Selasa, 19 Mei 2015

5 Kunci mengawali bisnis yang sukses

Ceritanya dari kemarin sedang mengamati bisnis-bisnis teman yang sukses, termasuk baca kisah-kisah pengusaha sukses. Menarik, ternyata ada benang merah yang sama. Dan sepertinya sudah berkali-kali juga mengulas topik ini. Ini bisa dijadikan acuan untuk memulai sebuah bisnis

1. Hobi
yes, mereka semua mengawalinya dari hobi. Dari hobi ngoprek-ngoprek komputer, internetan, hobi memancing, menembak, hobi koleksi tas, hobi jalan-jalan, berkebun, menyayangi hewan, hobi investasi, anything!

belum punya hobi? kasian amat...
gampang kok, langkah awal dihitung saja aktifitas apa yang paling sering kita lakukan setiap hari. Itu biasanya hobi.

langkah kedua, cek semua kemungkinan apakah hobi tersebut bisa di monetize. Misalnya hobi nya ternyata nonton acara/portal infotainment, atau main game, bisa dijadiin duit gak? kalau misalnya gak bisa ya tinggalin aja hobinya. gak guna sih :D ingat hidup gak lama, carilah aktifitas yang bermanfaat, produktif.

Mengapa hobi penting untuk memulai bisnis? ya karena hanya dengan hobi, kita rela melakukan sesuatu tanpa dibayar. Gak hitung waktu terbuang, gak hitung tenaga yang capek, dan lain-lain

2. Ahli 
Kenapa harus menjadi ahli? ya karena orang-orang akan mendengarkan kita atas kompetensi yang kita miliki. Dalam bisnis, sangat penting membuat orang lain untuk mendengarkan dan mempercayai semua yang kita katakan, melakukan semua yang kita rekomendasikan, bahkan mengajak orang lainnya untuk berbuat hal yang sama.

Katanya butuh 10.000 jam untuk menjadi ahli. Untuk pegawai kantoran yang kerja 6 jam per hari, 5 hari per minggu, Maka butuh waktu setidaknya 7 tahun untuk menjadi ahli. Itupun kalau posisi di kantor selalu sama (misalkan selama 7 tahun di bidang sales saja, atau HRD saja)

Misalkan kita mau nyambi bisnis jualan baju anak di luar pekerjaan kantor. Berapa waktu yang kita luangkan untuk bisnis baju anak? 2 jam per hari? 5 hari kerja? iya dong, kan kerja full seharian, masa weekend gak liburan hehe... Oke, berarti untuk menjadi ahli di urusan baju anak butuh 21 tahun.

Lho lama banget? kan bisa nyuri-nyuri waktu ketika di kantor.
Ya makin rusak dah hehe...bisnis jangan disambi-sambi deh...

Buat perbandingan ya bisnis orang-orang yang dekat,
Istri hobi kucing, hingga akhirnya mendirikan Prabu Cattery. Dan ternyata hobi kucing ini benar-benar menguras energi. Dari mulai perawatan sampai dengan mengurus ketika sakit.

Aktifitas istri dan timnya dimulai dari jam 8 pagi, non-stop sampai jam 5 sore. Kemudian istirahat, dan dilanjut jam 8 malam sampai jam 10. Total 11 jam per hari. Itu belum termasuk kalau kucing sedang lahiran atau sakit, bisa baru tidur jam 3 pagi, atau bahkan tidak tidur.

Sabtu-Minggu libur? jangankan weekend, lebaran dan natal pun Cattery tidak libur. Lho siapa yang mau kasih makan dan mengurus kucing-kucing? Jadi anggaplah rata-rata 12 jam per hari, 7 hari dalam seminggu. Istri hanya butuh 2,5 tahun untuk menjadi ahli di bidang kucing.

Cattery nya sudah 5 tahun berjalan, fokus hanya di ras Persia, terbayang bagaimana ahlinya. Belajar langsung dari ahlinya di Eropa, Amerika. Dari ilmu breeding, genetika kucing, showing, grooming. Dan sekarang menjadi referensi utama tempat para pecinta kucing di Indonesia bertanya dan mendapatkan informasi tentang kucing. Bersama adik sepupunya sebagai co-founder, mendirikan portal kucing terbaik di indonesia www.cattery.co.id

Contoh lainnya sahabat saya Dendy. Mendirikan Calico Petshop www.calico.co.id . Full time mengurus bisnisnya. Buka petshop jam 11 siang, tutup jam 8 malam. Di luar waktu tersebut pun masih melayani customer via whatsapp/bbm. Sabtu-Minggu libur? boro-boro, Dendy malah memilih buka lapak di Car Free Day. Alasannya hanya sekedar untuk lebih mendekatkan diri ke customernya. Butuh 2,5 tahun untuk menjadi ahli. Dan hanya dalam waktu 1 tahun, Petshop nya sudah sejajar dengan petshop-petshop besar di tanah air yang telah berdiri belasan bahkan puluhan tahun lalu.

Punya hobi memancing? pastikan jadi yang terbaik. Hobi design interior? jadi yang terbaik, belajar dari yang terbaik.

3. Komunitas
Oke kita sudah hobi, pastinya kita mencari tempat untuk menambah kompetensi atau jadi ajang aktualisasi. Biasanya di komunitas. Ketika menjadi ahli pun, jangan tinggalkan komunitas hobi, tapi justru kita yang sharing disana. Dengan berbagi itu justru ilmu kita semakin bertambah. Percaya deh.

