Buku ini menceritakan tentang kesetiaan 47 orang samurai yang dipimpin Oishi untuk membalaskan kematian tuannya..
Setting buku ini adalah era ketika cucu dari shogun tokugawa memimpin Jepang. Kala itu sang shogun tidak memiliki anak, yang menyebabkan ia bertanya kepada seorang biksu perihal kegagalannya tersebut. Kemudian sang biksu menyalahkan sang shogun yang sering membunuh binatang sehingga mendapat kutukan tidak memiliki anak...
Seketika itu juga shogun membuat undang-undang yang melarang pembunuhan terhadap semua makhluk hidup. Apalagi anjing, karena anjing adalah shio dari sang shogun. Maka pemandangan malam di Edo penuh dengan lolongan anjing-anjing liar.. bahkan pemandangan hukuman mati menjadi hal yang lumrah. Hukuman mati ini dijatuhkan bila kita membunuh seekor anjing, dengan alasan apapun..
Yang lebih parah adalah ketika petani tidak bisa membunuh hama tanaman dikarenakan pelarangan tersebut. Bisa ditebak, petani jadi miskin, gadis-gadis dijual ke kota untuk dijadikan wanita penghibur... pengangguran dan kemiskinan dimana-mana...
Kondisi buruk tersebut ditambah dengan bangsawan-bangsawan busuk lagi penjilat yang berada disekitar shogun. Tidak kuat dengan kondisi tersebut, akhirnya Lord Asano (salah satu daimyo atau penguasa daerah) membunuh salah satu penjilat shogun yang menyebabkan ia dipaksa melakukan seppuku (bunuh diri secara terhormat) oleh sang shogun...
Setelah dilakukan penyitaan terhadap tanah dan pengasingan terhadap Lady Asano, para pengikut Lord Asano tidak tinggal diam. Selama dua tahun mereka tetap teguh untuk membalaskan dendam tuannya walaupun hidup dalam penderitaan dan kemiskinan. Slogan mereka yang tak rela hidup dibawah langit yang sama dengan pembunuh tuannya, menjadikan balas dendam sebagai tujuan utama mereka, walau taruhannya nyawa sekalipun..
Dan dari semua prajurit, hanya tersisa 47 orang untuk membalaskan dendam tuan-nya sekaligus mengungkapkan bentuk protes mereka atas kebijakan-kebijakan shogun yang sangat tidak manusiawi.. mereka ini dicatat sebagai pahlawan-pahlawan Jepang hingga saat ini...
Luar biasa, buku ini mengajarkan kita tentang sebuah kehormatan dan kesetiaan. Dua hal yang telah lama hilang dari bangsa kita ini. Bangsa ini sudah banyak yang tidak memiliki rasa malu untuk menghapus kehormatan dirinya dengan tindakan korupsi yang nyata.. Bangsa ini sudah kehilangan kesetiaan terhadap orang-orang yang mempercayainya... bahkan dirinya sendiri!
Namun begitu kita sedang berproses, jangankan 47 orang, saya yakin di Indonesia ini, jumlah orang yang sudah sadar akan perannya melebihi 47 orang... dan jumlah itu masih terus bertambah.. akankah kita sedang menuju kejayaan seperti yang Jepang rasakan sekarang? jawabannya adalah Pasti! kita bisa! kita mulai dari diri kita sendiri, kita jaga kehormatan dan kesetiaan kita untuk bangsa ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar