Selasa, 11 September 2007

Jangan pernah menunda pekerjaan

Namanya juga warganegara yang baik, pasti donk kita pernah berurusan sama pemerintah. Entah mengurus KTP, NPWP, SIM, dan lain-lain. Kadang saya sering berpikir, seandainya semua sistem di lembaga-lembaga pemerintahan sudah terkomputerisasi, seharusnya segala urusan jadi mudah. Coba misalkan kita mau balik nama sertifikat rumah kita, tinggal login di sistem, edit property kita dan di approve oleh pihak yang bersangkutan. Begitu cepat! Tidak perlu menghabiskan waktu tiga bulan seperti sekarang ini...

Dan sebenarnya tanpa terkomputerisasi pun tidak perlu tiga bulan, apa susahnya coba tinggal menandatangani aplikasi jika semua persyaratan sudah lengkap? toh para aparat itu emang digaji untuk itu kan? tapi kenapa lama? nah, itulah salah satu penyakit bangsa ini yang sudah melegenda dan akut. Suka menunda pekerjaan. Entah apa motivasinya, entah disengaja atau tidak, tapi yang pasti, suka menunda pekerjaan! ga enak banget kan rasanya...

Tapi coba kita introspeksi ke diri kita dulu, jangan-jangan kita sudah menghujat sana-sini tapi ternyata kita sendiri sering juga melakukan hal seperti itu ke orang lain. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kita tepat waktu ketika janji sama seseorang? hehehe...

Dahulu saya pun hobi menunda pekerjaan, tapi setelah menemukan beberapa alasan, akhirnya saya bisa mengikis sedikit demi sedikit budaya buruk itu.. saya coba share ya, kalau ada yang kurang-kurang mohon ditambah..

1. Alasan cinta
Sudah sangat jelas, menunda pekerjaan mengindikasikan kurangnya rasa cinta. Selalu telat jika janji dengan istri, berarti kurang cinta hehehe... loh bisa dibuktikan lho. Coba aja tanya kalau memiliki teman yang punya selingkuhan. Hampir ga pernah telat kalau janjian sama selingkuhannya!
Contoh lain (yang agak bener ah) ya misalkan panggilan untuk shalat. Seberapa cepat kita mendirikan shalat setelah adzan? yupe, makin cepat kita mendirikan shalat mengindikasikan rasa cinta kita yang lebih besar kepada Allah SWT.. makin mudah kita menunda nya, indikator bahwa rasa cinta kita yang kurang...
jadi jelas ya korelasi antara cinta dan menunda pekerjaan
So, kalau kita bermalasan atau menunda berarti harus ditumbuhkan rasa cinta kita!

2. Menunda berarti menumpuk pekerjaan
Wah kalau yang ini sih anak SMP juga tahu. Dulu saya mengalaminya juga. Masa SMP dulu paling males mengerjakan PR atau tugas sekolah. Selalu menunggu deadline (maklum dulu deadliners..) nah apa yang terjadi pas menjelang hari-H? setres ga karuan...
Menyadari akan hal ini, maka jangan cari penyakit (sress misalnya) dengan menunda pekerjaan. Belum lagi kalau tiba-tiba ada acara mendadak ketika menjelang hari H, anak sakit lah, mobil masuk bengkel lah.. wah lengkap deh penderitaan...

3. Menunda berarti menzhalimi
Menzhalimi siapa saja, diri sendiri dan juga orang lain. Ga percaya? misalkan ada klien butuh support, trus kita nunda, berarti kita zhalimi klien. Misalkan kita butuh makan, trus kita tunda, kita menzhalimi tubuh kita. Atau coba bayangin, misalkan kita berurusan sama pemerintah (balik nama BPKB kendaraan misalnya). Trus kita melihat kalau data-data kita tidak diproses, soalnya yang ngurus suka menunda pekerjaan. wah, pasti rasanya senewen banget ya ga...

makanya sekali lagi, nunda pekerjaan = pasti ada yg dizhalimi. karena kita ga mau dizhalimi, maka jangan menunda lagi...

4. Inget kata orangtua, niatan baik itu ga boleh ditunda-tunda
Nah jadinya tiap ada niatan baik tuh langsung action. kalau ada ide yg keluar, langsung action! punya niat baik silaturahim ke tempat orang, jgn ditunda! ya pokoknya gitu. kata orang sini, pamalih kalau menunda niat baik
kemarin itu baru kejadian, cuma ngobrol-ngobrol tentang sukabumi sama teman, langsung hari sabtunya kita ke sukabumi kemudian langsung menggarap empang...
dengan orang yang sama juga ga kesengajaan ngobrolin tentang futsal.. eh jadi ada tindaklanjut.. oopss.. masih rahasia nih...

Terakhir, mari kita list daftar kerjaan kita yang urgent-important, dan important not urgent. Rencanakan, dan jalankan! tunggu apalagi :)

semoga berguna
wassalam

Tidak ada komentar: