Pada jaman Wei Utara, ada seorang pria bernama Liu Bao. Profesinya adalah tukang jagal babi. Setelah bertahun-tahun berdagang, ia mulai memikirkan pengembangan bisnisnya.
Akhirnya ia mendapat sebuah ide, Liu Bao membeli barang khas dari berbagai daerah dan menjualnya di daerah yang lain...
Karena barangnya bagus, unik, dan memang dibutuhkan, maka barang-barangnya itu dengan mudah langsung terjual habis. Hanya dalam beberapa tahun Liu Bao sudah menjadi orang kaya.
Karena usahanya semakin membesar, ia merasa perlu untuk memperoleh informasi pasar dengan lebih cepat. Ia memutuskan untuk mendirikan biro informasi disetiap kota. Dimulainya dari kota Luoyang...
Hari demi hari, laporan dari biro informasi selalu datang. Contohnya ketika ada laporan bahwa daerah Henan mengalami musim kemarau panjang, Liu Bao segera menjual gandum secara masal kesana. Ditempat lain, Luoyang turun hujan tak henti selama lima hari. Kota mengalami banjir besar. Tanah menjadi rusak setelah banjir surut. Rakyat membutuhkan segera peralatan pertanian untuk membangun kembali rumah dan tanah pertanian yang hancur. Sementara toko peralatan pertanian disana sudah tidak sanggup meladeni pemintaan yang membludak.
Biro informasi Liu Bao bergerak cepat memberikan laporan. Di kantor pusat, Liu Bao men-tender-kan alat-alat pertanian ini. Beberapa penawaran pun masuk dari suplier alat-alat pertanian. Dengan mudah ia mendapatkan harga yang terbaik yang ternyata berasal dari Zhaozhou. Ia pun memerintahkan untuk membeli peralatan di Zhaozhou dan menjual di Luoyang. Barang dagangannya laku keras, dan harganya pun sangat tinggi. Dengan informasi yang cepat dan pengelolaan yang tepat, Liu Bao menjadi pedagang terkenal hanya dalam waktu beberapa tahun saja.
Cerita ini masih sangat relevan di jaman kita. Bahkan semua menjadi mudah dengan internet. Bisajadi kita tidak memerlukan jaringan biro informasi seperti Liu Bao karena data internet kadang sudah cukup mewakili. Dalam beberapa hal kita berpeluang untuk melebihi Liu Bao yang hanya beredar di kawasan domestiknya, padahal dengan internet, area kita lebih mendunia.
Tanpa internet pun masih relevan. Masih banyak sekali produk dalam negeri yang memiliki value yang bagus. Misalkan produk komoditi perkebunan atau pertanian. Masih ada selisih harga yang sangat besar dari tingkat produsen menuju konsumen. Value chain masih sangat banyak. Masih melewati pengumpul, distributor, agen, pengecer dan lain sebagainya. Misalkan ada suatu propinsi di Indonesia yang membutuhkan suatu komoditi, kita bisa mencari di daerah penghasil komoditi tersebut dengan harga yang jauh lebih murah. Tapi tentu saja, harus bergerak cepat... Ga percaya? coba aja :)
Terakhir saya kutip kata-kata Sun Tzu,
Pemerintah yang bijaksana serta jenderal yang cakap seringkali mampu mengalahkan musuh-musuh mereka. Mereka dapat meraih kemenangan secara gemilang, karena lebih cepat dan lebih dini mendapatkan informasi mengenai situasi dan kondisi lawan
Kamis, 27 September 2007
Selasa, 25 September 2007
Buaya
Cerita favorit dimas dari andrie wongso :D
Selamat menikmati...
Adalah seorang raja yang berkuasa di sebuah wilayah di Eropa, seorang raja yang terkenal pemberani dan disegani kawan maupun musuh-musuhnya. Sang raja memiliki seorang putri yang telah beranjak dewasa dan sudah saatnya menikah, namun yang diinginkannya adalah seorang menantu yang pemberani seperti dirinya
Raja mengumpulkan para penasehatnya dan disepakati mengadakan sayembara untuk mendapatkan seorang pemuda yang gagah dan pemberani. Adalah sayembara berenang menyeberangi sungai yang ada didepan benteng kerajaan yang didalamnya diisi banyak buaya yang dalam sebulan dibiarkan kelaparan agar menjadi sangat ganas.
Diumumkanlah sayembara ini ke seluruh rakyatnya dan saat hari yang ditentukan tiba, mulailah berdatangan para pemuda dari segala penjuru negri, kemudian sang raja keluar dan berdiri diatas kastilnya serta mengangkat bendera tanda dimulainya sayembara itu.
Namun hingga dua jam lamanya tak ada seorang pun yang berani terjun ke sungai yang penuh dengan buaya itu. Raja mulai gelisah dan kecewa karena merasa akan gagal mendapatkan seorang pemberani dari kalangan rakyatnya.
Ketika matahari mulai meninggi, ada sekelompok pemuda datang dan ikut merangsek di kerumunan massa ditepian sungai dan bertanya-tanya ada apa gerangan. Setelah mendapat penjelasan dari orang-orang yang ada disana merekapun hanya manggut-manggut seraya mengamati beberapa ekor buaya yang ada di sungai itu dan saling tunjuk tanpa seorangpun berani mengikuti sayembara itu.
Ketika sebagian orang mulai meninggalkan sungai itu, tiba-tiba dikejutkan dengan suara seseorang terjun ke sungai, rupanya salah seorang pemuda yang baru datang itu terjun ke sungai dan berenang menuju seberang dengan kecepatan tinggi menghindari kejaran beberapa ekor buaya yang berusaha mendekatinya.
Akhirnya pemuda itu berhasil selamat hingga seberang dan disambut dengan tepuk tangan meriah dan sang raja segera turun menyambut si pemuda itu dengan gembira..
Setelah diperkenalkan dengan putrinya, sang raja sepakat menyelenggarakan pesta pernikahan besar-besaran dan meriah selama tujuh hari tujuh malam.
Di tengah-tengah pesta pernikahan, datang pula para sahabat si pemuda pemberani ini memberikan selamat, mereka sungguh bangga memiliki seorang kawan yg kini adalah seorang menantu raja. Sambil memberikan ucapan selamat mereka tak henti-hentinya memuji keberanian si pemuda ini. Namun tiba-tiba saja si pemuda ini mengajak ke lima orang sahabatnya itu keluar dari ruang pesta dan dengan wajah kecut bertanya dengan nada menghardik..”Hey kalian semua, ayo katakan... siapa diantara kalian yang waktu itu mendorong saya terjun ke sungai ?!, asal tahu ya.. hampir saja saya mati dimakan buaya!!”
”Andai saja seseorang mampu membangunkan raksasa yang ada didalam dirinya, maka ia tak perlu menunda kesuksesan hanya karena menunggu orang lain yang menggerakkannya”
www.andriewongso.com
Selamat menikmati...
Adalah seorang raja yang berkuasa di sebuah wilayah di Eropa, seorang raja yang terkenal pemberani dan disegani kawan maupun musuh-musuhnya. Sang raja memiliki seorang putri yang telah beranjak dewasa dan sudah saatnya menikah, namun yang diinginkannya adalah seorang menantu yang pemberani seperti dirinya
Raja mengumpulkan para penasehatnya dan disepakati mengadakan sayembara untuk mendapatkan seorang pemuda yang gagah dan pemberani. Adalah sayembara berenang menyeberangi sungai yang ada didepan benteng kerajaan yang didalamnya diisi banyak buaya yang dalam sebulan dibiarkan kelaparan agar menjadi sangat ganas.
Diumumkanlah sayembara ini ke seluruh rakyatnya dan saat hari yang ditentukan tiba, mulailah berdatangan para pemuda dari segala penjuru negri, kemudian sang raja keluar dan berdiri diatas kastilnya serta mengangkat bendera tanda dimulainya sayembara itu.
Namun hingga dua jam lamanya tak ada seorang pun yang berani terjun ke sungai yang penuh dengan buaya itu. Raja mulai gelisah dan kecewa karena merasa akan gagal mendapatkan seorang pemberani dari kalangan rakyatnya.
Ketika matahari mulai meninggi, ada sekelompok pemuda datang dan ikut merangsek di kerumunan massa ditepian sungai dan bertanya-tanya ada apa gerangan. Setelah mendapat penjelasan dari orang-orang yang ada disana merekapun hanya manggut-manggut seraya mengamati beberapa ekor buaya yang ada di sungai itu dan saling tunjuk tanpa seorangpun berani mengikuti sayembara itu.
Ketika sebagian orang mulai meninggalkan sungai itu, tiba-tiba dikejutkan dengan suara seseorang terjun ke sungai, rupanya salah seorang pemuda yang baru datang itu terjun ke sungai dan berenang menuju seberang dengan kecepatan tinggi menghindari kejaran beberapa ekor buaya yang berusaha mendekatinya.
Akhirnya pemuda itu berhasil selamat hingga seberang dan disambut dengan tepuk tangan meriah dan sang raja segera turun menyambut si pemuda itu dengan gembira..
Setelah diperkenalkan dengan putrinya, sang raja sepakat menyelenggarakan pesta pernikahan besar-besaran dan meriah selama tujuh hari tujuh malam.
Di tengah-tengah pesta pernikahan, datang pula para sahabat si pemuda pemberani ini memberikan selamat, mereka sungguh bangga memiliki seorang kawan yg kini adalah seorang menantu raja. Sambil memberikan ucapan selamat mereka tak henti-hentinya memuji keberanian si pemuda ini. Namun tiba-tiba saja si pemuda ini mengajak ke lima orang sahabatnya itu keluar dari ruang pesta dan dengan wajah kecut bertanya dengan nada menghardik..”Hey kalian semua, ayo katakan... siapa diantara kalian yang waktu itu mendorong saya terjun ke sungai ?!, asal tahu ya.. hampir saja saya mati dimakan buaya!!”
”Andai saja seseorang mampu membangunkan raksasa yang ada didalam dirinya, maka ia tak perlu menunda kesuksesan hanya karena menunggu orang lain yang menggerakkannya”
www.andriewongso.com
Minggu, 23 September 2007
Belajar dari tukang asinan keliling
Kejadian simple tadi malam yang dapat kita ambil pelajaran darinya...
Tukang asinan itu beda dari biasanya. Ya, tentu saja beda. Ketika bulan puasa, ia keliling ketika selesai shalat maghrib. Lembur lah istilahnya. Outfit nya pun beda, kini ia tampak percaya diri dengan menggunakan peci ketika berdagang.
Tukang asinan itu adalah seorang tua, mungkin lebih layak dipanggil kakek. Badan nya yang mungil seolah tidak menjadikan ia alasan untuk berjuang menjemput rizkiNya.
Malam itu ia sedang berhenti di depan rumah sebelah. Aku panggil tiga kali, ia tidak menoleh, tetap menunduk. Aku terus memanggilnya, dan kemudian wajahnya menghadap ke arahku. Herannya, ia tetap berdiri di tempat, tidak bergeming. Aku panggil lagi, ia menatapku, tapi tetap tidak bergerak. Kemudian ada motor melintas, dan membantuku memanggil si kakek tua penjual asinan. Baru akhirnya sang kakek menghampiri.
Agak kesal aku pun menyapa, "kenapa Pak, kok dipanggil diem aja?"
sambil tersenyum malu ia menjawab, "anuu...maaf Dik, tadi bapak lagi ngitung duit...."
entah kenapa suaranya memberikan suatu simpati tersendiri. Emosi pun reda, yang tadinya mau marah tiba-tiba malah merasa jatuh hati sama si kakek..
"Bulan puasa tambah rame Pak?" lanjut aku
"Alhamdulillah......" jawab si kakek sembari tersenyum
hmmm...benar-benar beda. Ada nuansa keteduhan dari kalimat "alhamdulillah" sang kakek. Sang kakek benar-benar mengerti dan mendalami makna nya. Ucap syukur sang kakek benar-benar menggetarkan hati saya.
Tiba-tiba ada motor berhenti, pengendara motor itu pun berniat membeli asinan sang kakek. Mungkin buat istrinya, kata aku dalam hati. Hatiku terasa lebih bergetar, sungguh Allah Maha Pemberi Rizki. RizkiNya bisa datang dari sisi yang tidak bisa kita duga-duga...
Sungguh malam itu saya mendapat banyak pelajaran berharga dari si kakek...
Pertama, kesungguhan si kakek untuk menjemput rizkiNya secara halal dan baik. Si kakek "lembur" kerja malam di usia senja, demi rizki yang halal dan demi sebuah kemuliaan. Padahal untuk ukuran si kakek, banyak orang yang memilih untuk menjadi peminta-minta, atau bahkan mengharapkan rizki dari anak-anaknya saja. Membuatku menjadi malu ketika lelah, bahwa ada kakek tua yang umurnya 3 kali lipat, tetapi pantang menyerah menjemput rizki yang halal dan baik.. Sungguh malu bagi orang-orang yang memilih rizki dari yang buruk, korupsi dan lain sebagainya. Sungguh malu bagi pemuda untuk bermalas-malasan jika melihat si kakek...
Kedua, si kakek telah mengajarkan rasa syukur mendalam. Si kakek benar-benar terlihat menikmati rupiah demi rupiah yang dihasilkan. Si kakek benar-benar menikmati pekerjaannya. Tergambar dari suaranya keihkhlasannya. Menjadi introspeksi tersendiri dengan melihatnya. Betapa selama ini kita tidak bersyukur atas rizki yang kita terima. Bahkan kita selalu merasa kurang dan kurang...
Ketiga, kakek itu telah menunjukan bahwa Allah Maha Pemberi Rizki. Tentu saja bagi hamba yang berikhtiar seperti dirinya..
Kek, hari ini kakek telah memberikan banyak pelajaran. Mulai hari ini kakek adalah salah satu dari sekian banyak guru saya. Semoga Allah merahmati dan membuka lebar-lebar pintu rizki kakek...
Ya Allah, perbanyak orang seperti si kakek ini.......
Semoga berguna
wassalam
Tukang asinan itu beda dari biasanya. Ya, tentu saja beda. Ketika bulan puasa, ia keliling ketika selesai shalat maghrib. Lembur lah istilahnya. Outfit nya pun beda, kini ia tampak percaya diri dengan menggunakan peci ketika berdagang.
Tukang asinan itu adalah seorang tua, mungkin lebih layak dipanggil kakek. Badan nya yang mungil seolah tidak menjadikan ia alasan untuk berjuang menjemput rizkiNya.
Malam itu ia sedang berhenti di depan rumah sebelah. Aku panggil tiga kali, ia tidak menoleh, tetap menunduk. Aku terus memanggilnya, dan kemudian wajahnya menghadap ke arahku. Herannya, ia tetap berdiri di tempat, tidak bergeming. Aku panggil lagi, ia menatapku, tapi tetap tidak bergerak. Kemudian ada motor melintas, dan membantuku memanggil si kakek tua penjual asinan. Baru akhirnya sang kakek menghampiri.
Agak kesal aku pun menyapa, "kenapa Pak, kok dipanggil diem aja?"
sambil tersenyum malu ia menjawab, "anuu...maaf Dik, tadi bapak lagi ngitung duit...."
entah kenapa suaranya memberikan suatu simpati tersendiri. Emosi pun reda, yang tadinya mau marah tiba-tiba malah merasa jatuh hati sama si kakek..
"Bulan puasa tambah rame Pak?" lanjut aku
"Alhamdulillah......" jawab si kakek sembari tersenyum
hmmm...benar-benar beda. Ada nuansa keteduhan dari kalimat "alhamdulillah" sang kakek. Sang kakek benar-benar mengerti dan mendalami makna nya. Ucap syukur sang kakek benar-benar menggetarkan hati saya.
Tiba-tiba ada motor berhenti, pengendara motor itu pun berniat membeli asinan sang kakek. Mungkin buat istrinya, kata aku dalam hati. Hatiku terasa lebih bergetar, sungguh Allah Maha Pemberi Rizki. RizkiNya bisa datang dari sisi yang tidak bisa kita duga-duga...
Sungguh malam itu saya mendapat banyak pelajaran berharga dari si kakek...
Pertama, kesungguhan si kakek untuk menjemput rizkiNya secara halal dan baik. Si kakek "lembur" kerja malam di usia senja, demi rizki yang halal dan demi sebuah kemuliaan. Padahal untuk ukuran si kakek, banyak orang yang memilih untuk menjadi peminta-minta, atau bahkan mengharapkan rizki dari anak-anaknya saja. Membuatku menjadi malu ketika lelah, bahwa ada kakek tua yang umurnya 3 kali lipat, tetapi pantang menyerah menjemput rizki yang halal dan baik.. Sungguh malu bagi orang-orang yang memilih rizki dari yang buruk, korupsi dan lain sebagainya. Sungguh malu bagi pemuda untuk bermalas-malasan jika melihat si kakek...
Kedua, si kakek telah mengajarkan rasa syukur mendalam. Si kakek benar-benar terlihat menikmati rupiah demi rupiah yang dihasilkan. Si kakek benar-benar menikmati pekerjaannya. Tergambar dari suaranya keihkhlasannya. Menjadi introspeksi tersendiri dengan melihatnya. Betapa selama ini kita tidak bersyukur atas rizki yang kita terima. Bahkan kita selalu merasa kurang dan kurang...
Ketiga, kakek itu telah menunjukan bahwa Allah Maha Pemberi Rizki. Tentu saja bagi hamba yang berikhtiar seperti dirinya..
Kek, hari ini kakek telah memberikan banyak pelajaran. Mulai hari ini kakek adalah salah satu dari sekian banyak guru saya. Semoga Allah merahmati dan membuka lebar-lebar pintu rizki kakek...
Ya Allah, perbanyak orang seperti si kakek ini.......
Semoga berguna
wassalam
Sabtu, 22 September 2007
Ga punya modal?
Ada sebuah kisah menarik. Alkisah jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda. Ia seorang miskin, tidak punya pekerjaan, apalagi penghasilan. Setiap waktu hidupnya hanya diisi penyesalan, selain mengumpat tentunya. Walau ia sadar, tempat untuk bekerja sangatlah terbatas, negerinya sedang prihatin. Tapi untuk mulai usaha, dirinya tidak memiliki modal sama sekali. Ia pun merenung putus asa.
