Jumat, 11 Mei 2007

sebuah bukti

ia sangat kuat
layaknya paku bumi terpancang
tak goyah

ia berdiri sendiri
tanpa penyangga ia tegak

ketika berharap
mendapat sinar mentari untuk tumbuh
namun sinarnya tak kunjung datang
asanya bertahan, demi sebuah cita
ia tumbuh dalam kegelapan

kala hati goyah
menyaksikan tumbuhnya kekuatan
yang dipupuk sinar
sang waktu datang mengingatkan
hati ini harus mencari
sinarnya sendiri

sudah lama sinar itu menerangi
menghangatkan, nyaman, menyejukan
bahkan kini terasa lebih
dan menjadi bukti...

jangan menangis
disana masih banyak sinar lain
untuk tumbuh lebih kuat
sinar dahulu tidak membuatnya lebih kuat

tunas-tunas

pohon yang telah senja
sedang tertunduk lesu
usia memang sudah menggerogotinya
bumi mengelukan namanya

dulu ia gagah
segenap hutan ia lindungi
dari hujan dan panasnya terik

kini geraknya lamban
bahkan dirinya tak terlindung

rayap-rayap datang
menemaninya untuk berpisah
atau justru mempercepatnya?

tapi kita semua menyaksikan
tunas-tunas baru telah tumbuh
seolah tugas telah diwariskan
untuk generasi yang lebih kuat

sudah menjadi hukumnya
bahwa yang lebih baik akan menggantikan
tumbuhlah kuat wahai tunas-tunas baru

47 Ronin

Buku ini menceritakan tentang kesetiaan 47 orang samurai yang dipimpin Oishi untuk membalaskan kematian tuannya..

Setting buku ini adalah era ketika cucu dari shogun tokugawa memimpin Jepang. Kala itu sang shogun tidak memiliki anak, yang menyebabkan ia bertanya kepada seorang biksu perihal kegagalannya tersebut. Kemudian sang biksu menyalahkan sang shogun yang sering membunuh binatang sehingga mendapat kutukan tidak memiliki anak...

Seketika itu juga shogun membuat undang-undang yang melarang pembunuhan terhadap semua makhluk hidup. Apalagi anjing, karena anjing adalah shio dari sang shogun. Maka pemandangan malam di Edo penuh dengan lolongan anjing-anjing liar.. bahkan pemandangan hukuman mati menjadi hal yang lumrah. Hukuman mati ini dijatuhkan bila kita membunuh seekor anjing, dengan alasan apapun..

Yang lebih parah adalah ketika petani tidak bisa membunuh hama tanaman dikarenakan pelarangan tersebut. Bisa ditebak, petani jadi miskin, gadis-gadis dijual ke kota untuk dijadikan wanita penghibur... pengangguran dan kemiskinan dimana-mana...

Kondisi buruk tersebut ditambah dengan bangsawan-bangsawan busuk lagi penjilat yang berada disekitar shogun. Tidak kuat dengan kondisi tersebut, akhirnya Lord Asano (salah satu daimyo atau penguasa daerah) membunuh salah satu penjilat shogun yang menyebabkan ia dipaksa melakukan seppuku (bunuh diri secara terhormat) oleh sang shogun...

Setelah dilakukan penyitaan terhadap tanah dan pengasingan terhadap Lady Asano, para pengikut Lord Asano tidak tinggal diam. Selama dua tahun mereka tetap teguh untuk membalaskan dendam tuannya walaupun hidup dalam penderitaan dan kemiskinan. Slogan mereka yang tak rela hidup dibawah langit yang sama dengan pembunuh tuannya, menjadikan balas dendam sebagai tujuan utama mereka, walau taruhannya nyawa sekalipun..

Dan dari semua prajurit, hanya tersisa 47 orang untuk membalaskan dendam tuan-nya sekaligus mengungkapkan bentuk protes mereka atas kebijakan-kebijakan shogun yang sangat tidak manusiawi.. mereka ini dicatat sebagai pahlawan-pahlawan Jepang hingga saat ini...

Luar biasa, buku ini mengajarkan kita tentang sebuah kehormatan dan kesetiaan. Dua hal yang telah lama hilang dari bangsa kita ini. Bangsa ini sudah banyak yang tidak memiliki rasa malu untuk menghapus kehormatan dirinya dengan tindakan korupsi yang nyata.. Bangsa ini sudah kehilangan kesetiaan terhadap orang-orang yang mempercayainya... bahkan dirinya sendiri!

