Selasa, 04 Agustus 2009

Produktifitas itu penting

Sekarang dikit2 bahas paper aset ya hehe
maklum, baru winning BUMI.

buat para investor, pasti tau banget baru beberapa bulan yang lalu IHSG sempet nyentuh angka 2500-an.. nah, baru juga "kemaren sore" sentuh angka 1200.. dan sekarang? mau tembus ke 2400

bener2 Roller coaster.
kita inget gimana Aburizal Bakrie sempet jadi orang terkaya nomor satu di Indonesia. Ketika saham anjlok, Om Ical ini kelempar beberapa peringkat ke bawah.

bayangkan, dalam sekejap banyak orang Indonesia kehilangan aset nya hingga separo lebih. banyak yang putus asa, banyak yang menyerah. disisi lain, disaat index menyentuh bottom, banyak investor masuk dan dalam sekejap mendadak kaya.

jadi inget ali imran 26-27

Katakanlah (Wahai Muhammad): “Wahai Tuhan yang mempunyai Kuasa! Engkaulah yang memberi Kuasa kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang mencabut kuasa daripada sesiapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah juga yang memuliakan sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang menghina sesiapa yang Engkau kehendaki.

Dalam kekuasaan Engkaulah saja adanya segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. “Engkaulah (Wahai Tuhan) yang memasukkan waktu malam ke dalam waktu siang, dan Engkaulah yang memasukkan waktu siang ke dalam waktu malam. Engkaulah juga yang mengeluarkan sesuatu yang hidup daripada benda yang mati, dan Engkaulah yang mengeluarkan benda yang mati daripada sesuatu yang hidup. Engkau jualah yang memberi rezeki kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dengan tiada hitungan hisabnya. (Ali Imran: 26-27)

nah, pertanyaan selanjutnya. Katakanlah kita menjadi kaya mendadak. Dapet duit dadakan 100 milyar dari saham misalnya. Saya harap kejujuran anda wahai para pengusaha indonesia, mau bisnis apa dengan uang 100 milyar? apakah anda bisa menjamin profit yang sesuai? Net profit, IRR, ROI, BEP yang baik dsb? saya jamin tidak ada yang berani ambil. Kecuali pengusaha bodoh yang rakus lagi ga amanah.

karena uang 100 Milyar pun dengan mudah bisa lenyap seketika jika kita tidak menjadikannya sebuah "pohon" untuk kemudian dipetik "buah"-nya. Klo cuma ngabisin duit 100 milyar toh anak SD juga bisa. Tapi untuk membuat 100 Milyar itu produktif dengan cashflow dan net profit tertentu yg sustainable, itu yg sulit.

Yupe disinilah letaknya. Arti penting produktifitas. Islam tidak pernah menekankan pada banyak nya aset, tapi pada produktifitas. Islam tidak menekankan pada banyaknya devisa, tapi concern pada cepatnya perputaran uang. Islam menekankan pada amal nyata sehari2, bukan pada dampak. Seperti ilmu manajemen terbaru, yakni management by process, bukan by objective, bukan dari hasilnya tapi proses.

Maka dari itu, tujuan manusia diciptakan itu untuk ibadah (baca : aktualisasi diri).

Surah:51.Az-Zariyat.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."

Coba jika kita disiram duit 100 milyar, bisa jadi kita udah ga nengok usaha kita sekarang. yang pasti klo status kita sekarang adalah karyawan, dijamin kita pasti resign. trus ibadah kita berkurang. yang pasti banyak waktu yang kita habiskan sia2 alias tidak produktif. maklum, pede tinggi karena ada bekingan 100 milyar. tapi percaya deh sama saya, tuh duit pasti habis!

bayangin status kita dulu yg walaupun hanya tukang sapu, asal niat kita ikhlas karena Allah kan ibadah juga. waktu kita pun produktif untuk menjaga kebersihan dll. tapi abis ketiban duit 100 Milyar, pasti kita jadi males2an, cuma ongkang2 kaki dsb.. (baca: ga produktif)

padahal dari sudut pandang ilmu apapun (agama, science, psikologi, sosiologi, dll) manusia yg produktif (alias jadi tukang sapu) lebih baik daripada yang ongkang2 kaki. Manusia yg ongkang2 kaki begini nih yg dulu dihabisin sama rezim Hitler karena dianggap tidak produktif.

Makanya saya heran klo ada orang mau jadi pengusaha adalah supaya bisa ongkang2 kaki. Ini rumus darimana sih? coba aja liat Bob Sadino yg sehari2nya masih di Kemchic, Liat Bang Sandiaga Uno yang masih jadi CEO alias karyawan, bahkan Warren Buffet sekalipun ga mau punya supir pribadi, kemana2 masih nyupir sendiri. Karena mereka lebih memahami nilai2 yg islami, yakni produktifitas.