Tiba-tiba datang seorang yang sudah tua. Kakek tua itu nampak lebih beruntung kondisinya dibanding si anak muda. Dengan bijak kakek itu menyapa anak muda
"Wahai anak muda, apa yang sedang kaupikirkan? mengapa kau terlihat putus asa?" tanya kakek itu.
"Kakek lebih beruntung dari saya" jawab anak muda yang melihat orangtua itu membawa sejumlah uang tail emas. "Saya hanyalah anak muda yang miskin tidak berguna, pengangguran, tidak memiliki penghasilan.."
Kakek itu tertawa, kemudian berkata
"Sesungguhnya kamu jauh lebih kaya dari saya anak muda"
Anak muda itu kaget, setengah marah karena merasa diejek
"Maksud kakek apa? saya sudah merana dengan kondisi saya ini, jangan kakek tambah penderitaan saya dengan mengejek saya. Sudah jelas saya tidak punya apa-apa kek!"
Dengan bijak orangtua itu tersenyum
"Sejak kapan kakek mengejek kamu, Nak. Kakek serius ketika bilang kamu lebih kaya dari kakek.."
Anak muda mengernyitkan dahi nya. Entah apa maksud si kakek ini.
Sang kakek melanjutkan
"Nak, kakek punya 50 tail emas. Dengan uang ini kakek mau membeli wajah kamu yang tanpa cacat ini, untuk kakek tukar dengan wajah yang buruk. Bagaimana menurut kamu?
Kontan anak muda ini menolak tawaran si kakek
"Baiklah kalau begitu, kakek tambah 50 tail emas lagi untuk membeli kesehatan kamu. Kakek tukar dengan tubuh yang lumpuh tidak berdaya. Apakah kamu mau Nak?
Kembali anak muda menggelengkan kepala.
Kakek pun melanjutkan tawarannya
"Kakek tambah 50 tail emas lagi untuk menukar masa mudamu. Jika kamu setuju, kamu akan menjadi kakek-kakek seperti ku juga. Bagaimana Nak?"
Anak muda itu kemudian dapat berpikir maksud sang kakek
"Nah sekarang kakek tambah 50 tail terakhir untuk kakek tukar dengan kebahagian kamu. Kamu akan memiliki keluarga yang tidak bahagia jika menerima tawaran ini." lanjut sang kakek
Anak muda itu tetap menolak. Kemudian sang kakek berkata,
"Bagaimana bisa kamu bilang bahwa kamu miskin, sementara kamu memiliki harta yang melebihi harga 200tail emas?"
Anak muda itu segera berlari, dan segera mencari kayu di hutan untuk dijualnya ke pasar...
Apa hikmah cerita ini?
Saya sendiri seringkali bertemu orang-orang yang berkata "saya tidak punya modal untuk memulai usaha". Kalimat tersebut hanyalah sebuah alasan (excuse). Mental below the line yang selalu menyalahi kondisi yang seperti ini harus kita perbaiki.
Salah seorang guru saya memiliki cara unik untuk menantang tipe orang yang selalu berkata "tidak memiliki modal". Guru saya itu bersedia meminjamkan uang Rp1500 untuk membeli satu botol minuman dalam kemasan di supermarket. Dengan satu botol itu, ia akan menyuruh orang itu untuk menjual di lampu merah seharga Rp2000. Kemudian ia bisa menabung Rp500 dan membeli satu botol lagi. Begitu seterusnya hingga ia bisa membeli dua botol.
Dari dua botol menjadi empat botol, kemudian menjadi satu lusin, bahkan satu dus. Dari satu dus, menjadi dua dus, menjadi satu lusin dus, bahkan menjadi agen minuman. Dari agen minuman pun bisa menjadi distributor, bahkan memiliki pabrik sendiri! So, masihkan bilang tidak ada modal?
Semoga berguna
wassalam
adzan101.blogspot.com
Tiba-tiba datang seorang yang sudah tua. Kakek tua itu nampak lebih beruntung kondisinya dibanding si anak muda. Dengan bijak kakek itu menyapa anak muda
"Wahai anak muda, apa yang sedang kaupikirkan? mengapa kau terlihat putus asa?" tanya kakek itu.
"Kakek lebih beruntung dari saya" jawab anak muda yang melihat orangtua itu membawa sejumlah uang tail emas. "Saya hanyalah anak muda yang miskin tidak berguna, pengangguran, tidak memiliki penghasilan.."
Kakek itu tertawa, kemudian berkata
"Sesungguhnya kamu jauh lebih kaya dari saya anak muda"
Anak muda itu kaget, setengah marah karena merasa diejek
"Maksud kakek apa? saya sudah merana dengan kondisi saya ini, jangan kakek tambah penderitaan saya dengan mengejek saya. Sudah jelas saya tidak punya apa-apa kek!"
Dengan bijak orangtua itu tersenyum
"Sejak kapan kakek mengejek kamu, Nak. Kakek serius ketika bilang kamu lebih kaya dari kakek.."
Anak muda mengernyitkan dahi nya. Entah apa maksud si kakek ini.
Sang kakek melanjutkan
"Nak, kakek punya 50 tail emas. Dengan uang ini kakek mau membeli wajah kamu yang tanpa cacat ini, untuk kakek tukar dengan wajah yang buruk. Bagaimana menurut kamu?
Kontan anak muda ini menolak tawaran si kakek
"Baiklah kalau begitu, kakek tambah 50 tail emas lagi untuk membeli kesehatan kamu. Kakek tukar dengan tubuh yang lumpuh tidak berdaya. Apakah kamu mau Nak?
Kembali anak muda menggelengkan kepala.
Kakek pun melanjutkan tawarannya
"Kakek tambah 50 tail emas lagi untuk menukar masa mudamu. Jika kamu setuju, kamu akan menjadi kakek-kakek seperti ku juga. Bagaimana Nak?"
Anak muda itu kemudian dapat berpikir maksud sang kakek
"Nah sekarang kakek tambah 50 tail terakhir untuk kakek tukar dengan kebahagian kamu. Kamu akan memiliki keluarga yang tidak bahagia jika menerima tawaran ini." lanjut sang kakek
Anak muda itu tetap menolak. Kemudian sang kakek berkata,
"Bagaimana bisa kamu bilang bahwa kamu miskin, sementara kamu memiliki harta yang melebihi harga 200tail emas?"
Anak muda itu segera berlari, dan segera mencari kayu di hutan untuk dijualnya ke pasar...
Apa hikmah cerita ini?
Saya sendiri seringkali bertemu orang-orang yang berkata "saya tidak punya modal untuk memulai usaha". Kalimat tersebut hanyalah sebuah alasan (excuse). Mental below the line yang selalu menyalahi kondisi yang seperti ini harus kita perbaiki.
Salah seorang guru saya memiliki cara unik untuk menantang tipe orang yang selalu berkata "tidak memiliki modal". Guru saya itu bersedia meminjamkan uang Rp1500 untuk membeli satu botol minuman dalam kemasan di supermarket. Dengan satu botol itu, ia akan menyuruh orang itu untuk menjual di lampu merah seharga Rp2000. Kemudian ia bisa menabung Rp500 dan membeli satu botol lagi. Begitu seterusnya hingga ia bisa membeli dua botol.
Dari dua botol menjadi empat botol, kemudian menjadi satu lusin, bahkan satu dus. Dari satu dus, menjadi dua dus, menjadi satu lusin dus, bahkan menjadi agen minuman. Dari agen minuman pun bisa menjadi distributor, bahkan memiliki pabrik sendiri! So, masihkan bilang tidak ada modal?
Semoga berguna
wassalam
adzan101.blogspot.com
Jumat, 21 September 2007
Kapal yang hilang
berjalan mereka ditemani sinar
dalam sebuah pencarian
untuk kehidupan
sinar yang meredup..
api yang memadam..
akankah semua berakhir?
tidak
bukan disini kapal bertambat
dimanakah ia?
seisi bumi terkecoh
sang nahkoda tersenyum
untuk sebuah kemenangan
untuk sebuah pemahaman
akan arti kesetiaan
hanya yang kekal untuk menggantung asa
mengapa kebinasaan mengubah arah?
hingga setengah hati membusuk
dalam sebuah pencarian
untuk kehidupan
sinar yang meredup..
api yang memadam..
akankah semua berakhir?
tidak
bukan disini kapal bertambat
dimanakah ia?
seisi bumi terkecoh
sang nahkoda tersenyum
untuk sebuah kemenangan
untuk sebuah pemahaman
akan arti kesetiaan
hanya yang kekal untuk menggantung asa
mengapa kebinasaan mengubah arah?
hingga setengah hati membusuk
Rabu, 19 September 2007
Menjaga semangat tempur..
Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hidup menjadi tidak hidup tanpa motivasi. Layaknya mayat hidup atau zombie yang berjalan kesana kemari.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia bisa saja kehilangan motivasi. Bahkan nabi sekalipun pernah mengalaminya. Kita mungkin ingat periode kesedihan Rasulullah ketika berturut-turut ditinggal pergi istri dan paman tercinta. Menarik sekali mempelajari bagaimana orang-orang besar menumbuhkan kembali motivasinya. Ingat, orang besar itu bukan orang yang selalu termotivasi, tapi orang yang cepat sekali menemukan motivasinya ketika ia kehilangan.
Apapun profesi kita, ada saatnya mengalami proses kejenuhan. Omzet sedang turun, bosan dengan rutinitas kantor, lembur, dan lain-lain. Dari pengalaman dan beberapa bacaan, setidaknya ada enam hal yang bisa membangkitkan motivasi saya.
1. Merenung, berpikir
Langkah awal, kita harus menyadari bahwa kita sedang tidak termotivasi. Disini kita butuh perenungan mendalam. Cari tempat yang tenang seperti pantai, laut atau pegunungan. Pelajari ayat-ayat yang tersembunyi di alam, pelajari bagaimana semua makhluk bekerja. Zero-mind process kalau kata orang. Syukuri juga posisi kita sekarang, sadari bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung diri kita. Pikirkan bahwa dunia ini tidak serumit yang kita kira, sampai kita sadar bahwa semua ternyata sangat sederhana!
2. Revisualisasi visi
Apa visi hidup kita? misalkan visi kita adalah memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada manusia, visualisasikan visi kita dengan mengunjungi panti asuhan misalnya. Kita dekati anak-anak jalanan, ajak mereka berbicara dari hati ke hati. Dijamin, motivasi kita akan kembali meledak. Kita pun akan sadar, bahwa masih banyak sekali orang yang butuh bantuan, sehingga tidak ada alasan bagi kita saat ini untuk bersantai-santai..
3. Temui orang-orang atau apapun yang mendukung visi
Langkah yang satu ini agak sadis. Coba kita bikin list orang-orang yang kita kenal, dan pisahkan mana-mana orang yang bisa membantu meningkatkan motivasi dan yang bukan. Setidaknya untuk saat ini, saat anda membutuhkan motivasi, hindari pertemuan dengan orang-orang yang suka menjatuhkan motivasi anda, suka meremehkan anda, dan sebagainya.
Sebaliknya, segera bikin jadwal untuk bersilaturahmi dengan orang yang kita anggap sebagai guru. Atau bahkan teman dekat kita, yang sangat tulus mencintai kita, dan hanya menginginkan kebaikan untuk kita serta selalu mendukung langkah-langkah kita tentunya. Contohnya, bagi saya bertemu pak haji alay, pak roni, pak asep, pak hantiar benar-benar dapat meningkatkan motivasi saya
4. Baca dan Belajar
Cari informasi tentang role-model kita. Misalkan profesi kita pengusaha, kita bisa mempelajari bagaimana donald trump misalnya memperoleh kekayaan. Dan ternyata banyak sekali hal-hal yang ia lakukan. Dan kita masih jauh tertinggal darinya. Menyadari bahwa kita masih jauh tertinggal, akan menimbulkan motivasi tersendiri. Hal ini berlaku juga untuk perusahaan. Misalkan perusahaan kita bergerak di bidang konstruksi, kita bisa mempelajari bagaimana perusahaan TOTAL bisa mencapai kedudukannya sekarang. Menyadari bahwa masih banyak yang harus dilakukan perusahaan, akan menimbulkan efek motivasi bagi perusahaan secara keseluruhan.
5. Motivasi orang lain!
Yang ini resep paling ampuh. Jika kita butuh motivasi, maka kita cari orang lain yang butuh motivasi dari kita. Sama aja kayak ilmu, semakin kita mengajarkan suatu ilmu ke orang lain, ternyata ilmu itu malah melekat erat di diri kita. So, yuk kita motivasi orang lain sebanyak-banyaknya :)
6. Berdoa
Jangan lupa juga berdoa. Kita luruskan lagi kalau niat kita ikhlas karena Allah. Ingat, masalah motivasi adalah masalah hati. Kita harus minta izin sama yang Menguasai hati kita. So, berdoa atau shalat di tengah malam pasti ngebantu banget...
Selamat menemuka kembali motivasi anda
salam sukses
adzan101.blogspot.com
Senin, 17 September 2007
Menyelami The Great Alexander (Iskandar)
Iskandar berkata, "bagaimana engkau dapat memperoleh derajat yang tinggi seperti ini dalam waktu sebentar?" Dia menjawab, "aku tidak menyimpan sedikit pun waktuku dan aku tidak bertindak berdasarkan hawa nafsu."
--------
Seseorang mendekati Iskandar, lalu orang itu mengumpat, memfitnah, dan menjelek-jelekan temannya, maka Iskandar mendengarkan orang itu sambil menutup satu telinganya. Orang itu bertanya, "Wahai raja, mengapa engkau mendengarkan dengan satu telinga saja?" Iskandar menjawab, "Aku akan menggunakan telinga yang lain untuk mendengar perkataan musuhmu." Pemfitnah itu pun akhirnya tahu bahwa jika musuhnya datang dan berbicara maka perkataannya akan didengarkan juga, maka dia pun berhenti memfitnah.
----------
Dua orang prajurit Iskandar memintanya memutuskan perkara mereka berdua, maka dia berkata, "Keputusanku akan membuat puas salah seorang dari kalian dan membuat kesal yang lain. Maka mintalah keputusan kepada kebenaran, dia akan memuaskan kalian berdua."
--------
Seseorang mendekati Iskandar, lalu orang itu mengumpat, memfitnah, dan menjelek-jelekan temannya, maka Iskandar mendengarkan orang itu sambil menutup satu telinganya. Orang itu bertanya, "Wahai raja, mengapa engkau mendengarkan dengan satu telinga saja?" Iskandar menjawab, "Aku akan menggunakan telinga yang lain untuk mendengar perkataan musuhmu." Pemfitnah itu pun akhirnya tahu bahwa jika musuhnya datang dan berbicara maka perkataannya akan didengarkan juga, maka dia pun berhenti memfitnah.
----------
Dua orang prajurit Iskandar memintanya memutuskan perkara mereka berdua, maka dia berkata, "Keputusanku akan membuat puas salah seorang dari kalian dan membuat kesal yang lain. Maka mintalah keputusan kepada kebenaran, dia akan memuaskan kalian berdua."
Minggu, 16 September 2007
Kebijakan dalam Kecepatan Akal
Feng Menglong pernah berkata,
"Perubahan sejenak bisa memulai rencana seratus tahun"
"Perubahan datang seperti angin dan api, seringkali terlalu kuat untuk yang tidak siap"
"Orang yang pandai akan meraih kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka"
"Kecepatan berjalan tiap orang berbeda. Perbedaannya mungkin tak terlihat dalam jarak pendek tapi akan terlihat jelas dalam perjalanan panjang"
"Juga gerakan pasukan harus secepat kilat. Mereka yang menunda akan pada posisi bertahan"
"Seperti menaruh botol arak dalam deretan. Mereka yang datang pertama mabuk, dan yag datang terakhir tak bisa membasahi bibirnya."
"Kecepatan akal seperti angin kencang di musim gugur, meniup daun dari pohon dengan cepat"
Benar juga, dalam dunia kontemporer saat ini dikenal istilah "Bukan yang kuat yang mengalahkan yang lemah, tapi yang cepat yang mengalahkan si lamban..."
So, think fast!
move fast!
"Perubahan sejenak bisa memulai rencana seratus tahun"
"Perubahan datang seperti angin dan api, seringkali terlalu kuat untuk yang tidak siap"
"Orang yang pandai akan meraih kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka"
"Kecepatan berjalan tiap orang berbeda. Perbedaannya mungkin tak terlihat dalam jarak pendek tapi akan terlihat jelas dalam perjalanan panjang"
"Juga gerakan pasukan harus secepat kilat. Mereka yang menunda akan pada posisi bertahan"
"Seperti menaruh botol arak dalam deretan. Mereka yang datang pertama mabuk, dan yag datang terakhir tak bisa membasahi bibirnya."
"Kecepatan akal seperti angin kencang di musim gugur, meniup daun dari pohon dengan cepat"
Benar juga, dalam dunia kontemporer saat ini dikenal istilah "Bukan yang kuat yang mengalahkan yang lemah, tapi yang cepat yang mengalahkan si lamban..."
So, think fast!
move fast!
Jumat, 14 September 2007
Budaknya budak-ku...
Ada seorang raja yang berkata kepada socrates : "apa yang membuatmu tidak mau menghadapku padahal engkau adalah budakku?"
Socrates menjawab, "jika engkau jujur kepada diri sendiri, engkau pasti mengerti bahwa aku bukanlah budakmu."
Raja itu menjawab, "bagaimana bisa begitu?"
Socrates menjawab, "pernahkah engkau mengetahui bahwa diriku melakukan sesuatu atas dorongan nafsu dan marah?"
Raja menjawab, "tidak"
Socrates bertanya lagi, "pernahkah engkau begitu?"
Raja menjawab, "pernah..."
Socrates berkata "aku menguasai nafsu dan marahku, sementara keduanya menguasaimu. Jadi engkau adalah budak dari budak ku!"
Socrates menjawab, "jika engkau jujur kepada diri sendiri, engkau pasti mengerti bahwa aku bukanlah budakmu."
