Minggu, 09 September 2007

Kamikaze Berbisnis

Kita flashback ke masa perang dunia kedua. Setingnya adalah ketika Jepang mencoba mengusir Amerika di Pulau Okinawa. Kala itu Jenderal Ugaki memberikan propaganda dengan strategi kamikaze. Bahkan ketika Jepang terdesak sekalipun, ketika pulau utama terancam, wanita-wanita Jepang dilatih berperang dengan hanya menggunakan tongkat!

Ketika itu di kubu Amerika hanya berucap, "Tidak ada gunanya kita menyerang pulau utama, karena setiap rakyat Jepang akan rela mati mempertahankannya". Luar biasa, Jepang memberikan semua yang ada demi cita-citanya. Totalitas perjuangan..

Begitu juga yang terjadi di bumi Andalusia. Ketika pasukan Thariq bin Ziyad mendarat, semua kapal langsung dibakar, ia pun berorasi, "Tidak ada lagi jalan kembali, hanya ada kemenangan atau kematian!!" bahkan dengan jumlah pasukan yang sedikit, Andalusia bisa ditaklukan.

Apa yang bisa kita refleksikan ke dalam dunia bisnis? ketika semua rencana telah matang, feasibility study sudah jelas, semua infrastruktur sudah mendukung, maka tinggal mantapkan niat dan kemudian ber-kamikaze!!

Maka ketika kita memutuskan menjadi pengusaha, "bakar" semua impian kita untuk kembali menjadi karyawan! jangan lagi menoleh ke belakang. Bahkan saya pernah berjanji sama teman, jika pada masa ke depan saya tidak mendapat apapun dari hasil usaha saya, saya tetap tidak akan menjadi karyawan. Salah satu tokoh yang saya kagumi, Pak Haji Alay, pernah berkata bahwa uang Rp5000 yang dihasilkan dari berdagang, jauh lebih berharga dari uang Rp5jt yang didapat dari gaji, tangan diatas selalu lebih baik daripada tangan dibawah...

Mari kita pelajari bagaimana para orang-orang kaya di dunia melakukan kamikaze-nya...
- Kolonel Sanders ber-kamikaze menawarkan ayam gorengnya ke 1007 restoran yang menolaknya...
- Bill Gates ber-kamikaze dengan memilih DO dari Harvard
- tambahkan sendiri contoh yang lain..

Pertanyaannya, sudahkah kita ber-kamikaze (baca: totalitas) dalam mengembangkan perusahaan kita?

Saya jadi teringat ketika dulu ingin belajar bermain saham. Guru saya kala itu bertanya, "Mas, punya waktu berapa banyak dalam sehari untuk di investasikan di bidang ini?"

Nah, hal itu berlaku general di semua bidang. Berapa banyak waktu yang kita investasikan untuk perusahaan? untuk memikirkan kemajuan perusahaan? untuk kesejahteraan karyawan? untuk memilih strategi yang tepat? untuk terus menggali ilmu? untuk baca buku dan mengikuti seminar?

Beranikah kita mengorbankan kesenangan-kesenangan kita untuk kamikaze ini?
mengurangi jam tidur kita?
mengurangi waktu liburan?
mengurangi dugem, pacaran?
mengurangi bermain game?
mengurangi nonton televisi?

Memang, pilihan ada ditangan kita.
Akhir dari kamikaze adalah selalu sebuah kemenangan, pasti!
Maka jangan pernah iri dengan kemajuan yang dicapai rekan-rekan kita.
Karena pembedanya jelas, mereka ber-kamikaze, sementara kita bermalas-malasan...

Sekarang masih ada waktu,
mari ber-kamikaze!
dan raih kemenangan!

Semoga berguna
wassalam

1 komentar:

Anonim mengatakan...

saya kurang stuju mas dengan statement "pernah berkata bahwa uang Rp5000 yang dihasilkan dari berdagang, jauh lebih berharga dari uang Rp5jt yang didapat dari gaji"..

kalo saya digaji karena profesi saya sebagai pengajar,, saya membagi ilmu yang saya miliki,, dengan kompensasi gaji sebagai pengganti waktu saya yang terpakai untuk berbagi ilmu alih2 berdagang menghasilkan uang untuk hidup..

bukankah itu lebih mulia..??

kalo semua orang berbisnis,, siapa yang akan menjadi karyawan para pebisnis itu..??

saya hanya ingin mengatakan maksud saya disini adalah,, setiap orang punya peran yang berbeda2 dalam hidup ini,, setiap orang punya bakat yang berbeda2 dalam hidup ini,, "kamikaze" lah dalam segala hidup anda,, apapun pekerjaan anda..

jika anda karyawan,, majukan perusahaan anda agar kelak menjadi perusahaan yg berguna bagi banyak orang..

maaf jika "sok tau.."
wassalam..