Rabu, 06 April 2011
Sebuah Organisasi Paripurna
Organisasi Paripurna
Kita semua sepertinya sepakat bahwa berorganisasi itu sulit, dan tidak mudah. Dari mulai level terkecil berupa keluarga, hingga organisasi besar level Negara. Penulis sendiri baru belajar berorganisasi ketika belasan tahun lalu dipercaya memimpin OSIS di SMU 14 Jakarta, hingga kemudian ber-organisasi dengan mendirikan beberapa perusahaan, dan juga bersama teman-teman mendirikan organisasi bernama Forum Bisnis (FORBIS) dimana penulis dipercaya sebagai ketua nya.
Memimpin keluarga, ataupun perusahaan, jelas lebih mudah dibanding memimpin organisasi seperti partai ataupun FORBIS. Tingkat kesulitan tertinggi adalah ketika kita memimpin para “jenderal”. Di tambah secara usia pun, penulis terbilang yang paling muda.
Saya pernah teringat kata-kata Chairul Tanjung ketika beliau bercerita tentang susahnya memimpin para “jenderal” diawal beliau mendirikan Transcorp. Saat itu beliau mengumpulkan para “jenderal” yang memang ahli dibidangnya.
Belum lagi melihat rumitnya memimpin organisasi bernama Negara. Semua orang berebut menjadi presiden, menteri, anggota DPR, dll. Tak jarang dengan menghalalkan segala cara. Salahnya dimana?
Penulis mendapat inspirasi tulisan ketika sehabis shalat magrib di Mall Artha Gading, sesaat sebelum pertemuan dengan ibu Yulia Astuti (Franchisor salon muslimah Moz5), Mas Ary nugroho, ibu Paramita Suri (istri penulis, owner Chocolata), Mas Donnykris (owner winnertech), dan mas Dudi. (Alhamdulillah bisa bersilaturahmi dengan orang-orang hebat). Tulisan ini harusnya menginspirasi kita tentang bagaimana menciptakan dan membentuk sebuah organisasi yang baik. Sekalian untuk update blog penulis http://adzan101.blogspot.com yang sudah lama tidak terupdate :)
Sadarkah kita bahwa Allah yang Maha Tahu telah menciptakan dan mengajarkan kita tentang sebuah organisasi yang paripurna. Dimana system ini telah berjalan 14 abad, dan tidak ditemukan Bug ataupun error?
System organisasi yang sangat sempurna itu bernama Shalat Jamaah!
Apa buktinya?
1. Ketika penulis shalat jamaah di Mall tsb (seperti shalat jamaah di tempat umum lainnya), tidak ada yang berebut jadi imam. (beda dengan pemilihan presiden). Tidak ada money politic menjadi imam, tidak perlu memakan korban. Subhanallah
2. Organisasi shalat ini telah teruji selama 14 abad! Bugs-free. Tidak ada perubahan semenjak abad ke-7. Perusahaan/Organisasi Coca-cola eksis untuk berapa abad? 2-3 abad? Ini 14 abad bung! Dengan standarisasi yang sama dan tidak berubah. Dahsyat bukan? Subhanallah!
Harusnya bisnis-bisnis franchise mengambil inspirasi tentang bagaimana sistem ini bisa bertahan lebih dari 14 abad. dengan standarisasi yang selalu sama. ayooo cari penyebabnya!
3. Bahkan system ini bukan hanya teruji ketika dijalankan oleh 1-2 orang. Tapi ketika di aplikasikan untuk jutaan orang secara langsung (misal shalat jamaah di masjidil haram ketika musim haji), tetap bugs-free! Tidak ada error sama sekali! Paripurna! Subhanallah!
Bandingkan dengan organisasi yang manusia buat. Hanya mengurus 1-2 orang saja bisa ribut. Dan ketika kita berhasil organisasi yang bagus, good governance, untuk 2-3 orang, belum tentu akan berhasil jika diterapkan untuk 1 juta anggota. Betul bukan?
4. Coba lihat juga control system pada organisasi bernama shalat ini. Ketika imam salah bacaan, jamaah ada yang membenarkan. Yang di kritik tidak marah, yang mengkritik pun tidak menjatuhkan imam. Luar biasa bagaimana Allah mengatur secara detail, Subhanallah!
5. Lihat juga ketika imam lupa gerakan, jamaah pun mengucap “Subhanallah” (Maha suci Allah). Bahkan jamaah memuji Allah. Imam pun tidak malu untuk mengakui kesalahannya dan kembali ke koridor yang benar. Subhanallah!
Ini seharusnya menginspirasi kita semua. Bahwa yang menjadi panglima kita adalah AD/ART organisasi/perusahaan yang telah disepakati bersama. Jika kita di posisi imam, ketika kita khilaf, keluar dari koridor yang berlaku, maka seharusnya legowo untuk “diluruskan”.
6. Lihat juga ketika imam batal shalatnya, misalkan mengeluarkan hadats (baca : kentut). Apakah imam tetap mempertahankan posisi nya? Luar biasa ketika system yang Allah ciptakan ini membuat imam secara sukarela mengundurkan diri. Ajaib bukan? Wahai orang-orang yang berfikir? Subhanallah!
Bahwa ada kesepakatan di organisasi/perusahaan kita untuk tidak korupsi misalnya. Ketika pimpinan korup, ya harus terima kalau system yang memecat anda. Sayangnya prinsip ini justru sering dianut oleh Negara Jepang. Ketika menterinya tidak bisa mempertanggungjawabkan uang yang nilainya dibawah Rp 10jt, menteri langsung mengundurkan diri. Hikmah shalat berjamaah ini justru dipahami oleh mereka :)
Hal ini pun pernah saya lakukan di salah satu bisnis saya jasa setup warnet, www.warnet-alpha.net Ketika imam saat itu “kentut” ya beliau batal menjadi imam. Tanpa ada rasa dendam, marah, dll. Karena telah menyepakati aturan awal tentang “shalat jamaah” dan hal-hal yang membatalkannya.