Raja itu menjawab, "bagaimana bisa begitu?"
Socrates menjawab, "pernahkah engkau mengetahui bahwa diriku melakukan sesuatu atas dorongan nafsu dan marah?"
Raja menjawab, "tidak"
Socrates bertanya lagi, "pernahkah engkau begitu?"
Raja menjawab, "pernah..."
Socrates berkata "aku menguasai nafsu dan marahku, sementara keduanya menguasaimu. Jadi engkau adalah budak dari budak ku!"
Kamis, 13 September 2007
Membuat Keributan di Timur dan menyerang di Barat
sheng dong ji xi....
Begitulah bunyi pepatah cina kuno yang artinya membuat keributan di timur dan menyerang barat. Istilah ini dimulai ketika era tiga kerajaan ketika Cao-cao ingin merebut kota Baima sebagai penyuplai makanan bagi pasukan cao-cao. Pada saat itu kekuatan musuh dalam jumlah besar bergerak menuju Baima. Cao-cao dalam posisi dilema. Salah seorang Jenderal menyarankan agar cao-cao berpura-pura menyerang salah satu kota musuh yang paling strategis untuk tipu daya. Musuh pun panik, dan berputar arah untuk melindungi kota itu. Begitu juga pasukan cao-cao, berputar arah dan akhirnya merebut Baima dengan mudah...
sheng dong ji xi...
Ray Kroc pun seperti menjadikan bisnis burger McDonald sebagai tameng (wilayah timur yang dibuat keributan) untuk menjadi kaya dari property tempat McDonald berdiri (wilayah barat yang sebenarnya ia incar). Ingat, Ray Kroc itu sebenarnya kaya dari berbisnis property.
sheng dong ji xi...
Jadi teringat kisah para penambang emas amerika. Kala itu semua orang mendengar isu bahwa banyak emas yang ada di perut bumi amerika. Ramai-ramai semua orang beralih profesi menjadi penambang. Tetapi kemudian, siapa yang menjadi kaya? bukan para penambang emas, melainkan produsen, agen, penjual peralatan menambang! bisa jadi para produsen dan penjual peralatan penambang yang menghembuskan isu-isu itu...
sheng dong ji xi...
Contoh lain, Misalkan saya memiliki perusahaan IT untuk mengembangkan Operating System(OS) sebuah komputer. Saya ingin agar OS saya digunakan dimana-mana. Saya ingin mengambil keuntungan dari program-program yang kompatibel dengan OS saya nantinya ketika sudah digunakan dimana-mana. Saya pun menyerang Barat dengan menyebarkan CD software OS saya yang gratis (baca:bajakan), sehingga hampir semua orang menggunakan OS yang saya ciptakan. Dan tentu saja, saya terus berkoar-koar bahwa pembajakan dimana-mana, kami dirugikan, dan lain-lain. Tapi saya menang, tujuan utama saya adalah agar OS saya digunakan dimana-mana. Ini cuma contoh lho :)
sheng dong ji xi...
Bisnis warnet menjadi bombastis akhir-akhir ini. Siapa yang diuntungkan? tentu saja, toko komputer, Internet Service Provider, dan komponen-komponen yang berhubungan. Saya sendiri hampir tidak mengambil keuntungan dari warnet yang saya dirikan, karena saya mengambil keuntungan dari bandwidth yang dijual ISP kami. Karena itu, tidak ada yang bisa mendirikan warnet dengan jasa semurah kami, dan dengan profit sharing semurah kami :)
sheng dong ji xi...
sheng dong ji xi...
Silakan tambahkan contoh yang lain...
Semoga menginspirasi
wassalam
adzan101.blogspot.com
Begitulah bunyi pepatah cina kuno yang artinya membuat keributan di timur dan menyerang barat. Istilah ini dimulai ketika era tiga kerajaan ketika Cao-cao ingin merebut kota Baima sebagai penyuplai makanan bagi pasukan cao-cao. Pada saat itu kekuatan musuh dalam jumlah besar bergerak menuju Baima. Cao-cao dalam posisi dilema. Salah seorang Jenderal menyarankan agar cao-cao berpura-pura menyerang salah satu kota musuh yang paling strategis untuk tipu daya. Musuh pun panik, dan berputar arah untuk melindungi kota itu. Begitu juga pasukan cao-cao, berputar arah dan akhirnya merebut Baima dengan mudah...
sheng dong ji xi...
Ray Kroc pun seperti menjadikan bisnis burger McDonald sebagai tameng (wilayah timur yang dibuat keributan) untuk menjadi kaya dari property tempat McDonald berdiri (wilayah barat yang sebenarnya ia incar). Ingat, Ray Kroc itu sebenarnya kaya dari berbisnis property.
sheng dong ji xi...
Jadi teringat kisah para penambang emas amerika. Kala itu semua orang mendengar isu bahwa banyak emas yang ada di perut bumi amerika. Ramai-ramai semua orang beralih profesi menjadi penambang. Tetapi kemudian, siapa yang menjadi kaya? bukan para penambang emas, melainkan produsen, agen, penjual peralatan menambang! bisa jadi para produsen dan penjual peralatan penambang yang menghembuskan isu-isu itu...
sheng dong ji xi...
Contoh lain, Misalkan saya memiliki perusahaan IT untuk mengembangkan Operating System(OS) sebuah komputer. Saya ingin agar OS saya digunakan dimana-mana. Saya ingin mengambil keuntungan dari program-program yang kompatibel dengan OS saya nantinya ketika sudah digunakan dimana-mana. Saya pun menyerang Barat dengan menyebarkan CD software OS saya yang gratis (baca:bajakan), sehingga hampir semua orang menggunakan OS yang saya ciptakan. Dan tentu saja, saya terus berkoar-koar bahwa pembajakan dimana-mana, kami dirugikan, dan lain-lain. Tapi saya menang, tujuan utama saya adalah agar OS saya digunakan dimana-mana. Ini cuma contoh lho :)
sheng dong ji xi...
Bisnis warnet menjadi bombastis akhir-akhir ini. Siapa yang diuntungkan? tentu saja, toko komputer, Internet Service Provider, dan komponen-komponen yang berhubungan. Saya sendiri hampir tidak mengambil keuntungan dari warnet yang saya dirikan, karena saya mengambil keuntungan dari bandwidth yang dijual ISP kami. Karena itu, tidak ada yang bisa mendirikan warnet dengan jasa semurah kami, dan dengan profit sharing semurah kami :)
sheng dong ji xi...
sheng dong ji xi...
Silakan tambahkan contoh yang lain...
Semoga menginspirasi
wassalam
adzan101.blogspot.com
Selasa, 11 September 2007
Jangan pernah menunda pekerjaan
Namanya juga warganegara yang baik, pasti donk kita pernah berurusan sama pemerintah. Entah mengurus KTP, NPWP, SIM, dan lain-lain. Kadang saya sering berpikir, seandainya semua sistem di lembaga-lembaga pemerintahan sudah terkomputerisasi, seharusnya segala urusan jadi mudah. Coba misalkan kita mau balik nama sertifikat rumah kita, tinggal login di sistem, edit property kita dan di approve oleh pihak yang bersangkutan. Begitu cepat! Tidak perlu menghabiskan waktu tiga bulan seperti sekarang ini...
Dan sebenarnya tanpa terkomputerisasi pun tidak perlu tiga bulan, apa susahnya coba tinggal menandatangani aplikasi jika semua persyaratan sudah lengkap? toh para aparat itu emang digaji untuk itu kan? tapi kenapa lama? nah, itulah salah satu penyakit bangsa ini yang sudah melegenda dan akut. Suka menunda pekerjaan. Entah apa motivasinya, entah disengaja atau tidak, tapi yang pasti, suka menunda pekerjaan! ga enak banget kan rasanya...
Tapi coba kita introspeksi ke diri kita dulu, jangan-jangan kita sudah menghujat sana-sini tapi ternyata kita sendiri sering juga melakukan hal seperti itu ke orang lain. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kita tepat waktu ketika janji sama seseorang? hehehe...
Dahulu saya pun hobi menunda pekerjaan, tapi setelah menemukan beberapa alasan, akhirnya saya bisa mengikis sedikit demi sedikit budaya buruk itu.. saya coba share ya, kalau ada yang kurang-kurang mohon ditambah..
1. Alasan cinta
Sudah sangat jelas, menunda pekerjaan mengindikasikan kurangnya rasa cinta. Selalu telat jika janji dengan istri, berarti kurang cinta hehehe... loh bisa dibuktikan lho. Coba aja tanya kalau memiliki teman yang punya selingkuhan. Hampir ga pernah telat kalau janjian sama selingkuhannya!
Contoh lain (yang agak bener ah) ya misalkan panggilan untuk shalat. Seberapa cepat kita mendirikan shalat setelah adzan? yupe, makin cepat kita mendirikan shalat mengindikasikan rasa cinta kita yang lebih besar kepada Allah SWT.. makin mudah kita menunda nya, indikator bahwa rasa cinta kita yang kurang...
jadi jelas ya korelasi antara cinta dan menunda pekerjaan
So, kalau kita bermalasan atau menunda berarti harus ditumbuhkan rasa cinta kita!
2. Menunda berarti menumpuk pekerjaan
Wah kalau yang ini sih anak SMP juga tahu. Dulu saya mengalaminya juga. Masa SMP dulu paling males mengerjakan PR atau tugas sekolah. Selalu menunggu deadline (maklum dulu deadliners..) nah apa yang terjadi pas menjelang hari-H? setres ga karuan...
Menyadari akan hal ini, maka jangan cari penyakit (sress misalnya) dengan menunda pekerjaan. Belum lagi kalau tiba-tiba ada acara mendadak ketika menjelang hari H, anak sakit lah, mobil masuk bengkel lah.. wah lengkap deh penderitaan...
3. Menunda berarti menzhalimi
Menzhalimi siapa saja, diri sendiri dan juga orang lain. Ga percaya? misalkan ada klien butuh support, trus kita nunda, berarti kita zhalimi klien. Misalkan kita butuh makan, trus kita tunda, kita menzhalimi tubuh kita. Atau coba bayangin, misalkan kita berurusan sama pemerintah (balik nama BPKB kendaraan misalnya). Trus kita melihat kalau data-data kita tidak diproses, soalnya yang ngurus suka menunda pekerjaan. wah, pasti rasanya senewen banget ya ga...
makanya sekali lagi, nunda pekerjaan = pasti ada yg dizhalimi. karena kita ga mau dizhalimi, maka jangan menunda lagi...
4. Inget kata orangtua, niatan baik itu ga boleh ditunda-tunda
Nah jadinya tiap ada niatan baik tuh langsung action. kalau ada ide yg keluar, langsung action! punya niat baik silaturahim ke tempat orang, jgn ditunda! ya pokoknya gitu. kata orang sini, pamalih kalau menunda niat baik
kemarin itu baru kejadian, cuma ngobrol-ngobrol tentang sukabumi sama teman, langsung hari sabtunya kita ke sukabumi kemudian langsung menggarap empang...
dengan orang yang sama juga ga kesengajaan ngobrolin tentang futsal.. eh jadi ada tindaklanjut.. oopss.. masih rahasia nih...
Terakhir, mari kita list daftar kerjaan kita yang urgent-important, dan important not urgent. Rencanakan, dan jalankan! tunggu apalagi :)
semoga berguna
wassalam
Dan sebenarnya tanpa terkomputerisasi pun tidak perlu tiga bulan, apa susahnya coba tinggal menandatangani aplikasi jika semua persyaratan sudah lengkap? toh para aparat itu emang digaji untuk itu kan? tapi kenapa lama? nah, itulah salah satu penyakit bangsa ini yang sudah melegenda dan akut. Suka menunda pekerjaan. Entah apa motivasinya, entah disengaja atau tidak, tapi yang pasti, suka menunda pekerjaan! ga enak banget kan rasanya...
Tapi coba kita introspeksi ke diri kita dulu, jangan-jangan kita sudah menghujat sana-sini tapi ternyata kita sendiri sering juga melakukan hal seperti itu ke orang lain. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kita tepat waktu ketika janji sama seseorang? hehehe...
Dahulu saya pun hobi menunda pekerjaan, tapi setelah menemukan beberapa alasan, akhirnya saya bisa mengikis sedikit demi sedikit budaya buruk itu.. saya coba share ya, kalau ada yang kurang-kurang mohon ditambah..
1. Alasan cinta
Sudah sangat jelas, menunda pekerjaan mengindikasikan kurangnya rasa cinta. Selalu telat jika janji dengan istri, berarti kurang cinta hehehe... loh bisa dibuktikan lho. Coba aja tanya kalau memiliki teman yang punya selingkuhan. Hampir ga pernah telat kalau janjian sama selingkuhannya!
Contoh lain (yang agak bener ah) ya misalkan panggilan untuk shalat. Seberapa cepat kita mendirikan shalat setelah adzan? yupe, makin cepat kita mendirikan shalat mengindikasikan rasa cinta kita yang lebih besar kepada Allah SWT.. makin mudah kita menunda nya, indikator bahwa rasa cinta kita yang kurang...
jadi jelas ya korelasi antara cinta dan menunda pekerjaan
So, kalau kita bermalasan atau menunda berarti harus ditumbuhkan rasa cinta kita!
2. Menunda berarti menumpuk pekerjaan
Wah kalau yang ini sih anak SMP juga tahu. Dulu saya mengalaminya juga. Masa SMP dulu paling males mengerjakan PR atau tugas sekolah. Selalu menunggu deadline (maklum dulu deadliners..) nah apa yang terjadi pas menjelang hari-H? setres ga karuan...
Menyadari akan hal ini, maka jangan cari penyakit (sress misalnya) dengan menunda pekerjaan. Belum lagi kalau tiba-tiba ada acara mendadak ketika menjelang hari H, anak sakit lah, mobil masuk bengkel lah.. wah lengkap deh penderitaan...
3. Menunda berarti menzhalimi
Menzhalimi siapa saja, diri sendiri dan juga orang lain. Ga percaya? misalkan ada klien butuh support, trus kita nunda, berarti kita zhalimi klien. Misalkan kita butuh makan, trus kita tunda, kita menzhalimi tubuh kita. Atau coba bayangin, misalkan kita berurusan sama pemerintah (balik nama BPKB kendaraan misalnya). Trus kita melihat kalau data-data kita tidak diproses, soalnya yang ngurus suka menunda pekerjaan. wah, pasti rasanya senewen banget ya ga...
makanya sekali lagi, nunda pekerjaan = pasti ada yg dizhalimi. karena kita ga mau dizhalimi, maka jangan menunda lagi...
4. Inget kata orangtua, niatan baik itu ga boleh ditunda-tunda
Nah jadinya tiap ada niatan baik tuh langsung action. kalau ada ide yg keluar, langsung action! punya niat baik silaturahim ke tempat orang, jgn ditunda! ya pokoknya gitu. kata orang sini, pamalih kalau menunda niat baik
kemarin itu baru kejadian, cuma ngobrol-ngobrol tentang sukabumi sama teman, langsung hari sabtunya kita ke sukabumi kemudian langsung menggarap empang...
dengan orang yang sama juga ga kesengajaan ngobrolin tentang futsal.. eh jadi ada tindaklanjut.. oopss.. masih rahasia nih...
Terakhir, mari kita list daftar kerjaan kita yang urgent-important, dan important not urgent. Rencanakan, dan jalankan! tunggu apalagi :)
semoga berguna
wassalam
Minggu, 09 September 2007
Kamikaze Berbisnis
Kita flashback ke masa perang dunia kedua. Setingnya adalah ketika Jepang mencoba mengusir Amerika di Pulau Okinawa. Kala itu Jenderal Ugaki memberikan propaganda dengan strategi kamikaze. Bahkan ketika Jepang terdesak sekalipun, ketika pulau utama terancam, wanita-wanita Jepang dilatih berperang dengan hanya menggunakan tongkat!
Ketika itu di kubu Amerika hanya berucap, "Tidak ada gunanya kita menyerang pulau utama, karena setiap rakyat Jepang akan rela mati mempertahankannya". Luar biasa, Jepang memberikan semua yang ada demi cita-citanya. Totalitas perjuangan..
Begitu juga yang terjadi di bumi Andalusia. Ketika pasukan Thariq bin Ziyad mendarat, semua kapal langsung dibakar, ia pun berorasi, "Tidak ada lagi jalan kembali, hanya ada kemenangan atau kematian!!" bahkan dengan jumlah pasukan yang sedikit, Andalusia bisa ditaklukan.
Apa yang bisa kita refleksikan ke dalam dunia bisnis? ketika semua rencana telah matang, feasibility study sudah jelas, semua infrastruktur sudah mendukung, maka tinggal mantapkan niat dan kemudian ber-kamikaze!!
Maka ketika kita memutuskan menjadi pengusaha, "bakar" semua impian kita untuk kembali menjadi karyawan! jangan lagi menoleh ke belakang. Bahkan saya pernah berjanji sama teman, jika pada masa ke depan saya tidak mendapat apapun dari hasil usaha saya, saya tetap tidak akan menjadi karyawan. Salah satu tokoh yang saya kagumi, Pak Haji Alay, pernah berkata bahwa uang Rp5000 yang dihasilkan dari berdagang, jauh lebih berharga dari uang Rp5jt yang didapat dari gaji, tangan diatas selalu lebih baik daripada tangan dibawah...
Mari kita pelajari bagaimana para orang-orang kaya di dunia melakukan kamikaze-nya...
- Kolonel Sanders ber-kamikaze menawarkan ayam gorengnya ke 1007 restoran yang menolaknya...
- Bill Gates ber-kamikaze dengan memilih DO dari Harvard
- tambahkan sendiri contoh yang lain..
Pertanyaannya, sudahkah kita ber-kamikaze (baca: totalitas) dalam mengembangkan perusahaan kita?
Saya jadi teringat ketika dulu ingin belajar bermain saham. Guru saya kala itu bertanya, "Mas, punya waktu berapa banyak dalam sehari untuk di investasikan di bidang ini?"