Setelah hobi dan menjadi ahli, kita perlu wadah untuk dikenal. Supaya banyak orang tahu tentang kompetensi atau keahlian kita. Komunitas hanya salah satunya, bisa juga dengan blog, menulis buku, membuat seminar/workshop dan lain-lain. Hal ini akan terkait dengan trust yang sangat kita perlukan nanti dalam membangun bisnis.

Hal penting lainnya dari berkomunitas adalah networking. Misalnya kita join di komunitas tas Hermes, kita bisa tahu tentang cara merawat tas tersebut, suplier murah tas tersebut, seller-seller yang sudah existing dari tas tersebut dengan segala kekurangan dan kelebihannya (jadikan inspirasi untuk bisnis kita nanti, kita eliminasi kekurangan-kekurangan yang ada, tambahkan value lain), informasi cara menjual beserta pasar (termasuk bazaar dan lain-lain), cara membedakan tas asli dan palsu.

Tapi sekali lagi, jangan pernah berniat secara langsung untuk mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari berkomunitas. Sebaliknya, justru diniatkan untuk sharing sebanyak-banyaknya manfaat yang bisa kita berikan ke anggota lainnya. Orang yang selalu grasak-grusuk di komunitas, hard selling, memanfaatkan komunitas, biasanya gak akan sukses bisnisnya.. Dan tidak mendapat simpati, serta tidak ada chemistry dengan segenap member lainnya. Diniatkan sharing saja yaa

4. Problem Solving
Cari masalah. Ya bener cari masalah!
Setelah punya hobi, menjadi ahli, lalu berbaur dengan yang lain via komunitas, tentunya kita akan lebih mengenal dan mendeteksi setiap ada masalah tentang hobi tersebut.

Disinilah peran entrepreneur,
Membuat masalah menjadi opportunity
Dan membuat yang gak ada (solusi), menjadi ada.

Contohnya misalnya hobi memancing ikan. Harga sewa kapal mahal-mahal, fasilitasnya juga buruk dengan pelayanan apa adanya. Nah ini peluang bisnis.

Atau misalnya komunitas ibu-ibu yang pada diet mayo. Disitu misalnya lagi ada masalah susahnya cari makanan yang mereka inginkan. Nah peluang jadi cattering khusus mayo.

Kalau di salah satu bisnis saya PlasaEmas.com, salah satu masalah yang ada di komunitas kolektor emas adalah rasa aman. Beli emas batangan di tempat umum seperti mall, pasar, apalagi gedung antam, buat sebagian orang akan menjadi pengalaman yang mendebarkan. Takut diikuti perampok, dan lain sebagainya. PlasaEmas menjadi solusi aman, dan juga praktis. Cukup duduk di rumah atau di kantor, emas diantar. Bahkan ketika mau jual kembali emasnya, dijemput juga oleh PlasaEmas.

Untuk memecah masalah, cari selalu cara untuk lebih cepat, lebih murah, lebih ramah, lebih value for money, lebih lengkap, lebih baik, lebih ringkas, lebih efektif, lebih efisien, lebih ramah, lebih fast response, lebih bertanggungjawab, dan lain-lain.

Tapi gak boleh langsung lompat ke problem solving ya... Ingat tahapannya harus hobi dulu dan jadi ahli. Banyak pemula bisnis yang langsung mulai dari problem solving, akhirnya pas coba jualan, customer bertanya-tanya "siapa elu?", "loe punya keahlian apa?", "loe bisa dipercaya?"

5. Start now dan Tunda Kesenangan 
Setelah dianalisa bisnisnya, kalau perlu dengan feasibility study, business plan, dan tools lainnya, langsung mulai saja bisnisnya. Jangan sampai kehilangan momentum.

Kesamaan lainnya yang terjadi pada bisnis-bisnis sukses yang saya amati adalah kemampuan manusianya dan sistemnya untuk menunda kesenangan. Biasanya 3-5 tahun pertama berdirinya, tidak ada dividen dibagikan. Semua keuntungan untuk di re-investasi, termasuk memperbesar anggaran marketing untuk memperluas jangkauan penjualan. Prioritas awal untuk survive dan growth. 3 tahun pertama jangan ambil keuntungan.

Owner bisa bersabar untuk tidak ganti mobil baru, jalan-jalan ke luar negeri. Tim lainnya pun bersabar untuk tidak mendapat bonus dan tunjangan. Makanya biasanya startup memberikan saham untuk semua pegawainya ketika diawal berdiri sebagai ganti bonus. Tapi tentunya mereka tak akan melupakan jasa tim ketika ada kenaikan valuasi perusahaan.

Ketika membuat bisnis baru, pastikan modal awal dari kantong sendiri. Cuma ada dana Rp 1 juta, ya itu saja yang digunakan untuk modal. Jangan berhutang untuk memulai bisnis baru.

Pastikan juga diniatkan untuk dijual bisnisnya. Lho kenapa dijual?
Karena kita bisa kaya dengan menjual bisnis. Bisa dengan di akuisisi, atau dengan listing di bursa saham. Bukan berarti kita tidak lagi memiliki bisnisnya, kita bisa saja hanya menjual separuh kepemilikan perusahaan toh?

Hal yang seharusnya terjadi ketika kita niatkan untuk menjual perusahaan adalah : pencatatan transaksi yang rapi, sistem/SOP perusahaan yang sudah berjalan mulus, value dan standarisasi yang jelas. Jadi siapapun yang memimpin perusahaan, tidak akan mempengaruhi performa perusahaan.Ya namanya dalam kondisi siap untuk dijual kan begitu. Positif kan?


Gimana? gak terlalu sulit kan untuk memulai bisnis yang sukses?
Ingat
Hobi >> Ahli >> Komunitas >> Problem Solving >> Start now! 
Selamat mencoba!