Kamis, 13 Desember 2007

Empat Pertanyaan ajaib ala Dolf De Roos..

Pertanyaan Pertama

Saham senilai berapa dolar yang dapat anda beli dengan uang $100,000? dan properti senilai berapa dolar yang anda beli dengan uang tunai $100,000?

Dengan uang $100,000 itu anda bisa membeli saham dengan harga maksimal senilai tepat $100,000. Beda dengan properti, dengan uang yang sama anda bisa membeli properti senilai $200,000 atau $300,000 bahkan $1,000,000. Ya, tentu saja dengan KPR :)

Mari kita cari, adakah bank yang mau memberi pinjaman untuk investasi saham, reksadana, obligasi dan lain-lainnya? Tapi coba bandingkan, berapa banyak iklan bank tentang produk KPR-nya di jalan raya, di televisi, dimana-mana.

Bahkan dalam hal leverage, properti bisa menang telak. Katakanlah saham anda mendapat apresiasi 10% berarti naik menjadi $110,000 (keuntungan $10,000). Anda pun me-leverage properti anda sehingga naik dari $1,000,000 menjadi $1,100,000 (keuntungan $100,000) yang berarti kita mendapatkan investasi 100% dari modal awal kita yang $100,000 itu.


Pertanyaan Kedua

Pada saat anda membeli saham senilai $100,000 menggunakan uang tunai $100,000, berapakah nilai saham anda?
Pada saat anda membeli properti senilai $100,000 menggunakan uang tunai $100,000 dan kredit $900,000, berapa nilai properti anda?

Nilai saham yang kita beli akan tetap $100,000 tapi nilai rumah yang kita beli, bisa mencapai $1,000,000 atau bahkan bisa melebihinya. Contohnya jika harga $1,000,000 itu dijual karena alasan mendesak, BU kalau kata orang kita. Padahal harga pasarannya $1,500,000..


Pertanyaan Ketiga

K
etika anda membeli saham $100,000 dengan harga beli $100,000 (dan pada saat membeli nilai sebenarnya tepat $100,000), apa yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan portofolio anda?
Ketika anda membeli properti senilai $1,500,000 dengan harga yang berkurang menjadi $1,000,000 menggunakan uang tunai $100,000 dan kredit $900,000, apa yang secara pribadi dapat anda lakukan untuk meningkatkan nilai properti anda?

Jawaban pertanyaan pertama hanyalah berdoa. Jawaban pertanyaan kedua, dahsyat! banyak sekali. Pernah dengar kisah orang membeli properti seharga $60,000 dan hanya karena mengecatnya harganya menjadi $80,000??


Pertanyaan Keempat

Anda membeli saham senilai $100,000 dengan $100,000 tunai dan bernilai $100,000 pada saat anda membelinya. Nilai saham itu telah berlipat ganda menjadi $200,000. Apa yang harus anda lakukan untuk menikmati sebagian kenaikan hasilnya?

Langsung dijawab, berapapun keuntungan yang anda nikmati, baik semuanya ataupun hanya mengambil sebahagian saja, anda akan dikenai pajak yang akan mengurangi penghasilan anda. Lagipula dengan anda menjual sebagian, akan mengurangi nilai tersisa pada investasi anda yang potensial menghasilkan keuntungan bagi anda

Sebaliknya..

Anda membeli properti senilai $1,500,000 dengan harga kontrak $1,000,000 menggunakan uang tunai $100,000 dan kredit $900,000. Nilainya telah berlipat menjadi $3,000,000. Apa yang harus anda lakukan untuk menikmati sebagian keuntungannya?

Jangan menjualnya, karena anda akan kehilangan passive income yang sangat besar dari kontrak. Kita bisa refinancing sebesar 90% nilai yang ada sekarang (jika di Indonesia sekitar 80% walau tak tertutup kemungkinan menjadi 90% juga hehehehe). Anda masih mendapat $2,700,000.

Setelah melunasi utang awal sebesar $900,000, anda masih punya kelebihan uang sebesar $1,800,000! dahsyat! dan apakah uang itu kena pajak? tentu saja tidak! karena itu bukan penghasilan, jadi tidak terkena pajak penghasilan. Dan karena anda belum menjual properti itu, anda pun tidak terkena pajak penjualan.

Bisa kita teruskan?
Ya dengan uang $1,800,000 anda bisa membeli properti seharga $18,000,000 (hampir Rp180 Milyar). Bisa dilanjutkan sendiri ceritanya...

So, sudah kejawab kan kenapa orang-orang kaya PASTI memiliki bisnis properti :)

Salam

adzan101.blogspot.com

4 komentar:

Dimas mengatakan...

Jadiii kapan alpha property berdiri ?

Adi Prayitno mengatakan...

Tuh kan emang benar kata orang tua, enakan mah bisnis property, dulu harganya murah eh.... sekarang nolnya sudah berderet-deret.

Nggak cape lagi, uang datang sendiri. coba bandingkan dengan bisnis lain, tiap hari cari customer, cape deh.........

Anonim mengatakan...

margin dan leverage di saham ada (option, warrant), refinancing pun ada (meminjamkan saham ke broker utk margin financing), goreng menggoreng saham juga ada untuk menaikkan atau menurunkan harga (tapi nggak legal ya, kalau ketauan bisa di penjara).

masalahnya, kalau pakai margin dan leverage, gimana kalau salah / harganya turun? kalau saham dan forex setiap saat ada penjual dan pembeli, kalau properti apa se-likuid itu?

jangan salah, saya nggak anti properti, tapi harus imbang portofolio investasinya mas.. bisnis, properti, paper asset

EFFENDI mengatakan...

@bobby

memang semua ada kelebihan dan kekurangannya ...tapi menurut saya kelebihan property lebih banyak di banding saham...salah satunya property punya dual benefit yaitu capital grown dan cashflow sedangkan saham hanya memiliki capital grown aza tidak cashflow..saya setuju memang untuk asset sebaiknya memang bi bagi beberapa portofolio agar bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka tidak semua asset akan hancur...:)