Nah, hal itu berlaku general di semua bidang. Berapa banyak waktu yang kita investasikan untuk perusahaan? untuk memikirkan kemajuan perusahaan? untuk kesejahteraan karyawan? untuk memilih strategi yang tepat? untuk terus menggali ilmu? untuk baca buku dan mengikuti seminar?
Beranikah kita mengorbankan kesenangan-kesenangan kita untuk kamikaze ini?
mengurangi jam tidur kita?
mengurangi waktu liburan?
mengurangi dugem, pacaran?
mengurangi bermain game?
mengurangi nonton televisi?
Memang, pilihan ada ditangan kita.
Akhir dari kamikaze adalah selalu sebuah kemenangan, pasti!
Maka jangan pernah iri dengan kemajuan yang dicapai rekan-rekan kita.
Karena pembedanya jelas, mereka ber-kamikaze, sementara kita bermalas-malasan...
Sekarang masih ada waktu,
mari ber-kamikaze!
dan raih kemenangan!
Semoga berguna
wassalam
Ketika itu di kubu Amerika hanya berucap, "Tidak ada gunanya kita menyerang pulau utama, karena setiap rakyat Jepang akan rela mati mempertahankannya". Luar biasa, Jepang memberikan semua yang ada demi cita-citanya. Totalitas perjuangan..
Begitu juga yang terjadi di bumi Andalusia. Ketika pasukan Thariq bin Ziyad mendarat, semua kapal langsung dibakar, ia pun berorasi, "Tidak ada lagi jalan kembali, hanya ada kemenangan atau kematian!!" bahkan dengan jumlah pasukan yang sedikit, Andalusia bisa ditaklukan.
Apa yang bisa kita refleksikan ke dalam dunia bisnis? ketika semua rencana telah matang, feasibility study sudah jelas, semua infrastruktur sudah mendukung, maka tinggal mantapkan niat dan kemudian ber-kamikaze!!
Maka ketika kita memutuskan menjadi pengusaha, "bakar" semua impian kita untuk kembali menjadi karyawan! jangan lagi menoleh ke belakang. Bahkan saya pernah berjanji sama teman, jika pada masa ke depan saya tidak mendapat apapun dari hasil usaha saya, saya tetap tidak akan menjadi karyawan. Salah satu tokoh yang saya kagumi, Pak Haji Alay, pernah berkata bahwa uang Rp5000 yang dihasilkan dari berdagang, jauh lebih berharga dari uang Rp5jt yang didapat dari gaji, tangan diatas selalu lebih baik daripada tangan dibawah...
Mari kita pelajari bagaimana para orang-orang kaya di dunia melakukan kamikaze-nya...
- Kolonel Sanders ber-kamikaze menawarkan ayam gorengnya ke 1007 restoran yang menolaknya...
- Bill Gates ber-kamikaze dengan memilih DO dari Harvard
- tambahkan sendiri contoh yang lain..
Pertanyaannya, sudahkah kita ber-kamikaze (baca: totalitas) dalam mengembangkan perusahaan kita?
Saya jadi teringat ketika dulu ingin belajar bermain saham. Guru saya kala itu bertanya, "Mas, punya waktu berapa banyak dalam sehari untuk di investasikan di bidang ini?"
Nah, hal itu berlaku general di semua bidang. Berapa banyak waktu yang kita investasikan untuk perusahaan? untuk memikirkan kemajuan perusahaan? untuk kesejahteraan karyawan? untuk memilih strategi yang tepat? untuk terus menggali ilmu? untuk baca buku dan mengikuti seminar?
Beranikah kita mengorbankan kesenangan-kesenangan kita untuk kamikaze ini?
mengurangi jam tidur kita?
mengurangi waktu liburan?
mengurangi dugem, pacaran?
mengurangi bermain game?
mengurangi nonton televisi?
Memang, pilihan ada ditangan kita.
Akhir dari kamikaze adalah selalu sebuah kemenangan, pasti!
Maka jangan pernah iri dengan kemajuan yang dicapai rekan-rekan kita.
Karena pembedanya jelas, mereka ber-kamikaze, sementara kita bermalas-malasan...
Sekarang masih ada waktu,
mari ber-kamikaze!
dan raih kemenangan!
Semoga berguna
wassalam
Sabtu, 08 September 2007
Masih mengenang Ayahku...
(Father)
Its not time to make a change,
Just relax, take it easy.
Youre still young, thats your fault,
Theres so much you have to know.
Find a girl, settle down,
If you want you can marry.
Look at me, I am old, but Im happy.
I was once like you are now, and I know that its not easy,
To be calm when youve found something going on.
But take your time, think a lot,
Why, think of everything youve got.
For you will still be here tomorrow, but your dreams may not.
(Son)
How can I try to explain, when I do he turns away again.
Its always been the same, same old story.
From the moment I could talk I was ordered to listen.
Now theres a way and I know that I have to go away.
I know I have to go.
(Father)
Its not time to make a change,
Just sit down, take it slowly.
Youre still young, thats your fault,
Theres so much you have to go through.
Find a girl, settle down,
If you want you can marry.
Look at me, I am old, but Im happy.
(son-- away away away, I know I have to
Make this decision alone - no)
(Son)
All the times that I cried, keeping all the things I knew inside,
Its hard, but its harder to ignore it.
If they were right, Id agree, but its them you know not me.
Now theres a way and I know that I have to go away.
I know I have to go.
(father-- stay stay stay, why must you go and
Make this decision alone? )
Lirik di atas adalah lagu Father and Son karya Cat Steven (sekarang sudah muslim pengarangnya) yang selalu membuat saya menitikan air mata ketika mendengarnya..
Jadi teringat kisah 2 tahun yang lalu ketika saya melamar gadis yang saya inginkan...
"Pak, Bu, temenin yuk ke tempat keluarganya calon istri buat omongin lamaran..."
"Gimana Pak?" tanya ibu..
"Bapak mah ayo aja. Kalau cuma lamaran aja siapa takut..."
Dunia ini fana...
sangat bodoh orang yang menukar kefanaan dengan keabadian..
dunia ini hanya sekejap..
seperti hanya sekejap yang lalu kita masih dininabobokan..
tak berasa kita telah menggunakan setengah jatah kita
bahkan lebih! siapa yang tahu...
mungkin saja tahun depan izrail berkunjung..
atau bisa jadi ramadhan ini?
atau malah kita tidak diizinkan bertemu ramadhan?
atau malah malam ini.........
astaghfirullahaladzim....
Ya Allah.. jangan Engkau ambil kami sedang kami bermaksiat kepadaMu..
jadikan kami syahid di jalanMu..
izinkan hamba berjumpa denganMu..
karena Engkaulah tujuan hidup..
Its not time to make a change,
Just relax, take it easy.
Youre still young, thats your fault,
Theres so much you have to know.
Find a girl, settle down,
If you want you can marry.
Look at me, I am old, but Im happy.
I was once like you are now, and I know that its not easy,
To be calm when youve found something going on.
But take your time, think a lot,
Why, think of everything youve got.
For you will still be here tomorrow, but your dreams may not.
(Son)
How can I try to explain, when I do he turns away again.
Its always been the same, same old story.
From the moment I could talk I was ordered to listen.
Now theres a way and I know that I have to go away.
I know I have to go.
(Father)
Its not time to make a change,
Just sit down, take it slowly.
Youre still young, thats your fault,
Theres so much you have to go through.
Find a girl, settle down,
If you want you can marry.
Look at me, I am old, but Im happy.
(son-- away away away, I know I have to
Make this decision alone - no)
(Son)
All the times that I cried, keeping all the things I knew inside,
Its hard, but its harder to ignore it.
If they were right, Id agree, but its them you know not me.
Now theres a way and I know that I have to go away.
I know I have to go.
(father-- stay stay stay, why must you go and
Make this decision alone? )
Lirik di atas adalah lagu Father and Son karya Cat Steven (sekarang sudah muslim pengarangnya) yang selalu membuat saya menitikan air mata ketika mendengarnya..
Jadi teringat kisah 2 tahun yang lalu ketika saya melamar gadis yang saya inginkan...
"Pak, Bu, temenin yuk ke tempat keluarganya calon istri buat omongin lamaran..."
"Gimana Pak?" tanya ibu..
"Bapak mah ayo aja. Kalau cuma lamaran aja siapa takut..."
Dunia ini fana...
sangat bodoh orang yang menukar kefanaan dengan keabadian..
dunia ini hanya sekejap..
seperti hanya sekejap yang lalu kita masih dininabobokan..
tak berasa kita telah menggunakan setengah jatah kita
bahkan lebih! siapa yang tahu...
mungkin saja tahun depan izrail berkunjung..
atau bisa jadi ramadhan ini?
atau malah kita tidak diizinkan bertemu ramadhan?
atau malah malam ini.........
astaghfirullahaladzim....
Ya Allah.. jangan Engkau ambil kami sedang kami bermaksiat kepadaMu..
jadikan kami syahid di jalanMu..
izinkan hamba berjumpa denganMu..
karena Engkaulah tujuan hidup..
Legenda Hidupku... Almarhum Bapak-ku....
"Pak, tolong donk jangan ngerokok lagi...ngeganggu banget nih asapnya..."
Orang tua itu hanya diam dan termenung.. keesokan harinya ia menyapa sang anak..
"Nak, mulai hari ini bapak ga akan ngerokok lagi. Karena itu, bapak juga akan ga suka kalau nanti bapak lihat kamu ngerokok.."
Dialog diatas adalah kisah nyata seorang ayah perokok berusia 50 tahun (satu hari bisa habis 2 bungkus rokok) dengan seorang putranya yang baru saja memasuki sekolah dasar.. Ya, Orang tua itu adalah ayahku sendiri.. Yang pada hari itu benar-benar berhenti merokok demi memberikan teladan kepada anak-anaknya...
Dahulu ayahku adalah seorang tentara, terkena wajib militer sehingga harus meninggalkan bangku SMA. Dikenal sebagai pribadi yang jujur, ikhlas mengabdi untuk bangsa dan negaranya. Berbagai peperangan diikuti, salah satu yang sering diceritakan adalah ketika pembebasan East Timor. Walau agak canggung dalam mendidik anak, namun prinsipnya tidak pernah mengenal kata canggung untuk tetap amanah... Ya, salah satu bukti amanahnya adalah ketika ayahku yang gagah itu menolak untuk menyuap demi kenaikan pangkat. Alhasil lebih dari 3 kali secara beruntun tidak naik pangkatnya, dan memutuskan untuk pensiun dini.
Menanamkan nilai-nilai kejujuran serta etika adalah hal yang paling ditekankan kepada anak-anaknya. Salah satu nasihat yang paling berkesan adalah ketika ayahku berkata, "Nak, jangan pernah anggap remeh orang, walau pekerjaan hina sekalipun, pasti ada hal yang kita bisa belajar darinya..."
Memang ayahku lemah dalam mengkader anak-anaknya, namun semata-mata karena ia tidak ingin merepotkan anak-anaknya. Bahkan pernah ketika pembantu kami pulang kampung, pagi-pagi ayahku sudah membersihkan lantai... ayahku yang gagah sama sekali tidak mau menyerahkan pekerjaan nya itu kepada aku ketika aku memintanya. Ia bahkan masih rela mengantarku kuliah di hari saat ia harus berangkat haji...
Dahulu, setiap datang waktu shalat aku selalu diingatkannya untuk menyegerakan. Suatu waktu aku masih tertidur dan dibangunkan dengan suara yang keras untuk shalat, karena merasa terganggu akhirnya lidah terucap "Pak, emang bapak ga bakal marah gitu kalo pas tidur dibangunin juga dengan suara keras kayak gitu untuk shalat..."
ayahku yang gagah menjawab, "Ga akan Nak, Bapak malah akan berterima kasih karena Bapak bisa shalat tepat waktu karena kamu bangunkan..."
Karena penasaran, aku pun mencobanya.... dan terbukti... perbuatanku membangunkannya dengan suara agak keras (mungkin beberapa orang menilai sikapku kurang ajar) tidak berhasil membuatnya marah.. ia justru bergegas mengambil wudhu-nya...
Salah satu kebiasaan ayahku adalah menangis... tidak di dalam kendaraan, atau sambil berjalan, atau dalam sujudnya, atau dalam doanya... seringkali ia menangis.. menangisi kematian yang akan mendekatinya.. dan teringat akan orang tuanya yang sudah mendahuluinya..
Tujuh tahun terakhir, ayahku lebih giat mendalami agamanya.. Ia pun lebih kritis dan prihatin atas kondisi yang ada sekarang. Berbagai pengajian dan halaqah diikutinya. Alhamdulillah, pemahaman keagamaannya semakin hari semakin dalam...
Momen paling mengharukan adalah ketika aku menganjurkan agar orangtuaku tidak lagi menjual rokok di warungnya. Mohon maaf, kami sekeluarga termasuk yang berpandangan bahwa rokok itu hukumnya haram. Aku pun menunggu waktu yang tepat ketika mengusulkan hal ini.. seiring pemahaman agama orangtua yang semakin baik, 3 tahun adalah waktu yang cukup untuk usulan ini..
pernyataanku kala itu, "Pak, Bu, selama kita sudah yakin bahwa rokok itu diharamkan, maka menjualnya pun menjadi haram. Hujjah apalagi yang akan bapak dan ibu gunakan?"
lagi-lagi orangtuaku hanya terdiam dan tertegun, dan tidak lama, rokok pun hilang dari daftar barang dagangan mereka. Omzet turun drastis, nyaris 80persen..
tapi apa kata-kata yang keluar dari lisan calon penghuni surga..."Nak, rejeki Allah tidak akan terputus dengan berhenti menjual rokok.."
Setelah itu, ayahku yang gagah sangat serius mencoba mengikuti sunnah nabinya. Shalat lima waktu nyaris selalu di masjid. Di sela-sela menjaga warung diisi dengan tilawah quran nya. Sadaqah nya nyaris tidak terlihat tangan kirinya. Senin dan kamis hampir selalu diisi dengan shaumnya. Shalat malam pun teriring dengan tangisannya.. Tanda hitam di keningnya seolah menjadi bukti kedekatannya dengan "Kekasih"nya..
Kenanganku setahun yang lalu, adalah ketika aku pulang bekerja tengah malam, aku langsung tertidur di depan televisi. Tiba-tiba aku terbangun dan melihat ayahku sedang membalurkan lotion anti nyamuk di sekujur badanku. Sadar aku terbangun beliau berkata, "Nak, kamu jangan lupa untuk membaluri ini supaya ga digigit nyamuk.." aku pun sengaja mendiami dan menyaksikan ayahku yang sedang asyik membaluri kaki dan tanganku, menikmati ikatan cinta
antara seorang ayah dan anaknya.. pada saat itu aku hanya ingin berkata, "Pak, sungguh aku sayang bapak..." tapi ga tau kenapa lidah ini membisu dan tertahan...
Ramadhan di tahun 2006 adalah hal yang tidak terlupakan..
7 hari menjelang lebaran...
aku terbangun ditengah malam, jantungku berdebar cepat.. sekitar jam 1 pagi aku menghubungi temanku... aku menangis... saat itu aku berkata kepadanya bahwa aku merasakan sesuatu... aku merasakan dalam waktu dekat aku akan menerima sebuah amanah yang besar... tapi aku sendiri tidak tahu amanah seperti apa... saat itu aku menangis dengan sangat dalam dan terisak...
4 hari menjelang lebaran....
Ibuku berkata "Loh ada apa Pak, kenapa semua celana dipotong?"
Ayah menjawab "Hadits nya sudah jelas Bu, mata kaki harus terlihat ketika shalat"
"Tapi kan ga semuanya harus digunting seperti itu pak, sisa-in lah barang satu potong untuk acara-acara resmi" jawab ibu
Saat itu ayah cuma tersenyum dan terus melanjutkan kegiatannya memotong celana.
"Bu, aku lupa kalau besok aku harus memberikan laporan keuangan masjid kepada para pengurus.."
3 hari menjelang lebaran...
Pada pagi harinya, Bapak sedang menikmati memotong kentang untuk lebaran sembari bercengkerama dengan keluarga dan tetangga. Menjelang Dzuhur Bapak pun asyik bermain dengan sang cucu... hingga tiba waktunya Dzuhur..
Ia segera ke masjid, dan menulis laporan keuangan di papan tulis masjid, menunaikan shalat berjamaah, sedikit bercengkerama dengan para sahabatnya dan kemudian pulang..
Tidak ada yang dapat menolak, ketika tiba dikamar, tiba-tiba ia terbatuk dan muntah.. kemudian ia pun tersungkur.. bahkan ketika ia dipapah menuju mobil ke rumah sakit, ia bersikeras supaya berjalan sendiri menuju mobil.. karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya termasuk menantu-menantunya..
kecupan terakhir akan terus kuingat.. saat itu aku meminta maaf atas semua dosa yang kuperbuat padanya.. ia pun menjawab dengan anggukan.. bergantian seluruh saudaraku memintakan maafnya termasuk ibuku....
Setelah itu ia mengerang kesakitan.. sempat terdengar beberapa kali ia mengucap "sakit perut..." "sakit perut...." kemudia Izrail pun menjemputnya...
Innalillahi wainna ilaihi rajiuun..
Bahkan ketika ajalnya datang, ayahku pun masih terlihat gagah...
Seolah Allah ingin menunjukan kepada kita begitu sayangnya Ia dengan ayahku dengan ucapan "sakit perut.." nya...
Ya, orang yang meninggal karena sakit perut termasuk syahid..
Ayahku tidak memiliki penyakit di perut, dan sangat sehat ketika Dzuhur, benar-benar Allah menunjukan KuasaNya sekaligus SayangNya dengan syahidnya...
Ayahku adalah seorang kepala keluarga sejati.. ia rela mengorbankan nyawa nya demi ibuku dan anak-anaknya. Kesetiaan, kejujuran, dan sifat amanahnya menjadi guru buatku.. Pak, Bu, sebenarnya guru nomor satu-ku adalah Bapak dan Ibu.. Saat ini aku benar-benar tersadar cinta dan sayang yang selama ini kalian curahkan.. Terima kasih ya Allah telah membuatku dilahirkan dari dua orangtua hebat ini...