Namun begitu kita sedang berproses, jangankan 47 orang, saya yakin di Indonesia ini, jumlah orang yang sudah sadar akan perannya melebihi 47 orang... dan jumlah itu masih terus bertambah.. akankah kita sedang menuju kejayaan seperti yang Jepang rasakan sekarang? jawabannya adalah Pasti! kita bisa! kita mulai dari diri kita sendiri, kita jaga kehormatan dan kesetiaan kita untuk bangsa ini!

Rabu, 09 Mei 2007

arti kebebasan

ketika kebebasan datang
mengawali langkah-langkah kecil ini

ketika pintu itu dibuka
air datang tumpah meluap
tak tertahan

kemudian benak bertanya-tanya
apakah ia air keabadian?
tumpahan sedih kini bercampur

ketika semua tertunduk
hingga yang terinjak pun takluk
semua tidak berguna
semua tidak berguna
itu bukan kebebasan sejati!

berapa banyak yang terinjak
hati ini tak henti bertanya
semua menjadi berguna
ketika belenggu dilepas
ketika semua belenggu dilepas
hingga semua terbebas

semua menjadi sama
yang terinjak dan diinjak
semua tertunduk, bersujud

diri hanya terus berjalan
tapak demi tapak
untuk menyambut kebebasan sejati
dimulai dari langkah
langkah yang kecil ini...

bersama menakluk bukit

bersama kita mendaki bukit
walau terasa curam
bersama kita bahu-membahu

jurang yang dalam menertawakan
menunggu kita lengah
untuk kemudian ditelan olehnya

angin kencang menggoda
hujan dan petir seperti berpesta
mengikis bebatuan
akankah hilang pegangan?

bukit yang culas!
seolah ia memilih,
seolah ia tak rela
untuk didaki orang-orang pemalas!
orang yang lalai!
tak terhitung berapa menjadi korban

izinkan kami menaklukanmu,
hai bukit hina!

Selasa, 08 Mei 2007

syukur

debu-debu beterbangan
mengiringi denyut kehidupan
dahaga menyapa ditengah terik
tapi mengapa ia tak nampak

oase menjadi sebuah impian
seperti kompas yang menentukan arah

tiba-tiba oase terlihat
dahaga ini telah terbasuh
sejuk hingga ke hati
akankah diri serakah?

diri yang merindukan oase
seperti makhluk yang merindukan nyawanya

syukur pun terucap
energi baru datang
seolah terlahir kembali

jalan itu semakin terbuka
arahnya mulai menjelas
terlihat jejak tapak itu
dari situ kita akan memulai
kini harus dilanjutkan
hingga jejak kita diwariskan

rindu dirinya...

ia datang tiba-tiba
secepat kilat
pesona yg tertambat kuat
tidak mudah terlepas

selalu ingat dirinya
ingin memeluk dirinya
menangis di hadapan
bersandar padanya

kerinduan ini begitu kuat
seolah menunggu tertumpah

keanggunannya
senyumannya
ketenangannya
kecerdasannya
rasa sayangnya

izinkan aku untuk bertemu
izinkan aku untuk menyingkap tabir
dan menatap wajahmu

Jumat, 04 Mei 2007

cahaya itu datang..

bumi tua yang selalu ditapaki
semua seperti bayang
dunia yang tanpa arti
sebelum akhirnya cahaya datang

sinarnya terang, hangat..
perlahan tapi pasti melahap kegelapan
siapa yang sangka apa dibalik semua

langkah kecil telah memulai
memulai jutaan langkah panjang
apakah diri siap menerjang
memikul beban ini
langit kelam,tangisnya tak tertahan

satu per satu ia datang
pedang-pedang keteguhan melawan
hingga asa bertahan
menanti tiba masanya pembebasan

gadai...

hidup yang telah tergadai
mendengar langit lantang menyadarkan
tiga puluh atau empat puluh tahun
harga yang tidak mahal
tidaklah lama
untuk digadai keabadian

dimanakah kebadian?
dimanakah kepastian?

Selasa, 01 Mei 2007

4 Kuadran Pekerja kata Pak Adi Prayitno..

makasih ya pak adi atas tambahannya :)

Ass. Wr. Wb.
Artikel anda menarik. Saya hanya menambahkan sedikit ya..........

Pengalaman FedEx (perusahaan pengiriman terbesar di dunia milik Frederick W. Smith) merupakan contoh terbaik dalam pengelolaan manusia (SDM)

FedEx mencanangkan 3 filosofi dasar yaitu manusia, pelayanan, dan laba. Manusia ditempatkan pada pondasi utama dalam menunjang pilar bangunan perusahaan. Dalam arti kata, pelayanan prima kepada konsumen untuk mendapatkan laba optimal hanya akan terjadi apabila didukung oleh pekerja yang terampil, cerdas, cekatan dengan nilai-nilai moral yang tidak dipertanyakan lagi.