7. Dan lihatlah mekanisme pergantian imam jika ia batal. Ketika sebuah system telah paripurna, SOP telah disepakati untuk secara komit dijalankan, maka tidak penting lagi siapa yang menggantikan imam. Ketika system telah menjadi “panglima” Lihatlah bagaimana imam hanya menarik jamaah di belakangnya, tanpa melihat siapa orangnya, untuk kemudian melanjutkan kepemimpinan organisasi bernama shalat berjamaah ini.
Apakah jamaah lain ada yang protes? Apakah sang imam bernepotisme dengan mencari keluarga nya untuk menggantikannya? Apakah ada kolusi? Ga pernah ada tuh ceritanya jamaah shalat bubar ketika imam batal.. Subhanallah!
8. Diluar itu, lihatlah bahwa imam memiliki hak preogratif. Memilih bacaan surat yang ia suka. Adakah makmum yang protes? Misalkan imam membaca al-ikhlas, makmum menginginkan baca an-naas, pernahkah ada makmum yang protes di tengah-tengah shalat jamaah? Tidak ada! Subhanallah!
9. Ketika AD/ART, SOP, system, apapun namanya, sudah menjadi “panglima” pernahkah kita melihat makmum yang mbalelo? Misalkan imam sudah rukuk, tiba-tiba makmum sujud. Tidak pernah ada. Subhanallah! Ada hal-hal prinsip tentang leadership, bahwa tentang hal tertentu kita harus menghargai dan menaati imam. Selama imam tidak salah bacaan, salah gerak, dan tidak “kentut”.
10. Imam shalat jamaah memang memiliki banyak keutamaan. Tapi imam juga menanggung dosa seluruh jamaah apabila ia melakukan kesalahan. So, jelaslah bahwa shalat jamaah mengajarkan bahwa imam/pemimpin itu adalah amanah. Tanggung jawab nya berat..
11. Imam berdiri paling depan. filosofinya pemimpin harus melindungi jamaahnya. Imam melakukan gerakan, baru memberi aba-aba "Allahu akbar" supaya makmum mengikutinya. filosofinya adalah pemimpin harus memberi contoh terlebih dahulu, harus menjadi teladan.
12. Walau begitu Allah tetap memberikan guidance/pendekatan untuk tatacara pemilihan imam. Melalui lisan Rasul-Nya, “Yang menjadi imam shalat bagi manusia adalah yang paling baik bacaan kitabullahnya (Al-Quran Al-Karim). Bila mereka semua sama kemampuannya dalam membaca Al-Quran, maka yang paling banyak pengetahuannya terhadap sunnah” (HR. Jama’ah kecuali Bukhari).
Artinya, imam adalah yang paling berilmu. Ketika kita mau menunjuk menteri pendidikan, ya yang ilmunya paling mumpuni di bidang pendidikan. Ketika kita mau menunjuk menteri keuangan, ya harus yang paling ahli. Tapi ingat, tetap di dalam koridor. Kalau “kentut” ya batal, dan segera diganti. Luar biasa bukan?!
Subhanallah! Subhanallah! Subhanallah! Betapa Allah yang Maha Tahu telah mengajarkan kita tentang berorganisasi yang sempurna. Tidakkah kita berpikir dan mengambil pelajaran?!
Maha Benar Firman Allah,
“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agama kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kalian kepada-Ku. Pada hari ini Aku telah menyempurnakan untuk kalian agama kalian, telah mencukupkan atas kalian nikmat-Ku, dan telah meridhai Islam menjadi agama bagi kalian “(QS al-Maidah [5]: 3).
Hikmah yang bisa kita petik
- Bikinlah AD/ART, SOP, Sistem serapi dan sedetil mungkin. Musyawarahkan, disepakati dan komit bersama
- handle error nya, bikin exit strategy jika ada yg deadlock (misalkan imam "kentut") dll.
- Jadikan sistem sebagai panglima, bukan kultus individu. Ketika kita memimpin jamaah shalat, bahkan ketika presiden menjadi makmum, ya harus nurut sama imam shalat toh.. tidak ada perlakuan khusus..
- tambahkan ya...
Sekian dulu deh, tulisan ini masih versi beta. Nanti akan penulis lanjutkan. Jika ada yang mau menambahkan, nanti akan saya tambahkan. Penulis sedang belajar untuk berorganisasi yang baik, terutama dalam memimpin perusahaan. (twitter : @adzan101)
diizinkan untuk menyebarkan tulisan ini dengan memberikan link sumbernya :)
beberapa tambahan :
dari emasestu :
bicara ttg sholat jamaah... sejak dr waktunya, adzannya, iqomahnya, persiapan mau wudlhu... kalo di mesjid mau wudhlu juga ngantrinya tertip,gak ada yang rebutan, kadang malah disodor sodori untuk duluan.
dari mbak yulia astuti :
Jama'ah shalat itu baru bisa jalan kalo semua udah tau tata cara shalat ya.Bagi yang belum tahu, ya ikutin aja dulu gerakan imam. Jangan sampe, pas rukuk, nanya sama imam, kenapa harus rukuk, bacaannya gimana, dll. Nanti kalau udah selesai shalat baru nanya imam-nya
Langganan:
Postingan (Atom)