Sebentar lagi ramadhan pun tiba.. Ramadhan pertamaku tanpa ayahku yang hebat.. Tidak ada lagi suara tangisan ayahku menjelang ramdhan.. tangisan rasa syukur karena diberikan kesempatan ramadhan.. tidak adalagi tangisan nya ketika takbiran.. tidak ada lagi tangisan nya ketika berpeluk dan memohon maaf kala memulai ramadhan dan saat lebaran... tidak ada lagi yang menemani ibuku saat tarawih di masjid.. Tidak ada lagi kehadirannya disaat pengajian. Ingin rasanya kukecup keningnya dan berkata bahwa aku cinta padanya...
Kini tempatnya menjadi lebih baik.. Allah telah menyiapkan surga untuknya. Pak, maafin Wahyu yang dengan maksiatnya membuat Bapak malu di kubur sana.. Semoga anak bapak yang satu ini dapat berkumpul dengan bapak di surga Allah nanti... Hidup ini tidak akan lama lagi, bagai anak panah yang meluncur pasti... dengan sekejap insya Allah kita dipertemukan kembali...
Ya Allah, berilah ayahku ketetapan..
lapangkan kuburnya..
sayangi ayahku sebagaimana ia menyayangiku di waktu kecil..
dari anak bapak yang tidak berhenti mencintai bapak......
Orang tua itu hanya diam dan termenung.. keesokan harinya ia menyapa sang anak..
"Nak, mulai hari ini bapak ga akan ngerokok lagi. Karena itu, bapak juga akan ga suka kalau nanti bapak lihat kamu ngerokok.."
Dialog diatas adalah kisah nyata seorang ayah perokok berusia 50 tahun (satu hari bisa habis 2 bungkus rokok) dengan seorang putranya yang baru saja memasuki sekolah dasar.. Ya, Orang tua itu adalah ayahku sendiri.. Yang pada hari itu benar-benar berhenti merokok demi memberikan teladan kepada anak-anaknya...
Dahulu ayahku adalah seorang tentara, terkena wajib militer sehingga harus meninggalkan bangku SMA. Dikenal sebagai pribadi yang jujur, ikhlas mengabdi untuk bangsa dan negaranya. Berbagai peperangan diikuti, salah satu yang sering diceritakan adalah ketika pembebasan East Timor. Walau agak canggung dalam mendidik anak, namun prinsipnya tidak pernah mengenal kata canggung untuk tetap amanah... Ya, salah satu bukti amanahnya adalah ketika ayahku yang gagah itu menolak untuk menyuap demi kenaikan pangkat. Alhasil lebih dari 3 kali secara beruntun tidak naik pangkatnya, dan memutuskan untuk pensiun dini.
Menanamkan nilai-nilai kejujuran serta etika adalah hal yang paling ditekankan kepada anak-anaknya. Salah satu nasihat yang paling berkesan adalah ketika ayahku berkata, "Nak, jangan pernah anggap remeh orang, walau pekerjaan hina sekalipun, pasti ada hal yang kita bisa belajar darinya..."
Memang ayahku lemah dalam mengkader anak-anaknya, namun semata-mata karena ia tidak ingin merepotkan anak-anaknya. Bahkan pernah ketika pembantu kami pulang kampung, pagi-pagi ayahku sudah membersihkan lantai... ayahku yang gagah sama sekali tidak mau menyerahkan pekerjaan nya itu kepada aku ketika aku memintanya. Ia bahkan masih rela mengantarku kuliah di hari saat ia harus berangkat haji...
Dahulu, setiap datang waktu shalat aku selalu diingatkannya untuk menyegerakan. Suatu waktu aku masih tertidur dan dibangunkan dengan suara yang keras untuk shalat, karena merasa terganggu akhirnya lidah terucap "Pak, emang bapak ga bakal marah gitu kalo pas tidur dibangunin juga dengan suara keras kayak gitu untuk shalat..."
ayahku yang gagah menjawab, "Ga akan Nak, Bapak malah akan berterima kasih karena Bapak bisa shalat tepat waktu karena kamu bangunkan..."
Karena penasaran, aku pun mencobanya.... dan terbukti... perbuatanku membangunkannya dengan suara agak keras (mungkin beberapa orang menilai sikapku kurang ajar) tidak berhasil membuatnya marah.. ia justru bergegas mengambil wudhu-nya...
Salah satu kebiasaan ayahku adalah menangis... tidak di dalam kendaraan, atau sambil berjalan, atau dalam sujudnya, atau dalam doanya... seringkali ia menangis.. menangisi kematian yang akan mendekatinya.. dan teringat akan orang tuanya yang sudah mendahuluinya..
Tujuh tahun terakhir, ayahku lebih giat mendalami agamanya.. Ia pun lebih kritis dan prihatin atas kondisi yang ada sekarang. Berbagai pengajian dan halaqah diikutinya. Alhamdulillah, pemahaman keagamaannya semakin hari semakin dalam...
Momen paling mengharukan adalah ketika aku menganjurkan agar orangtuaku tidak lagi menjual rokok di warungnya. Mohon maaf, kami sekeluarga termasuk yang berpandangan bahwa rokok itu hukumnya haram. Aku pun menunggu waktu yang tepat ketika mengusulkan hal ini.. seiring pemahaman agama orangtua yang semakin baik, 3 tahun adalah waktu yang cukup untuk usulan ini..
pernyataanku kala itu, "Pak, Bu, selama kita sudah yakin bahwa rokok itu diharamkan, maka menjualnya pun menjadi haram. Hujjah apalagi yang akan bapak dan ibu gunakan?"
lagi-lagi orangtuaku hanya terdiam dan tertegun, dan tidak lama, rokok pun hilang dari daftar barang dagangan mereka. Omzet turun drastis, nyaris 80persen..
tapi apa kata-kata yang keluar dari lisan calon penghuni surga..."Nak, rejeki Allah tidak akan terputus dengan berhenti menjual rokok.."
Setelah itu, ayahku yang gagah sangat serius mencoba mengikuti sunnah nabinya. Shalat lima waktu nyaris selalu di masjid. Di sela-sela menjaga warung diisi dengan tilawah quran nya. Sadaqah nya nyaris tidak terlihat tangan kirinya. Senin dan kamis hampir selalu diisi dengan shaumnya. Shalat malam pun teriring dengan tangisannya.. Tanda hitam di keningnya seolah menjadi bukti kedekatannya dengan "Kekasih"nya..
Kenanganku setahun yang lalu, adalah ketika aku pulang bekerja tengah malam, aku langsung tertidur di depan televisi. Tiba-tiba aku terbangun dan melihat ayahku sedang membalurkan lotion anti nyamuk di sekujur badanku. Sadar aku terbangun beliau berkata, "Nak, kamu jangan lupa untuk membaluri ini supaya ga digigit nyamuk.." aku pun sengaja mendiami dan menyaksikan ayahku yang sedang asyik membaluri kaki dan tanganku, menikmati ikatan cinta
antara seorang ayah dan anaknya.. pada saat itu aku hanya ingin berkata, "Pak, sungguh aku sayang bapak..." tapi ga tau kenapa lidah ini membisu dan tertahan...
Ramadhan di tahun 2006 adalah hal yang tidak terlupakan..
7 hari menjelang lebaran...
aku terbangun ditengah malam, jantungku berdebar cepat.. sekitar jam 1 pagi aku menghubungi temanku... aku menangis... saat itu aku berkata kepadanya bahwa aku merasakan sesuatu... aku merasakan dalam waktu dekat aku akan menerima sebuah amanah yang besar... tapi aku sendiri tidak tahu amanah seperti apa... saat itu aku menangis dengan sangat dalam dan terisak...
4 hari menjelang lebaran....
Ibuku berkata "Loh ada apa Pak, kenapa semua celana dipotong?"
Ayah menjawab "Hadits nya sudah jelas Bu, mata kaki harus terlihat ketika shalat"
"Tapi kan ga semuanya harus digunting seperti itu pak, sisa-in lah barang satu potong untuk acara-acara resmi" jawab ibu
Saat itu ayah cuma tersenyum dan terus melanjutkan kegiatannya memotong celana.
"Bu, aku lupa kalau besok aku harus memberikan laporan keuangan masjid kepada para pengurus.."
3 hari menjelang lebaran...
Pada pagi harinya, Bapak sedang menikmati memotong kentang untuk lebaran sembari bercengkerama dengan keluarga dan tetangga. Menjelang Dzuhur Bapak pun asyik bermain dengan sang cucu... hingga tiba waktunya Dzuhur..
Ia segera ke masjid, dan menulis laporan keuangan di papan tulis masjid, menunaikan shalat berjamaah, sedikit bercengkerama dengan para sahabatnya dan kemudian pulang..
Tidak ada yang dapat menolak, ketika tiba dikamar, tiba-tiba ia terbatuk dan muntah.. kemudian ia pun tersungkur.. bahkan ketika ia dipapah menuju mobil ke rumah sakit, ia bersikeras supaya berjalan sendiri menuju mobil.. karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya termasuk menantu-menantunya..
kecupan terakhir akan terus kuingat.. saat itu aku meminta maaf atas semua dosa yang kuperbuat padanya.. ia pun menjawab dengan anggukan.. bergantian seluruh saudaraku memintakan maafnya termasuk ibuku....
Setelah itu ia mengerang kesakitan.. sempat terdengar beberapa kali ia mengucap "sakit perut..." "sakit perut...." kemudia Izrail pun menjemputnya...
Innalillahi wainna ilaihi rajiuun..
Bahkan ketika ajalnya datang, ayahku pun masih terlihat gagah...
Seolah Allah ingin menunjukan kepada kita begitu sayangnya Ia dengan ayahku dengan ucapan "sakit perut.." nya...
Ya, orang yang meninggal karena sakit perut termasuk syahid..
Ayahku tidak memiliki penyakit di perut, dan sangat sehat ketika Dzuhur, benar-benar Allah menunjukan KuasaNya sekaligus SayangNya dengan syahidnya...
Ayahku adalah seorang kepala keluarga sejati.. ia rela mengorbankan nyawa nya demi ibuku dan anak-anaknya. Kesetiaan, kejujuran, dan sifat amanahnya menjadi guru buatku.. Pak, Bu, sebenarnya guru nomor satu-ku adalah Bapak dan Ibu.. Saat ini aku benar-benar tersadar cinta dan sayang yang selama ini kalian curahkan.. Terima kasih ya Allah telah membuatku dilahirkan dari dua orangtua hebat ini...
Sebentar lagi ramadhan pun tiba.. Ramadhan pertamaku tanpa ayahku yang hebat.. Tidak ada lagi suara tangisan ayahku menjelang ramdhan.. tangisan rasa syukur karena diberikan kesempatan ramadhan.. tidak adalagi tangisan nya ketika takbiran.. tidak ada lagi tangisan nya ketika berpeluk dan memohon maaf kala memulai ramadhan dan saat lebaran... tidak ada lagi yang menemani ibuku saat tarawih di masjid.. Tidak ada lagi kehadirannya disaat pengajian. Ingin rasanya kukecup keningnya dan berkata bahwa aku cinta padanya...
Kini tempatnya menjadi lebih baik.. Allah telah menyiapkan surga untuknya. Pak, maafin Wahyu yang dengan maksiatnya membuat Bapak malu di kubur sana.. Semoga anak bapak yang satu ini dapat berkumpul dengan bapak di surga Allah nanti... Hidup ini tidak akan lama lagi, bagai anak panah yang meluncur pasti... dengan sekejap insya Allah kita dipertemukan kembali...
Ya Allah, berilah ayahku ketetapan..
lapangkan kuburnya..
sayangi ayahku sebagaimana ia menyayangiku di waktu kecil..
dari anak bapak yang tidak berhenti mencintai bapak......
Jangan bilang kenal dulu!
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa melakukan semuanya sendirian. Hampir dalam segala bidang, baik bisnis, komunitas, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan lain-lain sebenarnya adalah sebuah sinergi yang dahsyat dari individu-individu sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Adakalanya kita dipercaya untuk memegang amanah tertentu, mulai dari ketua panitia 17 Agustus-an, pimpinan proyek, pimpinan perusahaan, bahkan presiden sekalipun. who knows...
Nah, pada titik tertentu, pasti ada hal-hal atau bidang-bidang yang kita delegasikan kepada orang-orang kepercayaan kita. Sang ketua panitia pasti HARUS mencari orang-orang terbaik untuk ketua-ketua bidangnya, begitu juga pimpinan proyek, bahkan presiden sekalipun harus jeli memilih yang terbaik untuk menteri-menterinya. Karena semua ini menyangkut amanah, yang mengharuskan sebuah pertanggungjawaban...
Pertanyaannya, setelah melewati beberapa tahap seleksi (seperti wawancara, fit and proper test dan lain-lain), gimana caranya agar kita yakin sama pilihan kita....
Ada pelajaran bagus dari seorang bijak bernama Umar ra. Seorang jenius yang hidup 15 abad yang lalu. Menurutnya setidaknya ada tiga cara untuk mengenal orang
1. Pernah bermalam bersama
2. Pernah melakukan perjalanan jauh bersama
3. Pernah bertransaksi uang (pernah berbisnis bareng misalnya)
yuk, kita kupas satu persatu dalam kacamata Tim Alpha tentunya :D Soalnya 3 hal diatas diterapkan juga dalam manajemen Alpha yang saat ini membawahi 30 lebih karyawan dimana 4 diantaranya menjabat selevel manajer.
1. Pernah Bermalam Bersama
Kenapa point ini begitu penting? karena dengan bermalam bersama, kita bisa mengetahui dengan persis kebiasaan sehari-hari dari orang yang bersangkutan. Bahkan sampai hal paling detail sekalipun. Kita bisa memperhatikan bagaimana prinsip orang itu tentang kebersihan, tentang pergaulan, dari obrolan nya kita bisa mengetahui seberapa dalam ilmunya. Belum lagi pandangan-pandangannya tentang berbagai permasalahan dan lain-lain. Makanya ketika Tim Alpha ingin menunjuk seseorang menjabat manajer, diwajibkan bermalam bersama kami di base camp tercinta..
Bahkan Umar ra ketika akan menunjuk seorang Gubernur, beliau akan mengutus orang kepercayaannya yang menyamar menjadi musafir, untuk bermalam di tempat sang calon Gubernur. Dan pernah dikisahkan ada calon gubernur yang gagal menjadi gubernur dikarenakan tes-nya umar ini. Sang calon gubernur dinilai kurang bersih menjaga nilai-nilai keruhanian, terlalu banyak menghabiskan waktu untuk tidur (standar jam tidur gubernur ketika itu kira-kira tidak boleh lebih dari 4 jam setiap harinya. Luar biasa!)
Umar ra ini adalah figur luar biasa. Bahkan beliau pernah memecat Gubernur di Mesir hanya karena memiliki pagar rumah yang agak tinggi dan dinilai kurang wajar karena dianggap membuat batas dengan rakyatnya. Padahal prinsip Umar, pemimpin itu adalah pelayan.
2. Pernah Melakukan Perjalanan Jauh Bersama
Tes yang sangat penting. Dalam manajemen tim Alpha, tes ini lebih bersifat ketahanan fisik dan mental. Seperti diketahui, para anggota tim alpha ini rata-rata hanya memiliki jam tidur sebanyak 3-4 jam per harinya. Kami mengharapkan agar para manajer untuk setidaknya bisa mendekati ketahanan fisik dan mental pemimpin-pemimpin nya.
Salah satu tes kami yang sederhana adalah belanja komputer bareng di mangga dua... Berangkat dari jam 9 pagi (terkena macet) pulang bisa jam 10 malem (terkena macet lagi, makan dijalan). Sepanjang waktu itu lebih banyak dihabiskan waktunya dalam kondisi berdiri. Jika pada masa-masa tertentu sang calon bisa melepas penat dengan duduk atau rebahan, kita pasti akan bergegas bergerak agar dikondisikan selalu berdiri. Intinya agar terkuras fisik dan mentalnya..
Setelah jam 10 malam tiba di base camp, kita terus bombardir dengan diskusi-diskusi yang menguras otak... disini terlihat jelas, orang yang memiliki keseimbangan mental akan masih kuat untuk tersenyum, tertawa, bahkan berdiskusi! sementara tipe yang satunya akan memilih diam, mudah marah, tidak fokus, tidak konsentrasi dan lain-lain. Gampang deh memantapkan pilihan :)
3. Pernah Bertransaksi
Disinilah pemisah yang jelas antara yang amanah atau bukan. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, dengan uang semua bisa berubah. Kawan bisa menjadi lawan, bahkan lawan bisa menjadi kawan.. seolah fitnah yang hebat, bahkan tes yang satu ini tidak sebanding dengan amal ibadah seseorang. Orang dengan label ustadz atau pemuka agama sekalipun, dapat dengan mudah tergelincir di fitnah ini.
Jika di tim alpha, sang calon manajer akan dicoba untuk memegang keuangan salah satu cabang warnet, atau unit usaha lain nya. Atau jika tim alpha akan ekspansi usaha, dan bermitra dengan orang baru, pasti akan memulainya dengan transaksi yang "kecil" terlebih dahulu. Jika transaksi "kecil" gagal, ya wassalam... masih banyak orang lain yang amanah :)
Kesimpulannya, jangan kita mengaku kenal dahulu dengan seseorang sebelum melakukan 3 hal diatas! jadi, waspadalah waspadalah!
semoga berguna
wassalam
Adakalanya kita dipercaya untuk memegang amanah tertentu, mulai dari ketua panitia 17 Agustus-an, pimpinan proyek, pimpinan perusahaan, bahkan presiden sekalipun. who knows...
Nah, pada titik tertentu, pasti ada hal-hal atau bidang-bidang yang kita delegasikan kepada orang-orang kepercayaan kita. Sang ketua panitia pasti HARUS mencari orang-orang terbaik untuk ketua-ketua bidangnya, begitu juga pimpinan proyek, bahkan presiden sekalipun harus jeli memilih yang terbaik untuk menteri-menterinya. Karena semua ini menyangkut amanah, yang mengharuskan sebuah pertanggungjawaban...
