Menjadi kaya karena kejujuran
Alkisah pada jaman Dinasti Utara dan Selatan (Cina kuno) hiduplah seorang ayah bernama bernama Meng Xin. Hidupnya miskin, pekerjaannya hanyalah pedagang biasa ditambah bertani. Pada suatu hari, anak dan istri Meng kehabisan beras dan makanan setelah beberapa hari ditinggal Meng berdagang.
Sapi yang ditinggalkan Meng pun sakit, dan tidak bisa digunakan anak dan istrinya untuk bekerja di ladang. Timbul niatan dari sang anak untuk menjual sapinya yang sakit sebelum sapinya itu mati. Hingga tiba sang anak dipasar dan menawarkan sapinya untuk hanya sekedar membeli beras. Sang pembeli pun sudah curiga bahwa sapi itu sebenarnya sakit. Tapi sang anak mengelak, berbohong mengatakan bahwa sapinya baik-baik saja. Pembeli itu berhasil ditipunya dan akhirnya membeli sapi itu seharga 80 qiant (mata uang cina kala itu). Akhirnya sang anak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dengan membeli beras untuk ibunya.
Hingga tiba ketika Meng Xin pulang dan membawa sejumlah uang. Tak lama Meng Xin marah besar karena tahu sapinya dijual. Meng Xin marah karena mengetahui sapinya sedang sakit dan tak layak dijual. Ia sangat takut akan mengecewakan orang yang membeli sapi itu. Dan mengatakan kepada anaknya bahwa tindakan yang ia lakukan adalah sebuah penipuan. Setelah sang anak meminta maaf kepada ayahnya, mereka berdua bergegas menuju ke rumah orang yang baru saja membeli sapinya.
Setibanya ditempat pembeli, Meng Xin langsung meminta maaf kepadanya dan mengatakan bahwa sapinya memang sedang sakit. Meng Xin berniat menebusnya dengan harga 100 qiant. Sang pembeli tersentuh dengan kejujuran Meng Xin, dan mengatakan bahwa Meng Xin cukup menebusnya dengan 80 qiant saja. Tapi Meng Xin bersikeras, dan mengatakan bahwa 20 qiant sisanya adalah untuk dipakai biaya merawat sapi selama beberapa hari.
Singkat cerita, kisah ini menyebar dengan cepat ke penjuru kota. Kejujuran Meng Xin menjadi buah bibir masyarakat hingga banyak orang yang mencarinya untuk bermitra usaha. Hingga menjadikan Meng Xin sebagai salah satu orang yang kaya.
"Bisa dipercaya dalam urusan kecil membantu menunjang nama baik seseorang" kata Hanfei Zi. Seperti Muhammad SAW yang selalu jujur ketika berdagang hingga dijuluki Al-Amin (orang yang terpercaya). Muhammad SAW selalu berterus terang kepada pembelinya jika ada barang dagangannya yang cacat. Tidak pernah akan rugi seseorang yang memilih jalan kejujuran. Seperti bola salju yang semakin membesar, keuntungan yang jauh lebih besar sedang menunggu orang-orang yang jujur. Sementara orang-orang yang yang tidak jujur sebenarnya sedang menukar keuntungan yang sangat besar dengan sesuatu yang murah.
Salah satu guru saya pernah berujar, "bahkan maling nomor satu pun butuh orang kepercayaan dan anak buah yang jujur!" bahkan ia menambahkan, "sangat gampang jadi orang kaya di jaman kita sekarang ini, cukup menjadi pengusaha yang jujur. Karena pengusaha yang jujur masih langka di negeri ini. Pengusaha jujur ini akan dicari-cari orang seantero negeri untuk diajak bermitra"
Tim Alpha sebagai kumpulan pengusaha muda (sangat muda karena usia anggotanya masih dibawah 25 tahun) memegang teguh masalah integritas yang selama ini menjadi ciri khas tim ini. Kejujuran merupakan harga mati, yang harus dipegang teguh tim ini apapun yang terjadi. Karena jika manusia sudah tidak bisa dipegang lidahnya, lantas apa lagi yang bisa dijadikan sandaran dan pegangan?
adzan101
Tidak ada komentar:
Posting Komentar