Dalam mengelola Manusia FedEx menetapkan 6 prinsip utama:

Tidak ada PHK
Jaminan perlakuan yang adil
Promosi dari dalam
Kebijakan Manajemen terbuka
Penelitian, umpan balik, dan tindakan
Pembagian keuntungan yang proposional.

Dengan nama besarnya, FedEx telah membuktikan kepada masyarakat dunia bahwa mengelola manusia merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi bagi pencapaian optimal kinerja perusahaan

Bagaimana pengelolaan manusia pada perusahaan umumnya di Republik Mimpi ini ?
Pengelolaan manusia di Republik ini merupakan wacana baru, mungkin sudah basi melihat geliat bisnis yang sudah berlari kencang.

Idealnya ketika pasar semakin global, persaingan bertambah ketat, teknologi mengalami revolusi, dan perilaku konsumen semakin majemuk, pengelolaan manusia sudah tidak diperbincangkan lagi.

Namun melihat kinerja pekerja di banyak perusaah di Republik Mimpi yang masih dipertanyakan, alhasil mengelola manusia patut dikedepankan.

Apabila bila dibandingkan dengan Negeri Dongeng Malaysia, Singapura, Thailand, dengan segala hormat dan maaf, pekerja kita paling kalah bersaing alias berkinerja paling rendah.

Berdasarkan banyak kasus pekerja dapat dikelompokan dalam 4 kuadran :

K1 = Tinggi kemampuan Rendah motivasi.
K2 = Tinggi Kemampuan, Tinggi Motivasi.
K3 = Rendah kemampuan, Tinggi motivasi.
K4 = Rendah kemampuan, rendah motivasi.

Masing-masing kuadran ini memiliki cirri tersendiri sehingga cara pengelolaannya berlainan
Misal : K1 = Tinggi kemampuan, rendah motivasi. Biasanya ditempati pekerja lama. Mereka mempunyai keahlian yang luar biasa, namun karena banyak mengalami kekecewaan maupun sikap negative lebih besar ketimbang sikap positip, pekerja kan malas bekerja. Motivasi mereka berada pada titik nadir.

Kasus K1, perusahaan mengalami dilemma. Mau memecat terasa berat karena keahliannya belum tentu dimiliki pekerja lain, mau dipromosikan perusahaan terganjal semangatnya yang loyo.

Jalan keluarnya agar win-win solution adalah melakukan konseling pada pekerja tersebut agar kekecewaan dipinggirkan dan motivasi ditingkatkan.

Kebalikan K1 adalah K3 = Motivasi tinggi, kemampuan rendah, terjadi pada pekerja baru (lulusan baru).

Dengan segudang ilmu dari kampus dan semangat luar biasa karena lolos seleksi ketat, mereka punya motivasi luar biasa. Hanya segudang ilmu kampus itu tersa hambar karena tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

Cara terbaik untuk mengelola mereka adalah melalui proses coaching (pembelajaran), agar mereka mampu dan trampil dalam bekerja.

K4 merupakan sumber penyakit perusahaan , karena kemampuan terbatas dan motivasi kerjanya tidak jelas. Alasan pekerja berada pada kondisi ini ada beberpa kemungkinan : salah rekrut di awal proses seleksi, sikap tidak mau belajar, merasa imferior, atau dpat juga lingkungan perusahaan tidak mendukung. Jalan paling mudah adalah mem PHK, namun ini tidak bijak, Jalan terbaik adalah manajemen harus ekstra aktif mengelolanya dengan cara konseling sekaligus coaching.

Kebalikan K4 adalah K2 = pekerja yang tinggi kemampuan , tinggi motivasi. Ini pekerja ideal namun tidak mudah mendapatkan pekerja ideal ini. Cara mengelola pekerja demikian adalah promosi. Peningkatan karir merupakan sebuah kepantasan yang tidak layak untuk ditunda.

Posisi K1 dan K4 memang merupakan pekerjaan rumah yang berat bagi perusahan. Menggiring mereka menjadi K2 memerlukan strategi khusus yang perlu dilakukan terus menerus.

Tidak seperti K3 dimana perusahaan tinggal memberi pelatihan dan kemampuan tehnik, maka K1 dan K4 layak diubah sikap (paradikma) mereka dalam memaknai pekerjaan.

Salah satu cara untuk mengubah sikap pekerja K1 dan K4 adalah memberikan tanggung jawab yang lebih disertai penghargaan layak, karena naluri paling purba dari manusia adalah kebutuhan kepercayaan dan penghargaan, bukan sekedar kebutuhan fisik (dalam hal ini upah).

Mayoritas pekerja di tempat kerja anda berada pada kuadran mana ?
Demikian, semoga bermanfaat.. Salam Super ……………Fuuuntastic………….