Pertanyaannya, setelah melewati beberapa tahap seleksi (seperti wawancara, fit and proper test dan lain-lain), gimana caranya agar kita yakin sama pilihan kita....
Ada pelajaran bagus dari seorang bijak bernama Umar ra. Seorang jenius yang hidup 15 abad yang lalu. Menurutnya setidaknya ada tiga cara untuk mengenal orang
1. Pernah bermalam bersama
2. Pernah melakukan perjalanan jauh bersama
3. Pernah bertransaksi uang (pernah berbisnis bareng misalnya)
yuk, kita kupas satu persatu dalam kacamata Tim Alpha tentunya :D Soalnya 3 hal diatas diterapkan juga dalam manajemen Alpha yang saat ini membawahi 30 lebih karyawan dimana 4 diantaranya menjabat selevel manajer.
1. Pernah Bermalam Bersama
Kenapa point ini begitu penting? karena dengan bermalam bersama, kita bisa mengetahui dengan persis kebiasaan sehari-hari dari orang yang bersangkutan. Bahkan sampai hal paling detail sekalipun. Kita bisa memperhatikan bagaimana prinsip orang itu tentang kebersihan, tentang pergaulan, dari obrolan nya kita bisa mengetahui seberapa dalam ilmunya. Belum lagi pandangan-pandangannya tentang berbagai permasalahan dan lain-lain. Makanya ketika Tim Alpha ingin menunjuk seseorang menjabat manajer, diwajibkan bermalam bersama kami di base camp tercinta..
Bahkan Umar ra ketika akan menunjuk seorang Gubernur, beliau akan mengutus orang kepercayaannya yang menyamar menjadi musafir, untuk bermalam di tempat sang calon Gubernur. Dan pernah dikisahkan ada calon gubernur yang gagal menjadi gubernur dikarenakan tes-nya umar ini. Sang calon gubernur dinilai kurang bersih menjaga nilai-nilai keruhanian, terlalu banyak menghabiskan waktu untuk tidur (standar jam tidur gubernur ketika itu kira-kira tidak boleh lebih dari 4 jam setiap harinya. Luar biasa!)
Umar ra ini adalah figur luar biasa. Bahkan beliau pernah memecat Gubernur di Mesir hanya karena memiliki pagar rumah yang agak tinggi dan dinilai kurang wajar karena dianggap membuat batas dengan rakyatnya. Padahal prinsip Umar, pemimpin itu adalah pelayan.
2. Pernah Melakukan Perjalanan Jauh Bersama
Tes yang sangat penting. Dalam manajemen tim Alpha, tes ini lebih bersifat ketahanan fisik dan mental. Seperti diketahui, para anggota tim alpha ini rata-rata hanya memiliki jam tidur sebanyak 3-4 jam per harinya. Kami mengharapkan agar para manajer untuk setidaknya bisa mendekati ketahanan fisik dan mental pemimpin-pemimpin nya.
Salah satu tes kami yang sederhana adalah belanja komputer bareng di mangga dua... Berangkat dari jam 9 pagi (terkena macet) pulang bisa jam 10 malem (terkena macet lagi, makan dijalan). Sepanjang waktu itu lebih banyak dihabiskan waktunya dalam kondisi berdiri. Jika pada masa-masa tertentu sang calon bisa melepas penat dengan duduk atau rebahan, kita pasti akan bergegas bergerak agar dikondisikan selalu berdiri. Intinya agar terkuras fisik dan mentalnya..
Setelah jam 10 malam tiba di base camp, kita terus bombardir dengan diskusi-diskusi yang menguras otak... disini terlihat jelas, orang yang memiliki keseimbangan mental akan masih kuat untuk tersenyum, tertawa, bahkan berdiskusi! sementara tipe yang satunya akan memilih diam, mudah marah, tidak fokus, tidak konsentrasi dan lain-lain. Gampang deh memantapkan pilihan :)
3. Pernah Bertransaksi
Disinilah pemisah yang jelas antara yang amanah atau bukan. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, dengan uang semua bisa berubah. Kawan bisa menjadi lawan, bahkan lawan bisa menjadi kawan.. seolah fitnah yang hebat, bahkan tes yang satu ini tidak sebanding dengan amal ibadah seseorang. Orang dengan label ustadz atau pemuka agama sekalipun, dapat dengan mudah tergelincir di fitnah ini.
Jika di tim alpha, sang calon manajer akan dicoba untuk memegang keuangan salah satu cabang warnet, atau unit usaha lain nya. Atau jika tim alpha akan ekspansi usaha, dan bermitra dengan orang baru, pasti akan memulainya dengan transaksi yang "kecil" terlebih dahulu. Jika transaksi "kecil" gagal, ya wassalam... masih banyak orang lain yang amanah :)
Kesimpulannya, jangan kita mengaku kenal dahulu dengan seseorang sebelum melakukan 3 hal diatas! jadi, waspadalah waspadalah!
semoga berguna
wassalam
Kamis, 06 September 2007
A power to forgive...
Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang kebaikan, kali ini tentang kemampuan memaafkan.
Mungkin kita pernah mendengar tentang konsep "tabungan emosional" ala Stephen Covey. Setiap kita berbuat kebaikan kepada seseorang, anggap saja kita menambah "tabungan emosional" kita kepadanya. Dan setiap kita khilaf, dan berbuat hal yang tidak baik kepadanya, maka sama saja dengan mengambil "tabungan emosional" kita dari dia..
Ada cerita juga dari (lagi-lagi) Cina kuno. Ketika Cao-cao tidak menghukum mati jenderal nya yang berbuat kesalahan fatal. Akhirnya sang jenderal menunjukan loyalitasnya yang luar biasa untuk tuan nya. Tentu saja kasus-kasus seperti ini adalah tipikal, artinya tidak semua orang bisa bereaksi sama. Disini diperlukan kejelian seorang pemimpin untuk memberi "hukuman" yang tepat untuk bawahannya. Dan Cao-cao telah memilih "hukuman" yang tepat untuk jenderalnya.
Kisah nyata pun pernah menimpa saya. Saya cuma ingin bereksperimen tentang konsep "tabungan emosional". And it works! ketika ada orang yang terus memfitnah, menebar kebencian dan kedengkian, saya tidak mencoba meluruskannya, saya hanya diam dan terus bekerja, memberi bukti dan bukan janji. Setiap orang itu mencibir, saya berikan senyuman. Setiap ada berita tidak baik, saya beristighfar, dan tentu saja terus memberi bukti, bukan janji. Bahkan dalam beberapa kesempatan orang itu butuh pertolongan, saya lah orang yang pertama menolong (belajar dari sang guru, Muhammad SAW) Dan Allah sebaik-baiknya makar, tidak butuh waktu lama untuk membuktikan bahwa semua tuduhannya adalah fitnah. Bahkan saya mencoba untuk mendoakan orang itu agar diampuni dosanya. Sesuai prinsip tabungan emosional, karena saya yakin Allah akan semakin ridha dengan kita jika kita memaafkan. Toh ga ada ruginya buat kita :)
Dan terbukti, beberapa orang yang saya lapangkan pintu maaf dan kesabaran, kini menjadi orang-orang yang selalu siap untuk membantu saya kapan saja. Bahkan ketika mendengar ada orang lain yang berbuat tidak baik kepada saya, orang-orang itu yang pertama bereaksi dan membela saya, bahkan tak segan melakukan apapun untuk membalasnya. Terima kasih Tuhan, Engkau telah membuktikan janji-Mu.
Coba yuk, kita mulai hobi menabung... eits, tapi dalam hal ini bukan menabung di bank, melainkan menabung disisi emosional orang-orang yang kita kenal. Balesannya dobel, di dunia dan di akhirat. Di akhirat dapat pahala, di dunia dapat kemudahan. Kebetulan orangtua saya adalah penganut fanatik "tabungan emosional" ini. Dan ketika sudah renta dan tiada, anak-anaknya lah yang menikmati "bunga tabungan" yang mereka simpan selama ini. Semua menjadi mudah ketika orang-orang yang dulu dikenal orang tua saya membantu saya sekarang ini.
Jadi, ketika kita paham konsep ini, harusnya kita menjadi pribadi yang tidak mudah pemarah. Dahulu dosen psikologi saya pernah berkata bahwa yang membedakan manusia dengan binatang adalah masalah reaksi. Ketika kita melakukan aksi ke binatang, binatang langsung bereaksi tanpa dicerna akal. Sementara manusia selalu berpikir sebelum bereaksi (harusnya ya... hehehe). Saran saya, jika kita dalam posisi marah atau tidak enak, berikut ini hal-hal yang mesti kita lakukan
1. Ingat Tuhan dan mohon ampun (dalam agama Islam dikenal kata "astaghfirullah")
2. Diam sembari berpikir (carilah reaksi terbaik, jangan terbawa nafsu. Pikirkan kepentingan orang banyak, pikir jangka panjang juga apa akibat dari reaksi kita, pikir juga 70 kebaikan yang pernah dilakukan orang yang sedang kita benci sekarang, pikir juga apakah kita mau menambah "tabungan emosional" kita atau malah ingin mengambilnya)
3. Kalau masih emosi juga, Minum air putih, cuci muka, cuci tangan atau Hydroterapi (dalam agama Islam bisa mengambil air wudhu)
4. Kalau masih emosi juga ya pulang, merenung (dalam agama Islam bisa memilih shalat), dan diamkan. Bahkan di agama saya (islam) sangat memahami sisi emosi manusia dan membiarkan kita untuk mendiamkan orang-orang yang berbuat keburukan kepada kita. Namun tetap ada batasnya hanya untuk tiga hari.
Jangan marah...jangan marah...jangan marah... itu kata idola saya :)
sekian semoga berguna
wassalam
Mungkin kita pernah mendengar tentang konsep "tabungan emosional" ala Stephen Covey. Setiap kita berbuat kebaikan kepada seseorang, anggap saja kita menambah "tabungan emosional" kita kepadanya. Dan setiap kita khilaf, dan berbuat hal yang tidak baik kepadanya, maka sama saja dengan mengambil "tabungan emosional" kita dari dia..
Ada cerita juga dari (lagi-lagi) Cina kuno. Ketika Cao-cao tidak menghukum mati jenderal nya yang berbuat kesalahan fatal. Akhirnya sang jenderal menunjukan loyalitasnya yang luar biasa untuk tuan nya. Tentu saja kasus-kasus seperti ini adalah tipikal, artinya tidak semua orang bisa bereaksi sama. Disini diperlukan kejelian seorang pemimpin untuk memberi "hukuman" yang tepat untuk bawahannya. Dan Cao-cao telah memilih "hukuman" yang tepat untuk jenderalnya.
Kisah nyata pun pernah menimpa saya. Saya cuma ingin bereksperimen tentang konsep "tabungan emosional". And it works! ketika ada orang yang terus memfitnah, menebar kebencian dan kedengkian, saya tidak mencoba meluruskannya, saya hanya diam dan terus bekerja, memberi bukti dan bukan janji. Setiap orang itu mencibir, saya berikan senyuman. Setiap ada berita tidak baik, saya beristighfar, dan tentu saja terus memberi bukti, bukan janji. Bahkan dalam beberapa kesempatan orang itu butuh pertolongan, saya lah orang yang pertama menolong (belajar dari sang guru, Muhammad SAW) Dan Allah sebaik-baiknya makar, tidak butuh waktu lama untuk membuktikan bahwa semua tuduhannya adalah fitnah. Bahkan saya mencoba untuk mendoakan orang itu agar diampuni dosanya. Sesuai prinsip tabungan emosional, karena saya yakin Allah akan semakin ridha dengan kita jika kita memaafkan. Toh ga ada ruginya buat kita :)
Dan terbukti, beberapa orang yang saya lapangkan pintu maaf dan kesabaran, kini menjadi orang-orang yang selalu siap untuk membantu saya kapan saja. Bahkan ketika mendengar ada orang lain yang berbuat tidak baik kepada saya, orang-orang itu yang pertama bereaksi dan membela saya, bahkan tak segan melakukan apapun untuk membalasnya. Terima kasih Tuhan, Engkau telah membuktikan janji-Mu.
Coba yuk, kita mulai hobi menabung... eits, tapi dalam hal ini bukan menabung di bank, melainkan menabung disisi emosional orang-orang yang kita kenal. Balesannya dobel, di dunia dan di akhirat. Di akhirat dapat pahala, di dunia dapat kemudahan. Kebetulan orangtua saya adalah penganut fanatik "tabungan emosional" ini. Dan ketika sudah renta dan tiada, anak-anaknya lah yang menikmati "bunga tabungan" yang mereka simpan selama ini. Semua menjadi mudah ketika orang-orang yang dulu dikenal orang tua saya membantu saya sekarang ini.
Jadi, ketika kita paham konsep ini, harusnya kita menjadi pribadi yang tidak mudah pemarah. Dahulu dosen psikologi saya pernah berkata bahwa yang membedakan manusia dengan binatang adalah masalah reaksi. Ketika kita melakukan aksi ke binatang, binatang langsung bereaksi tanpa dicerna akal. Sementara manusia selalu berpikir sebelum bereaksi (harusnya ya... hehehe). Saran saya, jika kita dalam posisi marah atau tidak enak, berikut ini hal-hal yang mesti kita lakukan
1. Ingat Tuhan dan mohon ampun (dalam agama Islam dikenal kata "astaghfirullah")
2. Diam sembari berpikir (carilah reaksi terbaik, jangan terbawa nafsu. Pikirkan kepentingan orang banyak, pikir jangka panjang juga apa akibat dari reaksi kita, pikir juga 70 kebaikan yang pernah dilakukan orang yang sedang kita benci sekarang, pikir juga apakah kita mau menambah "tabungan emosional" kita atau malah ingin mengambilnya)
3. Kalau masih emosi juga, Minum air putih, cuci muka, cuci tangan atau Hydroterapi (dalam agama Islam bisa mengambil air wudhu)
4. Kalau masih emosi juga ya pulang, merenung (dalam agama Islam bisa memilih shalat), dan diamkan. Bahkan di agama saya (islam) sangat memahami sisi emosi manusia dan membiarkan kita untuk mendiamkan orang-orang yang berbuat keburukan kepada kita. Namun tetap ada batasnya hanya untuk tiga hari.
Jangan marah...jangan marah...jangan marah... itu kata idola saya :)
sekian semoga berguna
wassalam
Balasan paling sadis sebuah kejahatan adalah dengan kebaikan...
Sebelum saya mulai artikel ini, mari sama-sama kita bedakan definisi tentang aksi dan reaksi. Ketika kita berbicara tentang sebuah kelompok, komunitas, ataupun negara, setiap aksi yang kita lakukan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai aturan dan norma yang berlaku. Hal ini merupakan hal yang niscaya dalam rangka penegakan reward and punishment.
Sama halnya dalam hukum Islam tentang Qishas. Negara wajib memberikan punishment untuk pelaku kejahatan. Masalah pihak keluarga korban akan memaafkan, ya itu nomor sekian. Sekali lagi, negara harus memenuhi kewajiban nya untuk memberikan hukuman. Nah, tinggal hak preogratif keluarga korban yang akan memaafkan perbuatan tersebut atau tidak.. Kira-kira mengerti ya.. (harus ngerti pokoknya hehehe). Jadi yang saya bahas disini adalah tentang aksi-reaksi yang sifatnya lebih banyak berupa individual (person to person).
Sejarah telah mencatat seorang tokoh paling berpengaruh, Muhammad SAW yang segala tindakannya patut kita tiru. Ketika ia mengajak seseorang untuk kebaikan, dikisahkan dibalas dengan kedengkian, pelecehan, penghinaan, hingga diludahi. Tapi apa kemudian yang ia balas? ketika orang yang melecehkan itu jatuh sakit dan hampir tidak ada orang yang menjenguknya, Muhammad SAW menjadi satu-satunya orang yang merawatnya.. Endingnya pun jelas, dua kalimat syahadat..
Ada sebuah kisah dari negeri Cina kuno yang menggambarkah betapa dahsyatnya arti sebuah kebaikan.. Ketika itu terjadi peperangan dahsyat antara dua negara yang selalu bertentangan. Korban pun berjatuhan satu demi satu. Salah seorang jenderal panglima perang merasa iba dengan banyaknya korban yang berguguran. Ia pun menemukan seorang tentaranya yang sedang terkapar, dengan luka yang menganga di bagian kaki. Tentara itu pun tak sendiri, karena tak lama dari kejauhan muncul seorang wanita tua (belakangan diketahui kalau itu adalah ibu sang tentara) yang berlari mendekati sang tentara untuk merawatnya.
Sang jenderal tertegun menyaksikan pemandangan ini, ia kemudian menghampiri sang tentara dan menanyakan tentang kondisinya. Akhirnya diketahui bahwa luka sang tentara bukanlah luka biasa, namun terkena tusukan yang mengandung racun. Pada saat itu adalah sebuah hal yang aneh dan tabu, jika ada seorang jenderal yang turun langsung menanyakan kondisi tentaranya. Tentu saja sang tentara merasa bangga, karena bisa langsung berbicara dengan jenderal yang menjadi teladan nya...
Lebih dari itu, sang jenderal diluar dugaan berlutut, mencium lukanya, menjilatinya, menghisapnya hingga racun nya keluar. Kemudian ibunda dari sang tentara itu menangis... semua orang mengira bahwa sang ibu menangis karena merasa bangga akan anaknya yang mendapat perhatian khusus dari sang jenderal, tapi ternyata beda, sang bunda kemudian berkata.. "dahulu, ayah dari anak ini tertimpa musibah yang sama, dan jenderal ini (jenderal yang sama) melakukan hal yang sama persis seperti yang ia lakukan sekarang. Saya tahu bahwa anak saya tidak lama lagi akan mati, karena dulu ayahnya langsung berdiri menerjang musuh hingga tewas setelah sang jenderal menyembuhkannya..."
Dan apa yang dikatakan ibunya terbukti. Sang anak berkaca-kaca mendapat kasih sayang sang jenderal. Kemudian ia segera berdiri tegak, menerjang musuh-musuhnya hingga tewas. Belasan musuhnya berhasil dibunuh sebelum ia menemui ajal...
