Selasa, 24 Februari 2015

Passion, Expert, Value, Love, and always Limited




Jadi ceritanya pada suatu malam melewati satu jalan di condet dan melihat ada keramaian. Rupanya ada tukang durian gelar lapak di depan rumah warga, dikerubungi para pelanggan. Saya pun yang tadinya hanya lewat, ikut penasaran, gabung dengan kerumunan pemangsa durian tersebut.

Sang penjaja durian adalah sepasang suami-istri asal jawa, usia sekitar 40 tahun. Bawa motor berisi keranjang durian penuh, kemudian digelar di pinggir jalan begitu saja. Saya perhatikan satu persatu transaksi tukang durian dengan para fans-nya yang jumlahnya belasan itu.

Passion
Terlihat pasangan suami istri bahagia sekali melayani pelanggannya satu persatu. Selalu senyum, tertawa dengan tulus. Terlihat bedanya dengan pedagang-pedagang pada umumnya, yang senyumnya penuh arti karena mata duitan hehe.. Yang ini senyumnya asli terlihat tulus, sangat menikmati profesinya. Masya Allah, semoga Allah memberkahi mereka berdua. Paling senang orang yang bekerja dengan senyum tulus. Energi positifnya PASTI menular ke customer, dan itu sangat disukai customer.

Expert
Terlihat seorang customer bertanya,
"Mas, coba tunjukin, gimana caranya pilih duren bagus dengan hanya pegang saja?"
"Oh jadi begini pak blablabla... kalau duren itu harus blablabla.." jawab tukang durian dengan sangat meyakinkan.
"Nah, kalau duren yang ini pasti bagus..." kemudian dibuka sedikit duriannya, pelanggannya disuruh mencicipi..
Wih.. ekspresi pelanggannya merem melek hehe... langsung lah dibungkus duriannya oleh pelanggan tersebut

Value
"Jadi kita hanya menjual durian terbaik mas...." kata tukang durian tersebut dengan rendah hati dan senyum jawa khas nya... tentunya beda kalau kalimat tersebut diucapkan sama jenis pedagang kecap nomor satu hehe...

"Pas durian datang dari palembang, kita dapat jatah untuk ambil 300 buah, tapi kita gak mau ambil semua. Suami saya tetap sortir, walau akhirnya cuma dapat 100 saja. Tapi gak apa-apa, yang penting kita cuma mau jual yang bagus saja". Kata istri tukang durian dengan bahasa jawa yang halus...

"Duriannya di buka disini aja, jadi kalau isinya tidak bagus, langsung bisa ditukar dengan yang bagus. Gak usah ngerasa gak enak, memang kewajiban saya untuk kasih durian yang bagus ke bapak" tambah sang istri.

"Jadi harga duriannya agak mahal sedikit gak apa-apa ya mas? soalnya memang kami sortir.."
"Ah gak mahal kok bu, sama aja harganya dengan pedagang di pasar induk..."

Love
Pelanggan lainnya menyahut
"Saya sering ditipu bu sama pedagang durian di pasar, udah beli mahal-mahal 80ribu, eh ga taunya dalemnya jelek semua..."

"Oh kalau disini dijamin mas.. justru karena kita kasian banyak orang yang kecewa dapet durian jelek, jadinya kita selalu sortir. Saya juga bingung sama pedagang-pedagang, kok ya tega jual durian jelek ke pelanggan.. saya mah ga tega..."

"Jadi memang sisa sortiran kita itu yang dilempar ke pedagang-pedagang itu mas"

Limited
Desss... ludes habis langsung durian dagangannya...
"Ya beginilah mas.. durian bagus memang gak banyak... kalau kita mau cari untung banyak mah bisa aja saya bawa durian banyak. Tapi kita cuma mau jual durian bagus. Jadi sedapatnya ya cuma segini... Kasian juga ya banyak yang gak kebagian"

Wihh speechless betapa sepasang suami-istri ini menginsipirasi. Betapa care, detail.
Sebenarnya ya, hal-hal yang sukses dalam skala mikro, secara logika sebenarnya hanya tinggal memperbesar skala saja untuk di aplikasikan pada makro. Misalnya luas lapaknya diperbesar, pegawainya ditambah dengan catatan memiliki spirit yang mendekati owner, jangkauan jualannya diperluas via buka cabang atau online. Tapi sayang hal-hal seperti ini gak kepikiran oleh kebanyakan orang. Atau memang gak mau?

Lima hal diatas juga ada pada diri klien saya, tim Petshop Calico, dan Cattery milik istri saya.
Dalam hal passion, pak Dendy dan tim benar-benar penuh kebahagiaan dalam menjalankan bisnisnya. Sering terlihat becanda, senyum, tertawa, baik sesama anggota tim ataupun kepada customer. Memang mereka semua para pecinta hewan, jadi sangat mudah berbisnis petshop. Begitu pun istri saya dan tim, bekerja tidak kenal waktu, nyaris tanpa libur, bahkan cattery girl nya bisa sambil shalawat Nabi ketika membersihkan kucing setiap hari hehe

dalam hal expertise, mereka sangat-sangat expert. Memberikan masukan tentang cara perawatan anjing dan kucing kepada customer, makanan kucing, bahkan hewan-hewan lainnya. Tak cuma itu, mereka pun selalu meningkatkan expertise nya setiap waktu. Dengan mengikuti seminar-seminar tentang hewan peliharaan, workshop, buku-buku dan literatur asing, dan lain-lain. Karena kebetulan dunia petshop dan cattery banyak yang beririsan. Banyak yang bilang kalau istri saya kini telah menjadi salah satu orang yang paling expert dalam hal kucing di Indonesia.

Value ga usah ditanya, dari mulai ramah, lengkap, free ongkir, hadiah langsung, diskon, apa aja yang bikin pelanggan senang. Karena dulunya pak dendy juga customer, seringnya dijutekin sama petshop owner hehe... ditambah stok barang yang tidak lengkap, harga mahal, combo deh gak enaknya. Pak dendy tentunya tidak mau mengulangi experience itu ke pelanggan-pelanggannya.

Cintanya ke customer juga tidak perlu diragukan. Sampai petshop nya jadi rumah kedua buat customer, dari mulai curhat asmara (buat customer yang abege), curhat karir, bisnis, pokoknya apa saja dibahas disana. Pun value prabu cattery yang cuma mau breeding kucing persia dengan kualitas terbaik, dengan perawatan terbaik.

Limited? Ya pastinya. Program-program promonya selalu limited. Misalkan lelang setiap hari yang hanya 1 item. Open house yang terbatas bagi yang datang langsung ke petshop, dan lain-lain


Sama halnya dengan Prabu Cattery, kucingnya limited... itupun seringnya menolak banyak calon adopter kalau dirasa tidak cocok.

Kembali ke tukang durian, jadi bedanya tim pak Dendy dengan tukang durian tersebut adalah, petshop calico willing untuk menjadi besar, punya visi, dan didampingi konsultan berpengalaman. Insya Allah tinggal tunggu waktu suksesnya.

Semoga hari ini penuh berkah untuk kita semua
Saya mau lahap durian dulu hasil borong semalam heuheu