"Barangsiapa yang pulang ke rumahnya di sore hari dan merasakan kelelahan karena kedua tangannya bekerja di siang hari, maka pada malam itu dia akan mendapat ampunan Allah SWT." (HR. Thabrani)

Nah, kenapa Rasulullah lebih menekankan "lelah"nya daripada "hasil"nya? ya itu tadi, management by process, produktifitas. masalah hasil kan urusan Allah.

"Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". (Ath-Thalaq : 3)

tawakal adalah kata yg luas, termasuk ikhtiar di dalamnya. Orang yg berikhtiar adalah orang yg produktif. maka Allah akan mencukupkan..
luar biasa sekali.

seperti tulisan saya yg lalu, klo naek gunung bisa sekali kejap pasti ga seru.
klo bisnis dapet 100 milyar sekali kejap, juga pasti ga seru..
oh i see now, yg lebih penting adalah produktifitas.

saya mencintai pekerjaan saya sekarang, saya produktif!
dan sepertinya ketika saya dibayar 100 milyar untuk berhenti menjadi produktif, rasa2nya saya ga mau..

ya.. ya.. seperti firman Allah diatas, Allah yang akan mencukupkan..
ternyata hidup saya yg sekarang ini sudah "cukup"
karena kapasitas saya sekarang ya baru segini, saya juga bingung klo tau2 ketiban duit 100 milyar. bisa gila klo kata Bang Jay
saya juga ga punya kebutuhan tertentu yg membutuhkan duit 100 milyar..
kayaknya bener udah "cukup" deh ga perlu ngoyo

Yuk ah tetep produktif, apapun profesi kita, pengusaha, tukang sapu, programmer, pengacara.. insya Allah akan dicukupkan
toh ternyata manusia itu sebenernya hanya perlu kata "cukup"

berikut ini saya lampirkan klo agama kita tuh menekankan produktifitas. Jadi jangan mau jadi pengangguran, apapun alasannya (termasuk alasan punya passive income). hadits2 Rasulullah. Buat oleh2 nih hehe
”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)

”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)

”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud as, selalu
makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)

”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)

”Apabila kamu selesai shalat fajar (shubuh), maka janganlah kamu tidur meninggalkan rejekimu”. (HR. Thabrani)

”Berpagi-pagilah dalam mencari rejeki dan kebutuhan, karena pagi hari itu penuh dengan berkah dan keherhasilan.” (HR. Thabrani dan Barra’)

“Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal”. (HR. Dailami)

“Sesungguhnya seseorang di antara kamu yang berpagi-pagi dalam mencari rejeki, memikul kayu kemudian bersedekah sebagian darinya dan mencukupkan diri dari (meminta-minta) kepada orang lain, adalah lebih baik ketimbang meminta-minta kepada seseorang, yang mungkin diberi atau ditolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Sebaik-baik nafkah adalah nafkah pekerja yang halal.” (HR. Ahmad)

“Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar)

”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

semoga berguna :)

6 komentar:

Andrie mengatakan...

Dear Pak Adzan,

Sudah setahun ini saya selalu aktif membuka blog ini, dan selalu menunggu artikel yang baru ......
saat ini saya seorang employee yang sedang berusaha untuk memiliki bisnis sendiri. Alhamdulillah sudah 2 bulan berjalan dengan baik dan baru mempunyai 2 karyawan. jadi sekarang posisi masih amphibi.
saya cuma mau bilang makasih atas pencerahannya. soalnya mindset saya sebelumnya adalah membangun bisnis biar bisa ongkang-ongkang kaki, tapi setelah di pikir dan baca tulisan Bapak saya jadi terbuka pikiran saya. dan sekarang visi saya agak bergeser sedikit dari ongkang-ongkang menjadi mempunyai bisnis yang terus berkembang dan berusaha dibidang yang sesuai dengan bakat dan kesenangan.
sekali lagi thanks.

salam
Andrie (pengusaha dan karyawan yang gak punya blog)

Adzan W. Jatmiko mengatakan...

alhamdulillah..

salam kenal pak andrie..
barakallah, smoga bisnisnya membawa keberkahan pak.. amiin

Anonim mengatakan...

zuper sekali pak adzan :D

Blass mengatakan...

Thumbs up!

Tutut Ve Ha mengatakan...

wah, artikel yang sangat bagus pak. Dan mencerahkan sekali.
Tx

Kaos Dakwah mengatakan...

subhanalloh rasanya baru tercerahkan melalui tulisan ini bahwa prinsip ketika sudah sukses tinggal ongkang ongkang kaki adalah salah besar ternyata Allah menghendaki kita selalu bergerak dan produktif apapun kondisi kita dan pahala besar sebagai balasannya, semoga dengan tulisan ini menjadi motivasi bagi umat muslim untuk terus produktif dan tidak bermalas malasan.