Kita semua bisa simpulkan dari cerita diatas bahwa tidak pernah ada rugi atas semua kebaikan yang kita lakukan. Dan ingat, "faktor kali" kebaikan akan terus berlipat ganda layaknya jaringan MLM. Tiap kita berbuat baik, tentu semua orang yang merasakan kebaikan kita akan menyebarkan kebaikan itu juga kepada orang banyak. Coba kita bayangkan jika ini berlaku masal, mungkin tidak akan ada lagi kejahatan di muka bumi....
So, mari kita sebarkan kedamaian di muka bumi :)
Sama halnya dalam hukum Islam tentang Qishas. Negara wajib memberikan punishment untuk pelaku kejahatan. Masalah pihak keluarga korban akan memaafkan, ya itu nomor sekian. Sekali lagi, negara harus memenuhi kewajiban nya untuk memberikan hukuman. Nah, tinggal hak preogratif keluarga korban yang akan memaafkan perbuatan tersebut atau tidak.. Kira-kira mengerti ya.. (harus ngerti pokoknya hehehe). Jadi yang saya bahas disini adalah tentang aksi-reaksi yang sifatnya lebih banyak berupa individual (person to person).
Sejarah telah mencatat seorang tokoh paling berpengaruh, Muhammad SAW yang segala tindakannya patut kita tiru. Ketika ia mengajak seseorang untuk kebaikan, dikisahkan dibalas dengan kedengkian, pelecehan, penghinaan, hingga diludahi. Tapi apa kemudian yang ia balas? ketika orang yang melecehkan itu jatuh sakit dan hampir tidak ada orang yang menjenguknya, Muhammad SAW menjadi satu-satunya orang yang merawatnya.. Endingnya pun jelas, dua kalimat syahadat..
Ada sebuah kisah dari negeri Cina kuno yang menggambarkah betapa dahsyatnya arti sebuah kebaikan.. Ketika itu terjadi peperangan dahsyat antara dua negara yang selalu bertentangan. Korban pun berjatuhan satu demi satu. Salah seorang jenderal panglima perang merasa iba dengan banyaknya korban yang berguguran. Ia pun menemukan seorang tentaranya yang sedang terkapar, dengan luka yang menganga di bagian kaki. Tentara itu pun tak sendiri, karena tak lama dari kejauhan muncul seorang wanita tua (belakangan diketahui kalau itu adalah ibu sang tentara) yang berlari mendekati sang tentara untuk merawatnya.
Sang jenderal tertegun menyaksikan pemandangan ini, ia kemudian menghampiri sang tentara dan menanyakan tentang kondisinya. Akhirnya diketahui bahwa luka sang tentara bukanlah luka biasa, namun terkena tusukan yang mengandung racun. Pada saat itu adalah sebuah hal yang aneh dan tabu, jika ada seorang jenderal yang turun langsung menanyakan kondisi tentaranya. Tentu saja sang tentara merasa bangga, karena bisa langsung berbicara dengan jenderal yang menjadi teladan nya...
Lebih dari itu, sang jenderal diluar dugaan berlutut, mencium lukanya, menjilatinya, menghisapnya hingga racun nya keluar. Kemudian ibunda dari sang tentara itu menangis... semua orang mengira bahwa sang ibu menangis karena merasa bangga akan anaknya yang mendapat perhatian khusus dari sang jenderal, tapi ternyata beda, sang bunda kemudian berkata.. "dahulu, ayah dari anak ini tertimpa musibah yang sama, dan jenderal ini (jenderal yang sama) melakukan hal yang sama persis seperti yang ia lakukan sekarang. Saya tahu bahwa anak saya tidak lama lagi akan mati, karena dulu ayahnya langsung berdiri menerjang musuh hingga tewas setelah sang jenderal menyembuhkannya..."
Dan apa yang dikatakan ibunya terbukti. Sang anak berkaca-kaca mendapat kasih sayang sang jenderal. Kemudian ia segera berdiri tegak, menerjang musuh-musuhnya hingga tewas. Belasan musuhnya berhasil dibunuh sebelum ia menemui ajal...
Kita semua bisa simpulkan dari cerita diatas bahwa tidak pernah ada rugi atas semua kebaikan yang kita lakukan. Dan ingat, "faktor kali" kebaikan akan terus berlipat ganda layaknya jaringan MLM. Tiap kita berbuat baik, tentu semua orang yang merasakan kebaikan kita akan menyebarkan kebaikan itu juga kepada orang banyak. Coba kita bayangkan jika ini berlaku masal, mungkin tidak akan ada lagi kejahatan di muka bumi....
So, mari kita sebarkan kedamaian di muka bumi :)
Selasa, 04 September 2007
10 hal yang mengiringi keburukan
Salah satu agenda tim alpha adalah rapat koordinasi setiap hari senin dan kamis (bisa sampe pagi nih rapat hiks..)
Nah, salah satu budaya tim alpha sebelum memulai rapat adalah, masing-masing anggota memberikan nasihat kepada anggota yang lain. Bisa berupa nasihat agama, bisa juga nasihat bisnis. Pokoknya intinya sampaikan walau satu ayat.
Baru setelah masing-masing memberikan nasihat, masing-masing anggota tim menjabarkan ide-idenya secara bebas dalam rangka meningkatkan margin tim alpha secara umum. Setelah di kumpulkan idenya dan di kritisi, baru deh kita mulai rapat...
Rapat tadi malam agak beda. Kebetulan seharian saya kelelahan survey mencari lokasi futsal. Jadinya tidak mempersiapkan nasihat yang akan saya berikan. Jadi ya saya baca buku aja buat dibacakan. Buku itu penulisnya langsung Ibnul Jauzy judulnya lautan air mata. Kebetulan akhir-akhir ini saya kok sering lalai.. jadi kayaknya perlu nih ngeluarin air mata..
Saya kutipkan dari buku tersebut...
"Saudaraku, sampai kapankah kamu menunda-nunda amalan? Sampai kapankah kamu menambah impian? Sampai kapankah kamu terpedaya oleh kesempatan yang diberikan? Sampai kapankah kamu tidak mengingat datangnya kematian? Semua hasil usahamu hanyalah untuk tanah. Apa yang dibangun semua akan hancur, segala yang kamu kumpulkan akan pergi dan seluruh amalanmu akan tertulis dalam satu kitab yang disiapkan untuk hari perhitungan...."
"...karena sesungguhnya keburukan, meskipun hanya satu tetapi mengiringinya 10 macam hal yang tercela...
Pertama, bila seseorang melakukan dosa berarti ia telah membuat Allah SWT murka sedang Allah Maha Berkuasa atasnya...
Kedua, ia telah menjadikan iblis bersuka ria...
Ketiga, ia telah menjauh dari surga...
Keempat, ia telah mendekat ke neraka...
Kelima, ia telah menyakiti sesuatu yang paling ia cintai, yaitu dirinya...
Keenam, ia telah mengotori jiwanya yang sebelumnya suci...
Ketujuh, ia telah menyakiti malaikat yang mengawasinya...
Kedelapan, ia telah membuat Nabi SAW bersedih didalam kuburnya...
Kesembilan, ia telah mempersaksikan langit dan bumi atas kemaksiatannya...
Kesepuluh, ia telah mengkhianati semua manusia serta Tuhan semesta alam...."
Astaghfirullahaladzim... saya pun tak kuasa melanjutkan bacaan.. tak terasa juga pipi membasah.. makin terasa bahwa diri ini hina dan lemah di hadapan-Nya.. Rabbana..zhalamna anfusana... Ya Allah ampuni dosa-dosa hamba...
Lebih ga nyangka lagi ketika saudara saya anggota tim alpha, menangis dengan terisaknya disebelah.. Ya Allah, padahal dosanya lebih banyak saya, mengapa bisa reaksi saya biasa saja... memang disini kualitas iman yang berbicara, ketakutan saudara saya kepada Allah JAUH melebihi saya...
Lebih teduh lagi ketika saudara saya yang satu lagi menentramkan hati dan mengingatkan bahwa tangisan karena takut Allah dapat memadamkan api neraka.. amiin ya Allah..
Luar biasa... kurang apalagi saya ketika dianugrahkan Allah dua sahabat seperti mereka. Ded, dim, ane cinta kalian karena Allah. Semoga kita bisa menjadi saudara di dunia dan di akherat. Alhamdulillah ya Allah saya dipertemukan dengan mereka...
Allahuma innaka ta'lam anna haazihil qulub.
Fawatstsiq Allahuma rabithataha...
Nah, salah satu budaya tim alpha sebelum memulai rapat adalah, masing-masing anggota memberikan nasihat kepada anggota yang lain. Bisa berupa nasihat agama, bisa juga nasihat bisnis. Pokoknya intinya sampaikan walau satu ayat.
Baru setelah masing-masing memberikan nasihat, masing-masing anggota tim menjabarkan ide-idenya secara bebas dalam rangka meningkatkan margin tim alpha secara umum. Setelah di kumpulkan idenya dan di kritisi, baru deh kita mulai rapat...
Rapat tadi malam agak beda. Kebetulan seharian saya kelelahan survey mencari lokasi futsal. Jadinya tidak mempersiapkan nasihat yang akan saya berikan. Jadi ya saya baca buku aja buat dibacakan. Buku itu penulisnya langsung Ibnul Jauzy judulnya lautan air mata. Kebetulan akhir-akhir ini saya kok sering lalai.. jadi kayaknya perlu nih ngeluarin air mata..
Saya kutipkan dari buku tersebut...
"Saudaraku, sampai kapankah kamu menunda-nunda amalan? Sampai kapankah kamu menambah impian? Sampai kapankah kamu terpedaya oleh kesempatan yang diberikan? Sampai kapankah kamu tidak mengingat datangnya kematian? Semua hasil usahamu hanyalah untuk tanah. Apa yang dibangun semua akan hancur, segala yang kamu kumpulkan akan pergi dan seluruh amalanmu akan tertulis dalam satu kitab yang disiapkan untuk hari perhitungan...."
"...karena sesungguhnya keburukan, meskipun hanya satu tetapi mengiringinya 10 macam hal yang tercela...
Pertama, bila seseorang melakukan dosa berarti ia telah membuat Allah SWT murka sedang Allah Maha Berkuasa atasnya...
Kedua, ia telah menjadikan iblis bersuka ria...
Ketiga, ia telah menjauh dari surga...
Keempat, ia telah mendekat ke neraka...
Kelima, ia telah menyakiti sesuatu yang paling ia cintai, yaitu dirinya...
Keenam, ia telah mengotori jiwanya yang sebelumnya suci...
Ketujuh, ia telah menyakiti malaikat yang mengawasinya...
Kedelapan, ia telah membuat Nabi SAW bersedih didalam kuburnya...
Kesembilan, ia telah mempersaksikan langit dan bumi atas kemaksiatannya...
Kesepuluh, ia telah mengkhianati semua manusia serta Tuhan semesta alam...."
Astaghfirullahaladzim... saya pun tak kuasa melanjutkan bacaan.. tak terasa juga pipi membasah.. makin terasa bahwa diri ini hina dan lemah di hadapan-Nya.. Rabbana..zhalamna anfusana... Ya Allah ampuni dosa-dosa hamba...
Lebih ga nyangka lagi ketika saudara saya anggota tim alpha, menangis dengan terisaknya disebelah.. Ya Allah, padahal dosanya lebih banyak saya, mengapa bisa reaksi saya biasa saja... memang disini kualitas iman yang berbicara, ketakutan saudara saya kepada Allah JAUH melebihi saya...
Lebih teduh lagi ketika saudara saya yang satu lagi menentramkan hati dan mengingatkan bahwa tangisan karena takut Allah dapat memadamkan api neraka.. amiin ya Allah..
Luar biasa... kurang apalagi saya ketika dianugrahkan Allah dua sahabat seperti mereka. Ded, dim, ane cinta kalian karena Allah. Semoga kita bisa menjadi saudara di dunia dan di akherat. Alhamdulillah ya Allah saya dipertemukan dengan mereka...
Allahuma innaka ta'lam anna haazihil qulub.
Fawatstsiq Allahuma rabithataha...
Yang Muda Yang Wirausaha, Gimana mulainya?
Dalam beberapa kesempatan seringkali saya ditanya tentang bagaimana cara memulai usaha. Atau diminta tips gimana caranya biar bisa menikmati financial freedom.. reaksi pertama saya, lho.. apa pantes saya ditanya beginian? saya masih jauh dari standar kelayakan orang berkategori sukses.. tapi ya apa mau dikata, karena maksa ya akhirnya saya cuma share pengalaman aja.
Masalah Luck
Ada yang berpendapat bahwa sukses atau tidak sukses adalah karena faktor luck atau keberuntungan. Saya sendiri tidak sepenuhnya setuju tapi juga tidak sepenuhnya menolak. Bagi saya Sukses itu adalah keberuntungan untuk orang-orang yang berikhtiar/berusaha. Sama seperti dahulu kita mengikuti ujian negara (umptn/sipenmaru/spmb), orang-orang yang lulus pada saat itu adalah orang-orang yang belajar dengan giat ditambah sedikit keberuntungan. Ingat, penekanannya adalah belajar dengan giat. Jadi intinya, kita boleh berharap faktor keberuntungan hanya ketika kita sudah berusaha/ikhtiar.
Apapun bisa kita jual!
Pernah ada pertemuan para marketer-marketer handal di seluruh dunia. Kemudian salah satu yang terhebat menjadi pembicara ditengah-tengah mereka. Orang itu berkata, "saya akan memberikan pertanyaan yang jika ada salah satu diantara kalian bisa menjawab, maka saya akui bahwa anda lebih hebat dari saya". Hingga satu minggu lebih pertanyaan nya tidak bisa terjawab, bahkan mungkin sampai bertahun-tahun tidak akan ada yang sanggup menjawabnya. Pertanyaan yang simple, "Coba cari satu barang yang tidak bisa dijual!"......
Cerita diatas hanya ingin menggambarkan bahwa apapun bisa kita jual. Namun masih banyak pendekatan lain agar yang kita jual itu menghasilkan manfaat atau hasil yang lebih..
Awali dari Mimpi...
Semua berawal dari mimpi. Pastikan bahwa kita memahami motivasi kita memilih jalan menjadi pengusaha. Apakah sekedar ikut-ikutan, atau memang pilihan hidup
Mulai dari yang kita suka dan kita tahu
Kata orang, jika ingin memenangkan pertarungan kita harus mengenali diri dan lawan. Soalnya namanya usaha, apalagi masih merintis, pasti banyakan duka-nya daripada suka-nya. Beda kalau kita memang suka. Misalkan hobi saya adalah ikan hias, maka dulu saya memulainya dari ikan hias. Enaknya bisnis yang disambi oleh hobi adalah ketika omzet atau penjualan sedang menurun (bahkan merugi) kita masih bisa bertahan dan hanya menganggap bahwa hal tersebut adalah bagian dari "perjuangan". Penekanannya adalah kita dengan mudah masih bisa bertahan...
Cermati Pasar!
Istiliah lain dari pengusaha adalah pedagang, atau penjual. Ingat, penjual bukan pembeli. Memang dalam prosesnya, kita pun membeli barang dari supplyer untuk kemudian dijual. Tapi kenapa kita disebut penjual?? sangat mudah! karena untuk menjual itu jauh lebih besar perannya dari sekedar membeli. saya permudah, jika kita jual sesuatu, pastikan ada yang beli! kalo bahasa ekonomi nya pastikan ada demand. Lebih baik lagi jika kita memilih bisnis yang tren-nya cenderung mengalamai penaikan, bukan penurunan. Lebih sempurna lagi jika kita bisa memastikan bahwa ada yang mau berlangganan dengan kita.
Bunuh Rasa Malu
Tentu saja rasa malu yang positif. Selalu ingat prinsip, bahwa kita hanya malu ketika melakukan perbuatan yang melanggar aturan agama. Yang malu itu harusnya para pejabat korup, bukan para penjual bakso keliling. Yang malu itu harusnya yang nilep BLBI, bukan pedagang asongan atau pemungut sampah. mindset seperti ini yang harus kita bentuk.
kembali ke peran kita sebagai penjual. Menjual adalah hal paling penting dalam berbisnis. Maka dari itu, hapus rasa malu kita untuk menjual produk kita sebanyak-banyaknya. Kalau perlu kita turun langsung sebagai tenaga penjualan. Misalnya, kita mau buka warnet, ya ga usah malu kita latihan jadi operator warnet. Kita bikin pabrik makanan ikan, ga usah malau nawarin produk ke toko-toko atau farm ikan yang ada. Kita bikin konveksi, ya ga usah malu nawarin baju-baju kita ke tetangga.
Pada poin ini lah saya sering menemukan teman-teman saya yang "berguguran" karena memiliki mindset yang salah tentang rasa malu...
Racik Strategi yang Apik
Baru deh kita bahas strategi. Misalnya strategi marketing. Inget kata pak Hermawan Kertajaya bahwa strategi marketing pada intinya cuma tiga, positioning, product differentiation, branding. Hehehe... cari-cari sendiri deh buat yang ga tau istilah diatas. Setelah itu bikin business plan, dan inget, untuk yang baru mulai usaha, jangan menggunakan modal yang berasal dari utang. Jual aja semua yang kita punya, nah mulai dari yang ada. Jangan lupa untuk coaching. Ga mesti bayar kok, bisa aja kita cari figur yang kita anggap lebih berpengalaman untuk tempat kita konsultasi. Kan lumayan bisa gratis hehehhe.. jangan lupa juga ikut komunitas-komunitas yang berhubungan dengan bisnis kita. Berguna banget tuh.
Just Action!
Mulailah! nah di poin ini juga banyak sekali teman-teman saya yang berguguran. Banyak yang berani berencana tapi tidak cukup berani untuk memulai. Untuk mengobati penyakit ini gampang saja.. Coba aja kita buat mimpi-mimpi hidup kita 5 tahun, 10 tahun, bahkan hingga 30 tahun kedepan. Jabarkan lebih detail! dan kita akan semakin paham, semakin kita menunda, semakin lama pula mimpi-mimpi itu tiba. so, just start it!
Terakhir : Kontrol dan Maintain!
