke ruang tamu..
kemudian pak haji berkata
"dulu pak haji nyuruh2 pembantu untuk melayani tamu, tapi setelah paham banyaknya kebaikan karena memuliakan tamu, sekarang pak haji sendiri yg melayani tamu, karena bagian dari memuliakan tamu"
masya Allah..

setelah menjelaskan tentang maksud menyampaikan undangan itu, saya pun berpikir.. kemudian bicara dalam hati
"wah sayang nih udah ke rumah pak haji, tapi ga dpt nasihat"

aduh bersambung dulu.. maaf ada tamu nih heheh nanti disambung lagi tulisannya

2 komentar:

Heppy dwiyanto mengatakan...

wah..mantap bener pak Haji ya. Belum pernah ketemu orang seperti beliau. Nanti di-share nasihat-nasihatnya ya Boz. Biar orang2 kuper seperti saya bisa juga menimba pelajaran..hehe. Thx.

Anonim mengatakan...

jazaakumullah khair pak haji adzan

-agah-