Selasa, 22 Desember 2009

Mereka hebat, aku tidak

di sebuah negeri antah berantah

adalah Mr "R"
pernah menjadi manajer di sebuah badan usaha milik negara antah berantah yang terkenal di dunia konstruksi. kariernya sangat cemerlang. sama2 kita ketahui deh dunia seperti itu. di sebuah perjalanan menaiki mobil ia sempet terdiam ketika menyaksikan seorang tukang becak. dalam hati ia berkata, "demi Allah, seandainya ia (tukang becak) dan saya sama-sama dipanggil Allah hari ini juga, maka tukang becak itu akan lebih cepat hisabnya daripada saya.."

ia pun menangis, dan akhirnya memilih resign untuk mendirikan perusahaan sendiri yang dilandasi nilai-nilai kebenaran dan kejujuran.

komentar saya : sudah pasti! saya gak akan bisa begitu klo di posisi dia!

kemudian Mr "A"
ia adalah salah satu pentolan di sebuah perusahaan swasta besar. ia pun bercerita tentang dunia nya yang sering disuruh atasannya untuk meng-entertain klien nya. hati nurani nya menolak, setelah di akal-akalin, ia bisa terhindar dari tugas entertain itu.
perusahaannya menjual sebuah alat yang digunakan hampir di semua tempat. ia pun pernah berkata, "sejumlah tempat maksiat beli alat gw jg nih. sama aja gw mendukung kegiatan maksiat donk ya.. semoga gak lama lagi bisa resign"

temen2nya pun menjawab, "lho, bapak ga dosa donk. sama aja kyk bapak jualan pisau. klo pisau itu digunakan untuk membunuh orang ya tukang pisaunya ga salah"

"yah hati nurani gw tetep nolak nih. doain aja gw ga lama lagi resign. mau jadi pedagang aja"

komentar saya : sudah pasti! saya gak akan bisa begitu klo di posisi dia!



Adalagi Mr "R" (beda sama Mr R yg diatas)

"mas adzan, bantu saya bikin warnet ya. saya mau resign nih dari Department of the Treasury (hehe kira2 bgitu). saya sudah bekerja 16thn disana. saya mau wirausaha aja". sekarang belio ber-ikhtiar menggunakan jasa kami untuk membangun warnet di www.warnet-alpha.net

komentar saya : sudah pasti! saya gak akan bisa begitu klo di posisi dia!


Terakhir adalah Mr "T"

hehe baru aja silaturahim kemarin. 13 tahun bekerja di badan usaha milik negara. padahal blio yg mengatur anggaran, dll. ketika mau resign, teman nya menyarankan untuk mark up sesuatu supaya ada yg bisa dibawa paska resign. belio menjawab
"justru saya mau resign karena mau menghindari hal-hal beginian, lho kok malah disuruh begini"

komentar saya : sudah pasti! saya gak akan bisa begitu klo di posisi dia!

hehe.. alhamdulillah, ternyata Allah memberi jalan yang termudah untuk saya. karena saya yakin banget, saya ga akan sekuat 4 tokoh diatas jika berada di posisi mereka.

sekaligus subhanallah, kagum ternyata masih ada orang2 seperti mereka. ternyata fitnah harta, fitnah jabatan, fitnah fasilitas ga mampu menggoyang hati nurani mereka untuk tetap menjadi bersih. Ya Allah perbanyaklah orang-orang seperti mereka.. amiin

5 komentar:

Widi Sudjatmika mengatakan...

Subhanallah ternyata di Indonesia masih banyak orang baik. Mas gimana usaha Dombanya? jadi? kalo jadi aku mau lihat dong.... salam widi

Prayitno mengatakan...

Amin ya Robbal Alamin.
Yang jelas anda yang membantu mereka menjadi percaya diri kan untuk membangun usahanya sendiri. Sukses ya.

azzaam mengatakan...

Allah maha Adil..
Saat keyakinan menuju kebaikan itu bertambah besar maka DIA buka pintu rezeki yang halal selebar-lebarnya...

azzaam mengatakan...

mas, ada sisi yang pengen saya pahami dengan logika dari salah satu kisah tersebut. Adalah pemahaman seputar teman-temannya mr "A" :

temen2nya pun menjawab, "lho, bapak ga dosa donk. sama aja kyk bapak jualan pisau. klo pisau itu digunakan untuk membunuh orang ya tukang pisaunya ga salah"

Kalau penjual pisaunya gak tahu keadaan tersebut saya setuju itu tidaklah dosa, namun jika dia tahu pisau tersebut seandainya dibeli untuk melakukan pembunuhan bagaimana? Apakah penjual tersebut akan masih tetap menjualnya?

Teman-temannya mr "A" lupa bahwa niat yang buruk sekecil apapun pasti juga ada tanggungjawabnya. Membiarkan orang lain melakukan kejahatan tanpa ada upaya mencegahnya padahal kita mampu mencegahnya, lantas bagaimana tanggung jawabnya di akhirat nanti? Apakah kita lebih memilih mengambil keuntungan "kecil" dari penjualan pisau dibandingkan menyelamatkan nyawa orang lain?

Saya yakin mr "A" telah menyadarinya, karena dia telah tahu bahwa jalan yang dipilihnya adalah salah..

Riferson mengatakan...

tidak juga aku,,,

http://rifersons06.student.ipb.ac.id