Jangan terlena. Biasanya ada istilah keberuntungan pemula. Omzet diawal bisa saja drastis. Tapi jangan lupa ciptakan sistem kontrol yang baik. Poin ini lah yang membedakan antara pengusaha yang langgeng, dengan pengusaha yang ikut-ikutan. Banyak juga yang berguguran disini. Jangan lupa juga untuk terus konsultasi dengan orang yang kita anggap tahu.
Mungkin demikian hal yang bisa saya share, semoga tulisan ini bermanfaat, dan bisa lahir pengusaha-pengusaha baru di Indonesia sehingga bisa membawa bangsa ini dari keterpurukan amiin
Masalah Luck
Ada yang berpendapat bahwa sukses atau tidak sukses adalah karena faktor luck atau keberuntungan. Saya sendiri tidak sepenuhnya setuju tapi juga tidak sepenuhnya menolak. Bagi saya Sukses itu adalah keberuntungan untuk orang-orang yang berikhtiar/berusaha. Sama seperti dahulu kita mengikuti ujian negara (umptn/sipenmaru/spmb), orang-orang yang lulus pada saat itu adalah orang-orang yang belajar dengan giat ditambah sedikit keberuntungan. Ingat, penekanannya adalah belajar dengan giat. Jadi intinya, kita boleh berharap faktor keberuntungan hanya ketika kita sudah berusaha/ikhtiar.
Apapun bisa kita jual!
Pernah ada pertemuan para marketer-marketer handal di seluruh dunia. Kemudian salah satu yang terhebat menjadi pembicara ditengah-tengah mereka. Orang itu berkata, "saya akan memberikan pertanyaan yang jika ada salah satu diantara kalian bisa menjawab, maka saya akui bahwa anda lebih hebat dari saya". Hingga satu minggu lebih pertanyaan nya tidak bisa terjawab, bahkan mungkin sampai bertahun-tahun tidak akan ada yang sanggup menjawabnya. Pertanyaan yang simple, "Coba cari satu barang yang tidak bisa dijual!"......
Cerita diatas hanya ingin menggambarkan bahwa apapun bisa kita jual. Namun masih banyak pendekatan lain agar yang kita jual itu menghasilkan manfaat atau hasil yang lebih..
Awali dari Mimpi...
Semua berawal dari mimpi. Pastikan bahwa kita memahami motivasi kita memilih jalan menjadi pengusaha. Apakah sekedar ikut-ikutan, atau memang pilihan hidup
Mulai dari yang kita suka dan kita tahu
Kata orang, jika ingin memenangkan pertarungan kita harus mengenali diri dan lawan. Soalnya namanya usaha, apalagi masih merintis, pasti banyakan duka-nya daripada suka-nya. Beda kalau kita memang suka. Misalkan hobi saya adalah ikan hias, maka dulu saya memulainya dari ikan hias. Enaknya bisnis yang disambi oleh hobi adalah ketika omzet atau penjualan sedang menurun (bahkan merugi) kita masih bisa bertahan dan hanya menganggap bahwa hal tersebut adalah bagian dari "perjuangan". Penekanannya adalah kita dengan mudah masih bisa bertahan...
Cermati Pasar!
Istiliah lain dari pengusaha adalah pedagang, atau penjual. Ingat, penjual bukan pembeli. Memang dalam prosesnya, kita pun membeli barang dari supplyer untuk kemudian dijual. Tapi kenapa kita disebut penjual?? sangat mudah! karena untuk menjual itu jauh lebih besar perannya dari sekedar membeli. saya permudah, jika kita jual sesuatu, pastikan ada yang beli! kalo bahasa ekonomi nya pastikan ada demand. Lebih baik lagi jika kita memilih bisnis yang tren-nya cenderung mengalamai penaikan, bukan penurunan. Lebih sempurna lagi jika kita bisa memastikan bahwa ada yang mau berlangganan dengan kita.
Bunuh Rasa Malu
Tentu saja rasa malu yang positif. Selalu ingat prinsip, bahwa kita hanya malu ketika melakukan perbuatan yang melanggar aturan agama. Yang malu itu harusnya para pejabat korup, bukan para penjual bakso keliling. Yang malu itu harusnya yang nilep BLBI, bukan pedagang asongan atau pemungut sampah. mindset seperti ini yang harus kita bentuk.
kembali ke peran kita sebagai penjual. Menjual adalah hal paling penting dalam berbisnis. Maka dari itu, hapus rasa malu kita untuk menjual produk kita sebanyak-banyaknya. Kalau perlu kita turun langsung sebagai tenaga penjualan. Misalnya, kita mau buka warnet, ya ga usah malu kita latihan jadi operator warnet. Kita bikin pabrik makanan ikan, ga usah malau nawarin produk ke toko-toko atau farm ikan yang ada. Kita bikin konveksi, ya ga usah malu nawarin baju-baju kita ke tetangga.
Pada poin ini lah saya sering menemukan teman-teman saya yang "berguguran" karena memiliki mindset yang salah tentang rasa malu...
Racik Strategi yang Apik
Baru deh kita bahas strategi. Misalnya strategi marketing. Inget kata pak Hermawan Kertajaya bahwa strategi marketing pada intinya cuma tiga, positioning, product differentiation, branding. Hehehe... cari-cari sendiri deh buat yang ga tau istilah diatas. Setelah itu bikin business plan, dan inget, untuk yang baru mulai usaha, jangan menggunakan modal yang berasal dari utang. Jual aja semua yang kita punya, nah mulai dari yang ada. Jangan lupa untuk coaching. Ga mesti bayar kok, bisa aja kita cari figur yang kita anggap lebih berpengalaman untuk tempat kita konsultasi. Kan lumayan bisa gratis hehehhe.. jangan lupa juga ikut komunitas-komunitas yang berhubungan dengan bisnis kita. Berguna banget tuh.
Just Action!
Mulailah! nah di poin ini juga banyak sekali teman-teman saya yang berguguran. Banyak yang berani berencana tapi tidak cukup berani untuk memulai. Untuk mengobati penyakit ini gampang saja.. Coba aja kita buat mimpi-mimpi hidup kita 5 tahun, 10 tahun, bahkan hingga 30 tahun kedepan. Jabarkan lebih detail! dan kita akan semakin paham, semakin kita menunda, semakin lama pula mimpi-mimpi itu tiba. so, just start it!
Terakhir : Kontrol dan Maintain!
Jangan terlena. Biasanya ada istilah keberuntungan pemula. Omzet diawal bisa saja drastis. Tapi jangan lupa ciptakan sistem kontrol yang baik. Poin ini lah yang membedakan antara pengusaha yang langgeng, dengan pengusaha yang ikut-ikutan. Banyak juga yang berguguran disini. Jangan lupa juga untuk terus konsultasi dengan orang yang kita anggap tahu.
Mungkin demikian hal yang bisa saya share, semoga tulisan ini bermanfaat, dan bisa lahir pengusaha-pengusaha baru di Indonesia sehingga bisa membawa bangsa ini dari keterpurukan amiin
Sabtu, 01 September 2007
Kalo bisa cashflow yang positif, ngapain jg milih negatif !
Mau buka bisnis/usaha? tapi tiap bulan nombok? wah, jadi kita yang membesarkan usaha donk! padahal kan harusnya usaha yang membesarkan kita tul gak...
Robert Kiyosaki pernah mengatakan bahwa financial freedom bisa diraih ketika passive income (inget, sekali lagi passive income, bukan sekedar income apalagi cuma salary) melebihi expenses. Ingat, tekanan nya jelas, passive income! bukan asset, apalagi liability, apalagi gengsi, prestise, nafsu dan lain sebagainya..
Jadi ketika ada tawaran atau peluang bisnis datang, pastikan Feasibility Study yang mumpuni. Jangan asal nafsu. Ungkapan-ungkapan seperti
"Yang penting coba dulu, masalah untung rugi belakangan"
"Ah judulnya gue bisa punya toko di mall. Ini suatu prestasi buat gue. Ga peduli deh nih usaha untung apa ngga"
"Feeling gue sih kayaknya bakal rame nih. Rugi-rugi diawal gapapa. Nanti juga perlahan naik penjualannya"
Sekarang misalkan kita disuruh memilih, ada suatu bisnis yang jelas-jelas menguntungkan, dan ada bisnis lain yang belum pasti keuntungannya, bahkan malah sudah pasti rugi di awal-awal pembukaan. Kita harus obyektif, dan sedikit oportunis (ya namanya juga pengusaha). Inget, jangan pernah jatuh cinta dengan obyek bisnis, tapi jatuh cinta dengan transaksinya. Misalkan kita mendapat peluang buka toko di mall, jangan kita silau dengan mall nya, tapi cermati untung-rugi nya prospek nya dll. Jika ada peluang properti, jangan pernah jatuh cinta dengan bangunan nya, tapi dengan transaksinya. Transaksi haruslah menguntungkan.
Sekali lagi, jika ada peluang yang menawarkan cashflow/passive income yang positif, itu jelas lebih baik daripada yang negatif (ya iyalah...). Semudah itu, tapi banyak dari kita yang sering terkena perangkap.
Jujur, dulu ketika saya mendapat tawaran buka toko komputer di salah satu mall, saya silau sama obyek bisnis. Kapan lagi punya toko komputer di mall?
Akhirnya saya bayar tanda jadi, dan kemudian baru bikin business plan. Ternyata menurut perhitungan saya, bisnis ini akan merugi alias cashflow negatif karena mall tersebut masuk kategori sepi. Daripada terus merugi (baca:nombok) lebih baik kehilangan uang tanda jadi saya. Bener-bener ga seberapa dibanding uang yang harus saya suntik setiap bulan nantinya. Belum lagi tenaga dan pikiran yang saya korbankan...
Mending juga usaha yang walaupun cashflow kecil, tapi jelas-jelas dapat untung dibanding cashflow yang negatif tanpa ada kejelasan kapan menjadi positifnya. Sekali lagi, jangan jatuh cinta sama obyek bisnis melainkan dengan transaksinya.
Smoga berguna
Robert Kiyosaki pernah mengatakan bahwa financial freedom bisa diraih ketika passive income (inget, sekali lagi passive income, bukan sekedar income apalagi cuma salary) melebihi expenses. Ingat, tekanan nya jelas, passive income! bukan asset, apalagi liability, apalagi gengsi, prestise, nafsu dan lain sebagainya..
Jadi ketika ada tawaran atau peluang bisnis datang, pastikan Feasibility Study yang mumpuni. Jangan asal nafsu. Ungkapan-ungkapan seperti
"Yang penting coba dulu, masalah untung rugi belakangan"
"Ah judulnya gue bisa punya toko di mall. Ini suatu prestasi buat gue. Ga peduli deh nih usaha untung apa ngga"
"Feeling gue sih kayaknya bakal rame nih. Rugi-rugi diawal gapapa. Nanti juga perlahan naik penjualannya"
Sekarang misalkan kita disuruh memilih, ada suatu bisnis yang jelas-jelas menguntungkan, dan ada bisnis lain yang belum pasti keuntungannya, bahkan malah sudah pasti rugi di awal-awal pembukaan. Kita harus obyektif, dan sedikit oportunis (ya namanya juga pengusaha). Inget, jangan pernah jatuh cinta dengan obyek bisnis, tapi jatuh cinta dengan transaksinya. Misalkan kita mendapat peluang buka toko di mall, jangan kita silau dengan mall nya, tapi cermati untung-rugi nya prospek nya dll. Jika ada peluang properti, jangan pernah jatuh cinta dengan bangunan nya, tapi dengan transaksinya. Transaksi haruslah menguntungkan.
Sekali lagi, jika ada peluang yang menawarkan cashflow/passive income yang positif, itu jelas lebih baik daripada yang negatif (ya iyalah...). Semudah itu, tapi banyak dari kita yang sering terkena perangkap.
Jujur, dulu ketika saya mendapat tawaran buka toko komputer di salah satu mall, saya silau sama obyek bisnis. Kapan lagi punya toko komputer di mall?
Akhirnya saya bayar tanda jadi, dan kemudian baru bikin business plan. Ternyata menurut perhitungan saya, bisnis ini akan merugi alias cashflow negatif karena mall tersebut masuk kategori sepi. Daripada terus merugi (baca:nombok) lebih baik kehilangan uang tanda jadi saya. Bener-bener ga seberapa dibanding uang yang harus saya suntik setiap bulan nantinya. Belum lagi tenaga dan pikiran yang saya korbankan...
Mending juga usaha yang walaupun cashflow kecil, tapi jelas-jelas dapat untung dibanding cashflow yang negatif tanpa ada kejelasan kapan menjadi positifnya. Sekali lagi, jangan jatuh cinta sama obyek bisnis melainkan dengan transaksinya.
Smoga berguna
Membandingkan Indonesia dengan Jepang
Sebagai seorang yang sangat menggemari sejarah, tentu kisah-kisah bangsa Jepang menjadi salah satu yang saya kagumi....
Dalam hati selalu berharap, di balik carut marutnya negeri ini, akan datang sebuah masa keemasan. Sama seperti carut marutnya Mekah sebelum datang kenabian, perang saudara di peradaban Cina hingga bersatunya daratan Tiongkok, hingga era Sengoku Jidai di Jepang yang ditutup oleh keberhasilan negeri matahari terbit ini di berbagai bidang.
Infrastruktur peradaban pun serba sama, kala itu Jepang adalah kumpulan dari berbagai kelompok/golongan yang sama-sama berambisi untuk menguasai Jepang. Kita mengenal clan Oda, Imagawa, Uesugi, Mori, Takeda, dll. Begitu juga bangsa ini yang terdiri dari berbagai kelompok/golongan.
Bahkan pada era Meiji, pendapat pun berbeda-beda antara kelompok pro status-quo dan kelompok reformis. Persis seperti era Indonesia sekarang ini, dimana kelompok status-quo masih ada dimana-mana, dan terus berusaha menancapkan pengaruhnya.
Pada saat itu, samurai-samurai yang berjiwa ksatria bermunculan. Samurai-samurai yang lebih mementingkan kepentingan bangsa, daripada urusan pribadi. Bahkan tak segan mengorbankan harta dan jiwanya demi kemaslahatan bangsa. Dan hebatnya, saat ini saya pun menyaksikan "samurai-samurai" versi Indonesia, yang pengorbanan nya tak kalah jauh dari Jepang era meiji. Dalam hal ini sesuai bidang saya tentunya, "samurai-samurai" pengusaha Indonesia.
Para samurai Indonesia itu berjibaku juga, mengurangi jam tidur, bekerja keras, fokus, dan ketika ditanya cita-citanya, bukan untuk dirinya sendiri melainkan dengan visi yang lebih jauh, untuk bangsa dan negaranya. Bahkan ada samurai Indonesia yang membuka unit usaha dan semua keuntungannya disumbangkan ke pendidikan. Luar biasa!! persis seperti di Era Meiji!
Kapankah kejayaan itu tiba untuk negeri tercinta ini?
Wah, saya agak kaget (campur rasa senang tentunya) ketika Chairul Tanjung bercita-cita agar di tahun 2030 Indonesia akan menjadi salah satu negara kuat. Tentu saja Chairul Tanjung tidak asal bicara, melainkan melalui perhitungan yang matang layaknya business plan :D
Bahkan beberapa teman pengusaha yang lain menyatakan keoptimisan yang sama, paling tidak 20 tahun lagi Indonesia menjadi negara nomor satu!! dahsyat!
pertanyaanya, siapkah kita?
apakah mental kita sudah layak menjadi nomor satu?
sekian
Dalam hati selalu berharap, di balik carut marutnya negeri ini, akan datang sebuah masa keemasan. Sama seperti carut marutnya Mekah sebelum datang kenabian, perang saudara di peradaban Cina hingga bersatunya daratan Tiongkok, hingga era Sengoku Jidai di Jepang yang ditutup oleh keberhasilan negeri matahari terbit ini di berbagai bidang.
Infrastruktur peradaban pun serba sama, kala itu Jepang adalah kumpulan dari berbagai kelompok/golongan yang sama-sama berambisi untuk menguasai Jepang. Kita mengenal clan Oda, Imagawa, Uesugi, Mori, Takeda, dll. Begitu juga bangsa ini yang terdiri dari berbagai kelompok/golongan.
Bahkan pada era Meiji, pendapat pun berbeda-beda antara kelompok pro status-quo dan kelompok reformis. Persis seperti era Indonesia sekarang ini, dimana kelompok status-quo masih ada dimana-mana, dan terus berusaha menancapkan pengaruhnya.
Pada saat itu, samurai-samurai yang berjiwa ksatria bermunculan. Samurai-samurai yang lebih mementingkan kepentingan bangsa, daripada urusan pribadi. Bahkan tak segan mengorbankan harta dan jiwanya demi kemaslahatan bangsa. Dan hebatnya, saat ini saya pun menyaksikan "samurai-samurai" versi Indonesia, yang pengorbanan nya tak kalah jauh dari Jepang era meiji. Dalam hal ini sesuai bidang saya tentunya, "samurai-samurai" pengusaha Indonesia.
Para samurai Indonesia itu berjibaku juga, mengurangi jam tidur, bekerja keras, fokus, dan ketika ditanya cita-citanya, bukan untuk dirinya sendiri melainkan dengan visi yang lebih jauh, untuk bangsa dan negaranya. Bahkan ada samurai Indonesia yang membuka unit usaha dan semua keuntungannya disumbangkan ke pendidikan. Luar biasa!! persis seperti di Era Meiji!
Kapankah kejayaan itu tiba untuk negeri tercinta ini?
Wah, saya agak kaget (campur rasa senang tentunya) ketika Chairul Tanjung bercita-cita agar di tahun 2030 Indonesia akan menjadi salah satu negara kuat. Tentu saja Chairul Tanjung tidak asal bicara, melainkan melalui perhitungan yang matang layaknya business plan :D
Bahkan beberapa teman pengusaha yang lain menyatakan keoptimisan yang sama, paling tidak 20 tahun lagi Indonesia menjadi negara nomor satu!! dahsyat!
pertanyaanya, siapkah kita?
apakah mental kita sudah layak menjadi nomor satu?
sekian
Langganan:
Postingan (Atom)