Jumat, 11 Mei 2007

sebuah bukti

ia sangat kuat
layaknya paku bumi terpancang
tak goyah

ia berdiri sendiri
tanpa penyangga ia tegak

ketika berharap
mendapat sinar mentari untuk tumbuh
namun sinarnya tak kunjung datang
asanya bertahan, demi sebuah cita
ia tumbuh dalam kegelapan

kala hati goyah
menyaksikan tumbuhnya kekuatan
yang dipupuk sinar
sang waktu datang mengingatkan
hati ini harus mencari
sinarnya sendiri

sudah lama sinar itu menerangi
menghangatkan, nyaman, menyejukan
bahkan kini terasa lebih
dan menjadi bukti...

jangan menangis
disana masih banyak sinar lain
untuk tumbuh lebih kuat
sinar dahulu tidak membuatnya lebih kuat

1 komentar:

Faif Yusuf mengatakan...

mas adzan,

puisinya bagus sekali
sampai saya susah sekali memahaminya..

sukses terus dengan jaringan warnetnya

salam
faif